Sukses

Soal Rudal Korut, China Tolak Tuduhan Amerika Serikat

Menlu China menolak klaim AS yang kerap menganggap Tiongkok sebagai negara yang bertanggung jawab tunggal dalam polemik rudal Korut.

Liputan6.com, Beijing - Selama beberapa bulan terakhir, Amerika Serikat kerap kali mendesak China secara khusus agar proaktif dalam upaya menekan program rudal Korea Utara yang kian hari terus berlanjut. Namun, Tiongkok menolak desakan tersebut, dan berdalih agar negara lain--termasuk AS--harus turut bertanggung jawab dalam polemik rudal Korut.

Penolakan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang, dalam konferensi pers, pada Selasa 12 Juni 2017. Demikian seperti diwartakan oleh Asian Correspondent, Rabu (12/7/2017).

Menlu Geng Shuang menyampaikan hal tersebut ketika ditanya oleh pers mengenai sikap China dalam menghadapi desakan yang datang dari AS, Jepang, dan Korea Selatan terkait isu Korut.

"Baru-baru ini, beberapa pihak, membicarakan isu nuklir Korea Utara dan melebih-lebihkannya dengan bumbu-bumbu 'teori kebertanggung-jawaban China' terhadap isu tersebut," ujar Geng Shuang, tanpa menyebut detail nama negara yang mendesak Tiongkok.

"Saya pikir, hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak memahami secara mendalam, atau mungkin memiliki motif tersembunyi dalam mengelola isu tersebut guna menggeser pertanggungjawaban ke China," tambahnya.

Sang menteri juga meminta agar negara lain tak sekadar mendesak China, tetapi juga turut melakukan peran konstruktif guna menghadapi isu tersebut.

"(Mereka) meminta pihak lain untuk berperan dalam hal tersebut, namun mereka sendiri tidak melakukan apa-apa. Dikhianati seperti itu tidaklah baik," tambah sang menteri.

Sejak Korea Utara menggencarkan tes rudalnya selama beberapa waktu terakhir--dan memicu tensi tegang di Semenanjung Korea--, China secara konsisten meminta agar Pyongyang menghentikan aktivitas tersebut.

Akan tetapi, Negeri Tirai Bambu juga menjelaskan bahwa, kadang-kala, AS, Jepang, dan Korsel turut kerap berkontribusi menyulut tensi di kawasan dengan latihan militer gabungan mereka.

China juga mengutarakan ketidaksukaannya terhadap langkah AS yang menanam sistem pertahanan udara anti-rudal Korut di Korsel. Tiongkok berdalih, sistem THAAD itu dapat mengganggu keamanan operasi militer mereka.

Selain itu, Beijing juga dilaporkan menyatakan keberatannya atas sanksi yang dijatuhkan Washington DC terhadap sejumlah entitas perbankan asal China.

Di sisi lain, Kementerian Keuangan AS berdalih bahwa entitas Tiongkok itu kerap berperan menjadi "pipa penghubung" untuk membantu Korut dalam sejumlah aktivitas finansial ilegal.

"Setiap orang harus bertanggung jawab dengan cara yang benar, yakni mengupayakan resolusi perdamaian melalui dialog. Dan 'teori kebertanggungjawaban China' terhadap isu nuklir di kawasan Semenanjung Korea, harus dihentikan," jelas Menlu Geng Shuang.

Saksikan juga video berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Negara yang terletak di Asi Timur. Negara ini dikenal dengan pemerintahannya yang otoriter
    Negara yang terletak di Asi Timur. Negara ini dikenal dengan pemerintahannya yang otoriter

    Korea Utara

  • Amerika Serikat adalah salah satu negara republik konstitusional federal di Benua Amerika
    Amerika Serikat adalah salah satu negara republik konstitusional federal di Benua Amerika

    Amerika Serikat