Sukses

Nazi Bisa Menangkan Perang Dunia II Jika Melakukan 5 Hal Ini

Dari sejumlah aspek, berikut 5 cara yang bisa membuat Nazi-Jerman memenangi Perang Dunia II.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 1939, Nazi Jerman menginvasi Cekoslovakia dan Polandia dengan tujuan menyerang Uni Soviet di Eropa Timur. Dan peristiwa itu dinilai sebagai titik puncak dari awal Perang Dunia II.

Setahun kemudian, Reich Ketiga merambah ke selatan untuk menyerang kawasan utara Afrika dan ke utara untuk menduduki negara-negara Skandinavia. Pada tahun yang sama, Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Nazi Jerman) bergerak ke barat, menggilas Belanda dan Prancis, serta menghantam Inggris melalui serangkaian pengeboman via udara.

Memasuki 1941 - 1942, Nazi Jerman telah berperang ke seluruh penjuru Eropa, jauh ke timur hingga mencapai Uni Soviet, ke utara hingga Norwegia, ke selatan sampai Afrika utara, dan ke barat hingga Selat Inggris - Prancis.

Sekilas, aksi Reich Ketiga yang sukses menjangkau seluruh kawasan itu, seakan menunjukkan keberhasilan. Bahkan, saat itu, Nazi Jerman diprediksi akan benar-benar menguasai seluruh daratan Eropa.

Namun, seperti pepatah Barat katakan, 'and the rest is history, sisanya tinggal sejarah', dan Reich Ketiga berhasil ditumbangkan.

Sejumlah sejarawan menilai bahwa, pertempuran ke segala arah --juga terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama-- yang dilakukan Nazi Jerman, dianggap sebagai salah satu biang kekalahan mereka pada Perang Dunia II.

Pakar, pada masa kini, juga mengkalkulasikan bahwa, jika saja Nazi Jerman tak melakukan perang ke segala arah dan melakukan serangan terkonsentrasi, kemungkinan, mereka akan lebih efektif dalam pertempuran.

Dan itu hanya satu dari sekian banyak cara yang dapat --atau seharusnya-- dilakukan Reich Ketiga untuk memenangi Perang Dunia II. Lantas, cara lain seperti apakah yang dapat dilakukan Nazi Jerman?

Dari sejumlah aspek, berikut 5 cara yang bisa membuat Nazi-Jerman memenangi Perang Dunia II, seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari Listverse.com, Kamis (13/7/2017).

Saksikan juga video berikut ini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Menyerang Inggris Lebih Dahulu

Keputusan Adolf Hitler untuk mengirim 4,5 juta pasukan guna menginvasi Uni Soviet --yang sejatinya menandatangani pakta non-agresi-- pada 1941, dinilai sebagai salah satu faktor penyebab kekalahan Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Padahal, menurut sejarawan, jika sumber daya personel sebanyak itu dikonsentrasikan ke barat untuk menyerang Inggris, keberhasilan diprediksi justru akan dituai oleh Reich Ketiga.

Ditambah lagi, pada periode itu, sumber daya militer Britania Raya tengah mengalami keterbatasan, seperti minim persenjataan berat dan alutsista, serta konsep operasi yang tidak mumpuni. Namun, Hitler mengabaikan fakta itu dan lebih memilih mengikuti ambisinya untuk menduduki Uni Soviet.

Hal itu justru meringankan beban Inggris. Karena, sejumlah sumber daya militer Nazi Jerman yang digunakan untuk menyerang Britania Raya, direlokasi untuk menginvasi Uni Soviet yang berlangsung lama.

Momentum itu dimanfaatkan oleh Inggris untuk menyusun kembali kekuatan tempur mereka dan berhasil melakukan re-mobilisasi untuk menyerang Nazi Jerman di penghujung Perang Dunia II.

 

3 dari 6 halaman

2. Tidak Menyatakan Perang dengan Amerika Serikat

Kesalahan inilah yang membuat sekitar 156.000 pasukan Sekutu yang didominasi oleh Amerika Serikat dan Inggris melakukan pendaratan di Pantai Normandia pada 1944. Tindakan itu jugalah yang membuat ratusan pesawat tempur dan pengebom AS menyerang kawasan Nazi Jerman di Eropa Barat.

Dan jika saja Nazi Jerman tidak menyatakan perang pada Negeri Paman Sam, pendaratan Normandia mungkin hanya dilakukan oleh Inggris --atau bahkan tidak dilaksanakan sama sekali--, dan operasi udara di Eropa Barat tidak dioperasikan. Hasilnya, mungkin saja, Adolf Hitler berhasil memenangi Perang Dunia II.

