Sukses

7 Makanan dan Minuman Ini Ternyata Mengandung Tinja serta Urine

Setiap orang pasti mengeluarkan kotoran, padat atau cair. Namun tak terbayang jika unsur tinja atau urine masuk dalam makanan.

Liputan6.com, Jakarta - Manusia di berbagai penjuru dunia ternyata menelan makanan dan minuman yang terdiri dari ampas kotoran manusia atau hewan. Bahkan ada beberapa pendapat yang menganggap hal itu sebagai sesuatu yang ramah lingkungan.

Mungkin ada benarnya, karena setiap orang pasti mengeluarkan tinja dan cara daur ulang yang mumpuni mungkin dapat mengatasi kelaparan yang masih terus terjadi.

Selain jijik, sebagian orang memandangnya langka. Misalnya kopi luwak Indonesia yang memanfaatkan hewan luwak untuk menelan biji kopi, membiarkan bulir-bulir itu berfermentasi dalam lambung luwak, lalu dikeluarkan utuh sebagai bagian dari tinja hewan.

Hasilnya adalah suatu jenis kopi termahal sedunia, harganya sekitar US$ 700 per kilogram.

Selain luwak, gajah-gajah di utara Thailand juga melakukan hal yang sama. Mereka menelan biji kopi yang kemudian mengalami fermentasi dalam lambung, lalu dikeluarkan sebagai bagian tinja gajah.

Hasil olahannya dikenal sebagai Black Ivory yang juga menjadi salah satu jenis kopi termahal sedunia.

Dikutip dari toptenz.net pada Kamis (20/7/2017), berikut ini adalah 7 produk makanan dan minuman yang berasal atau melibatkan tinja dan urine manusia dan hewan:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Hamburger

Ilustrasi hamburger. (Sumber Pixabay)

Kadang-kadang permen mengandung kaki serangga yang mungkin terikut dalam proses pembuatan. Tapi, pernah membayangkan kalau daging hamburger mungkin mengandung tinja?

Eric Schlosser menjelaskan tentang kemungkinan itu dalam buku "Explained in the book Fast Food Nation: The Dark Side of the All-American Meal". Ya, bisa saja ada kandungan tinja dalam daging hamburger.

Pihak Consumer Reports pernah menguji 300 paket daging giling yang dibeli dari 100 toko berbeda di 25 kota Amerika Serikat. Mereka mendapati bahwa 100 persen daging dalam paket itu mengandung "kontaminasi tinja."

3 dari 8 halaman

2. Sosis Tinja Bayi

Ilustrasi popok kotor. (Sumber Flickr)

Mungkin kita kaget mengetahui adanya sosis tinja bayi, tapi yang lebih mengejutkan adalah adanya berita bahwa sosis itu lumayan enak.

Tapi jangan merasa terlalu jijik. Para peneliti Spanyol menciptakan sosis itu dengan memanfaatkan 3 jenis bakteri yang ada dalam tinja bayi manusia.

Jadi, bukan benar-benar tinja bayi yang kemudian diolah menjadi makanan. Entah gagasan dari mana, tapi hasilnya tidak terlalu buruk.

4 dari 8 halaman

3. Pangan Tinja di Ruang Angkasa

Toilernya menggunakan sistem pipa hisap khusus. Lalu sisa pembuangan dikirim ke International Space Station (ISS). Berikut gambarannya.

Pada 2015, NASA menerima hibah tahun jamak hingga 2018 dengan nilai US$ 1,6 juta. Salah satu fokus penggunaan hibah adalah mencari cara mendaur ulang tinja para astronot agar menjadi bahan pangan.

Temuan seperti itu nantinya penting untuk misi angkasa ke tempat-tempat yang lebih jauh semisal perjalanan ke Mars.

Selain tinja, tentu saja telah dipikirkan caranya mendaur ulang urine dan keringat menjadi air minum, misalnya seperti proses kondensasi yang dilakukan dalam International Space Station.

Menurut Layne Cartner, penyelia subsistem air di ISS, "Rasanya seperti air kemasan botol."

Astronot Amerika Serikat (AS) bersedia meminumnya, tapi para kosmonot Rusia menolak ikut meminum air daur ulang yang juga berasal dari urine 12 tikus percobaan dalam ISS.

5 dari 8 halaman

4. Menyantap Tinja Tikus

Tikus minum alkohol sitaan di Bihar India (AFP)

Standar pangan di AS memang baik sekali, tapi tidak mungkin mencegah semua pencemar dari rantai pasokan.

Wewenang makanan dan obat-obatan AS (Food and Drug Administration, FDA) menerbitkan dokumen berjudul "Defect Levels Handbook" yang berisi penjelasan ambang batas jenis ketidaksempurnaan (defect) semisal tinja tikus, kaki serangga, jamur, dan lain-lain yang masih diperbolehkan ada dalam produk pangan.

FDA menjelaskan bahwa, "tidak praktis dari segi ekonomi" untuk memastikan pertumbuhan, proses, dan panen produk mentah pangan terbebas 100 persen dari pencemar-pencemar tersebut.

6 dari 8 halaman

5. Minuman Ttongsul Berbahan Tinja

Ttongsul, wine tradisional Korea. (Sumber Public Radio International)

Ttongsul adalah minuman tradisional Korea yang dibuat oleh Dr. Lee Chang Soo berupa wine nir-alkohol terbuat dari tinja. Ttongsul bahkan dianggap sebagai salah bentuk obat, bukan sekedar minuman.

Bahan pembuatnya adalah tinja bayi yang telah difermentasi dengan paduan arak beras. Belum diketahui alasannya orang berkesimpulan bahwa tinja bayi cocok untuk menjadi bahan wine.

7 dari 8 halaman

6. Minuman Cocktail Berbahan Urine

Ilustrasi minuman cocktail. (Sumber Pixabay)

Minuman jenis cocktail bisa juga mengundang desakan untuk kencing. Sebaliknya, urine yang dihasilkan bisa diolah menjadi minuman jenis cocktail nir-alkohol atau tanpa alkohol.

Kira-kira begitulah yang diuraikan dalam buku resep "The Complete Urine Drinkers Cocktail Guide" terbitan suatu perusahaan penjual perabot kamar mandi dari Inggris.

8 dari 8 halaman

7. Mesin Bir Pengolah Urine

Minuman bir hasil daur ulang urine di Grent University, Belgia. (Sumber Con-science)

Masih ada lagi akal-akalan mengolah urine menjadi minuman. Para ilmuwan Belgia telah menciptakan mesin  bertenaga matahari yang mengubah urine menjadi bir.

Ketika kita mengeluarkannya sebagai urine, kita pun bisa mengolahnya lagi menjadi bir dengan menggunakan mesin itu, dan demikian seterusnya.

Tentu saja prosesnya tidak sesederhana itu. Mesin temuan para ilmuwan Ghent University tersebut menggunakan tenaga matahari untuk mengubah tenaga matahari menjadi air yang kemudian diolah menjadi bir.

Jangan anggap remah temuan itu, karena teknologinya bisa dipakai di pedesaan atau tempat terpencil yang jauh dari sumber air bersih sehingga bisa menyediakan kebutuhan bagi manusia di kawasan-kawasan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini