Sukses

Bukan Manusia...Makhluk Ini Bertahan Hidup hingga Matahari Mati

Makhluk hidup yang berukuran sangat kecil disebut sebagai ilmuwan sebagai satu-satunya spesies yang bisa bertahan hingga Matahari mati.

Liputan6.com, Oxford - Suatu saat nanti, Matahari pasti mati. Pusat Tata Surya diperkirakan akan tamat sekitar 5 miliar tahun lagi. Jutaan tahun sebelum bintang itu berkembang jadi 'raksasa merah, semua manusia yang ada di Bumi dipastikan binasa. 

Namun, bukan berarti kehidupan berakhir di muka Bumi. Ilmuwan mengatakan, ada makhluk tangguh yang masih bisa bertahan -- satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup hingga Matahari mati.

Makhluk itu adalah tardigrade atau dikenal sebagai beruang air yang ukurannya sangat kecil. 

Meski kecoak dianggap sebagai salah satu makhluk paling 'bandel' -- dapat hidup meski tak memiliki kepala, namun tardigrade dapat bertahan hidup dan akan terus berkembang selama sekitar 10 miliar tahun dalam kondisi sangat ekstrem.

Tardigrade, atau dikenal dengan beruang air, merupakan organisme air yang berukuran sangat kecil. Mereka tersegmentasi, memiliki delapan kaki, mempunyai panjang 1 mm, dan merupakan salah satu makhluk paling tangguh di Bumi.

Organisme yang dapat ditemukan di seluruh dunia itu, dapat bertahan hidup di dalam tekanan ekstrem. Ia juga bisa hidup di ruang vakum antariksa selama beberapa hari dan hidup hingga 30 tahun tanpa makanan dan air.

Ketika berada dalam kondisi beku, tardigrade, makhluk tersebut memasuki keadaan yang disebut cryptobiosis. Dalam kondisi itu, proses metabolismenya akan dimatikan dan tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Hal serupa juga berlaku saat mereka berada dalam kondisi benar-benar kering. Mereka bisa berada pada keadaan tersebut sebelum dihidupkan kembali.

Dikutip dari The Telegraph, Senin (17/7/2017), peneliti dari Oxford dan Harvard University menemukan bahwa kemampuan menakjubkan tardigrade, membuat mereka dapat bertahan hidup dari bencana yang dapat melenyapkan seluruh kehidupan di Bumi.

Faktanya, kekuatan yang dapat membahayakan tardigrade, seperti asteroid, ledakan bintang -- supernova, atau radiasi sinar gamma tak akan terjadi sebelum Matahari mati.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tardigrade akan dapat terus bertahan hidup meski manusia telah tak ada di Bumi -- manusia tak dapat hidup tanpa Matahari. Selain itu, hal itu memperlihatkan bahwa tardgrade dapat hidup di planet yang paling tandus dan tak bersahabat.

"Kehidupan di planet itu dapat berlanjut dalam waktu yang lama setelah manusia hilang," ujar Dr Rafael Alves Batista dari Departemen Fisika di Oxford University, yang menambahkan bahwa ada kemungkinan bahwa beruang air itu dapat hidup di planet selain Bumi.

"Dalam konteks ini, ada kasus nyata untuk mencari kehidupan di Mars atau di wilayah lain di tata surya pada umumnya. Jika tardigrade adalah spesies Bumi paling tahan banting, barangkali ada keberadaan mereka di luar sana."

Salah satu ancaman bagi tardigrade adalah peristiwa apokaliptik yang akan menyebabkan samudra di Bumi mendidih. Namun, para ilmuwan menemukan bahwa hanya ada puluhan asteroid dan planet kerdil bermassa sesuai yang dapat menyebabkan samudra mendidik jika ia menabrak Bumi.

Selain itu, ledakan bintang yang dapat mendidihkan samudra dan bisa memusnahkan tardigrade harus berjarak 0,14 tahun cahaya. Namun, bintang terdekat baru berjarak empat tahun cahaya dari Matahari, sehingga jika meledak, hal itu tak akan membahayakan tardigrade.

Ledakan dahsyat energi elektromagnetik atau dikenal dengan semburan sinar gamma yang diduga akan terjadi jika bintang neutron bertabrakan atau lubang hitam terbentuk, dapat menjadi ancaman bagi atrdigrade. Namun, hingga saat ini tidak ada yang cukup dekat untuk menghapus spesiesnya.

"Kami menemukan meskiipun supernova terdekat atau hantaman asterodi besar dapat memusnahkan manusia, tardigrade tak dapat terdampak. Oleh karena itu, tampaknya kehidupan setelah itu berjalan, sulit untuk memusnahkan seluruhnya," kata Dr David Sloan, co-author dan Post-Doctoral Research Associate di Departemen Fisika Oxford University.

 

Simak video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.