Sukses

Bahas Masjid Al Aqsa, Liga Arab Gelar Pertemuan Luar Biasa

Negara anggota Liga Arab akan menyelenggarakan extraordinary meeting untuk membahas situasi terkait rangkaian peristiwa di Masjid Al Aqsa.

Liputan6.com, Kairo - Negara anggota Liga Arab akan menyelenggarakan pertemuan luar biasa (extraordinary meeting) setingkat menteri pada Rabu 26 Juli 2017. Pertemuan itu ditujukan untuk membahas situasi terkait rangkaian peristiwa di Masjid Al Aqsa, Kota Lama Yerusalem.

"Terkait tegangnya situasi dalam 24 jam terakhir, munculnya proposal dari Yordania, dan dukungan dari sejumlah negara anggota Liga Arab, kami memutuskan akan melaksanakan pertemuan luar biasa setingkat menteri luar negeri pada Rabu 26 Juli 2017 siang," jelas juru bicara Liga Arab Mahmoud Afifi dalam sebuah pernyataan tertulis, seperti yang dilansir dari Sputniknews.com, Selasa (25/7/2017).

"Pertemuan itu akan mendiskusikan agresi dan sejumlah aksi yang dilakukan oleh Israel di Yerusalem serta situasi terkait dengan Masjid Al Aqsa," tambah Afifi.

Pertemuan itu juga terjadi setelah Sekretaris Jenderal Liga Arab menyatakan kecamannya terhadap sikap Israel terkait situasi di Masjid Al Aqsa. Sang sekjen juga menyatakan bahwa tindakan Tel Aviv menyulut tensi tegang terhadap bangsa Arab dan negara Islam.

"Yerusalem merupakan garis merah yang tidak dapat dilintasi oleh Arab dan muslim. Dan apa yang terjadi beberapa hari terakhir merupakan upaya (Israel) untuk memaksakan sebuah realitas baru di Kota Suci itu," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, Senin 24 Juli kemarin.

"Pemerintah Israel telah bermain api dan meningkatkan krisis besar dengan Arab dan negara Islam," tambahnya.

Pada kesempatan terpisah, agenda perhelatan pertemuan luar biasa itu juga turut disebut oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Selasa 25 Juli 2017, kala menjamu sejumlah perwakilan diplomatik negara anggota Liga Arab yang berdinas di Indonesia.

"Negara Liga Arab yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerjasama Islam) telah menyampaikan agenda bahwa mereka akan mengadakan pertemuan Special Session pada 26 Juli 2017. Pertemuan itu akan membahas terkait situasi terkini di Masjid Al Aqsa," kata Retno Marsudi saat konferensi pers, pasca-menjamu duta besar dan perwakilan diplomatik negara anggota OKI yang juga mencakup keanggotaan negara Liga Arab, di Gedung Pancasila Kemlu RI, Jakarta.

Sementara itu, OKI pun secara khusus akan melaksanakan perhelatan setingkat menteri luar negeri dengan isu pembahasan serupa. Agenda tersebut bernama Open Ended Emergency Meeting of the Executive Comitee of OIC yang akan dilaksanakan di Istanbul pada 1 Agustus 2017. Dikabarkan, Menlu RI akan menghadiri pertemuan tersebut.

Pada kesempatan yang berbeda, Mayor Jenderal Yoav Mordechai dari angkatan bersenjata Israel mengungkap bahwa Tel Aviv membuka peluang untuk dialog untuk meredakan ketegangan.

"Kami ingin menjamin agar tidak ada orang yang masuk (dalam kompleks masjid) membawa senjata dan melakukan penyerangan. Kami bersedia untuk menyediakan upaya alternatif selain pemasangan metal detector, selama solusi itu mampu mencegah serangan-serangan lain," kata Mayjen Mordechai.

Rangkaian peristiwa di Masjid Al Aqsa diawali ketika pemerintah Israel diketahui memasang metal detector dan pintu putar di depan Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.

Tindakan itu dilakukan usai insiden berdarah pada Jumat, 14 Juli 2017. Awalnya, Israel menuduh pemuda Palestina membunuh tiga polisi yang sedang berjaga di dekat masjid. Karena tuduhan tersebut, keamanan di sekitar kawasan Masjid Al-Aqsa diperketat.

Kebijakan itu memicu demonstrasi besar. Unjuk rasa rakyat muslim Palestina berujung kericuhan dengan polisi Israel yang menyebabkan 50 demonstran terluka. Empat di antara korban luka merupakan petugas medis.

Lima belas korban lain terluka karena terkena tembakan peluru karet polisi Israel. Salah satu korban luka teridentifikasi sebagai mantan Mufti Yerusalem, Sheikh Ikirima Sabri.

Kabar terbaru menyebut Israel telah memasang kamera keamanan di dekat pintu masuk ke kompleks suci di Yerusalem, yang mana di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa. Bagi umat muslim, kawasan itu dikenal sebagai kompleks al-Haram, tapi kaum Yahudi menyebutnya Temple Mount.

Ketegangan Israel dan Palestina masih tinggi menyusul serangkaian insiden kekerasan yang terjadi dalam sepekan terakhir. Dikabarkan terjadi sejumlah tindak kekerasan yang merupakan ekor dari peristiwa Masjid Al Aqsa.

Senin kemarin, seorang warga Israel ditikam oleh warga Palestina di Tel Aviv. Otoritas setempat menduga bahwa tindak kekerasan itu saling berkelindan dengan situasi di Masjid Al Aqsa.

Saksikan juga video berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.