Pendaratan dan operasi terjun payung besar-besaran di Normandia membuka peluang bagi pasukan Sekutu AS - Inggris untuk merebut kembali Prancis dari pendudukan Nazi Jerman. Keberhasilan merebut Prancis dan kemudian Belanda, membuka jalan bagi Sekutu untuk menduduki Deutschland barat pada 1945.

Tak hanya itu, keterlibatan AS membendung Nazi Jerman di Afrika utara dan Italia, turut melemahkan kekuatan tempur Nazi Jerman beserta Poros, di sepanjang Perang Dunia II.

 

4 dari 6 halaman

3. Meminta Bantuan Jepang

Ketidakefektifan Nazi Jerman untuk meminta bantuan Jepang dalam proses invasi Uni Soviet, dianggap sebagai salah satu kesalahan besar. Pasalnya, jika sejumlah pasukan Negeri Sakura turut ikut menyerang Negeri Tirai Besi dari Timur, hal itu akan memecah konsentrasi Tentara Merah (militer Soviet) dan membuat mereka melakukan perang dua arah.

Ditambah lagi, berdasarkan laporan sejarah, divisi Siberia Tentara Merah yang berbasis di Uni Soviet barat, merupakan pasukan yang dianggap membuat Wehrmacht kewalahan di Stalingrad dan Leningrad.

Jika Jepang terlibat, divisi Siberia mungkin akan dikerahkan untuk membendung Negeri Sakura di timur. Dan hal itu mungkin akan membuka peluang kesuksesan Nazi Jerman untuk menduduki Moskow.

 

5 dari 6 halaman

4. Menyerang Dunkirk

Pada tahun 1940, Serangan Kilat (blitzkrieg) pasukan Nazi Jerman berhasil melululantakkan dataran Eropa. Hasilnya, Polandia, Norwegia, Denmark, Belanda, Luksemburg, dan Belgia berhasil direbut oleh pasukan Adolf Hitler dalam kurun waktu yang cukup cepat.

Prancis jadi salah satu negara yang diambang jatuh ke tangan Nazi Jerman saat salah satu kota di Prancis yang dianggap vital dari segi strategi militer hendak direbut oleh pasukan Wehrmacht (angkatan darat Nazi Jerman). Kota itu adalah Dunkirk.

Saat Wehrmacht hendak tiba di Dunkirk pada 1940, Adolf Hitler memerintahkan secara langsung agar pasukan Nazi Jerman menunda serangan ke kota pelabuhan di pinggir perbatasan Prancis itu.

Padahal Panglima Nazi Jerman Herman Goering berujar bahwa pasukan udara Luftwaffe mampu dengan cepat membombardir kota yang menampung 300.000 pasukan Sekutu dan dengan mudah mengambil-alih kekuasaan Dunkirk ke tangan Hitler.

Tak dinyana, hal itu diketahui dan dimanfaatkan dengan baik oleh pasukan Sekutu. Sekitar 300.000 pasukan dan alutsista penting berhasil dievakuasi dari Dunkirk dalam rentang waktu singkat, menandai keuntungan besar bagi Inggris pada tahap Perang Dunia II selanjutnya.

Jika saja Nazi Jerman memutuskan untuk menyerang Dunkirk ketimbang menundanya, 300.000 pasukan Sekutu mungkin akan berhasil diporak-porandakan oleh Wehrmacht. Dan keuntungan berbalik ke tangan Adolf Hitler.

 

6 dari 6 halaman

5. Bersabar

Kesalahan Nazi Jerman yang dinilai paling fatal adalah, keputusan untuk menyulut perang global, ketika sumber daya militer mereka belum mencapai tingkatan yang mumpuni. Dan contoh paling utama adalah bahwa mereka tidak memiliki alutsista maritim yang optimal.

Di kala Amerika Serikat sudah memiliki kapal induk, Nazi Jerman belum memiliki hal itu. Di saat Negeri Paman Sam telah memproduksi ratusan ribu tank M4 Sherman, Deutschland hanya memiliki puluhan ribu tank Tiger.

Sementara itu, alutsista angkatan udara Nazi Jerman hanya terbentuk sekitar empat tahun. Sementara negara Sekutu telah memproduksi pesawat tempur dan pengebom jauh sebelum Reich Ketiga membuat burung besi.

Andai saja Nazi Jerman menunda menyulut pertempuran untuk setidaknya, satu dekade, atau ketika seluruh sumber daya militer mereka telah benar-benar mumpuni, Perang Dunia II mungkin akan dimenangkan oleh Reich Ketiga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.