Sukses

Bayi Kembar Siam Ini Jalani Operasi Pemisahan Kepala

Data dari USG tak mengungkap kelainan atau indikasi kembar siam pada janin yang dikandung istri Rafiqul Islam.

Liputan6.com, Dhaka - Bayi kembar siam asal Bangladesh yang lahir dengan kondisi bagian kepala menyatu akan menjalani operasi pemisahan. Meski begitu, upaya tersebut dinilai sulit dan berpotensi berbahaya karena dapat mengancam keselamatan bayi.

Dikutip dari laman Daily Mail, Kamis (27/7/2017), tim medis dari Kota Dhaka meminta bantuan kepada para ahli medis global.

Pihak dokter mengatakan, timnya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Apakah kedua bayi perempuan berusia satu tahun itu memiliki otak yang sama atau tidak. Jika mereka memiliki satu organ otak, maka akan sangat sulit dilakukan pembedahan.

"Ini akan menjadi operasi yang sangat sensitif," ujar Ruhul Amin, kepala ahli bedah anak di Bangabandhu Sheikh Mujib Medical University yang terletak di ibu kota Dhaka.

"Tim medis juga sedang mengevaluasi kondisi kedua bayi dan tengah berupaya menghubungi pakar bedah dari seluruh dunia untuk mendapat petunjuk dan bantuan," tambahnya.

Kedua orangtua Rabia dan Rukia yang berprofesi sebagai guru sengaja datang ke Dhaka untuk mendapatkan pertolongan dari pihak medis.

Amin mengatakan, kedua bayi mungil itu dalam kondisi sehat dan menyenangkan.

Namun, pihak dokter masih membutuhkan banyak waktu untuk mempelajari kondisi mereka untuk meminimalisasi risiko kesalahan saat proses pembedahan.

Orangtua Rabia dan Rukia bahkan tak tahu jika kedua anaknya dalam kondisi kembar siam -- sebelum kelahiran. Sang ibu mengatakan, data dari USG tak mengungkap kelainan atau indikasi kembar pada janin yang ia kandung.

"Dokter hanya mengatakan bayi yang dikandung istrinya akan lahir dengan kondisi kepala yang sedikit lebih besar," ujar Rafiqul Islam, ayah Rabia dan Rukia.

Orangtua bayi kembar siam itu sengaja datang ke dokter dan meminta operasi pemisahan. Hal itu dilakukan demi kehidupan yang lebih baik bagi kedua anak perempuannya -- meski operasi tersebut berakibat fatal.

"Kebanyakan orang datang menemui Rabia dan Rukia karena merasa simpati. Tetapi, ada saja orang-orang yang menganggap kedua anak saya sebagai lelucon. Dan hal ini tak dapat saya toleransi," ujar Rafiqul.

"Saya akan memercayakan nasib Rubia dan Rukia kepada Allah SWT dan ahli bedah demi masa depan kedua bayi saya," tambahnya.

Kasus semacam ini jarang terjadi, kembar siam lahir dengan kulit dan organ dalam yang menyatu.

Banyak bayi yang lahir dalam kondisi meninggal. Apabila bertahan, maka tingkat kelangsungan hidup mereka sangat kecil, antara lima sampai 15 persen saja.

Pada tahun 2008, bayi kembar siam yang lahir di Bangladesh dilaporkan meninggal dunia karena kondisi yang kritis.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.