Sukses

Meski Menang Atas ISIS, Pertempuran Tentara Irak Terus Belanjut

Berkaca pada Perang Irak, AS memilih tak menerjunkan pasukan angkatan darat dalam jumlah besar untuk merebut Mosul.

Liputan6.com, Mosul - Meski Irak telah berhasil merebut kembali kota Mosul dari cengkeraman ISIS, peperangan sejumlah titik di wilayah itu masih berlanjut.

Pertempuran masih terjadi di area pinggiran Mosul. Serangan udara koalisi ke target-target ISIS juga terus dilakukan.

Dilansir dari laman Voice of America, Selasa (11/7/2017), para tentara Irak menggambarkan pertempuran terakhir untuk merebut Mosul dari ISIS adalah yang paling brutal. 

Sementara itu, warga Mosul berkumpul, menyambut dengan suka cita kemenangan pasukan pemerintah yang berhasil merebut sebagian besar wilayah kota.

Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi belum secara resmi menyatakan kemenangan pihaknya atas Mosul. Meski demikian ia memberikan ucapan selamat pada para tentara atas kerja keras mereka.

"Kami sangat gembira bisa melihat kehidupan warga bisa kembali normal," kata dia dalam dalam pernyataan yang dirilis kantor perdana menteri, seperti dikutip dari CNB News, Senin (10/7/2017).

"Itu bisa terjadi berkat pengorbanan para pejuang yang heroik."

Keberhasilan Irak untuk merebut kembali Mosul dari cengkeraman ISIS tak lepas dari strategi jitu Amerika Serikat, tepatnya presiden ke-44, Barack Obama.

Pemerintah AS di bawah komando Obama tak henti-henti melakukan serangan udara yang dikombinasikan dengan latihan dan pengarahan kepada pasukan proxy lokal untuk memenangkan misi tersebut.

Berkat hal tersebut, pejabat Pentagon menyampaikan bahwa upaya tersebut terlihat jelas. Pasukan Irak telah menjelma menjadi tentara yang tangguh.

Perwira militer senior Amerika Serikat yang dikirim ke Irak pada periode 2015-2016 mengatakan, pelatihan tersebut dapat dikatakan sukses. Berarti pasukan militer Irak sangat menguasai segala hal tentang wilayahnya dan bertekat kuat untuk menguasai negaranya kembali. Demikian dilansir dari laman News.com.au.

Di saat ISIS menyerang dan merebut wilayah Mosul pada 2014, pasukan Irak berada di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Nouri Al-Maliki dan dapat dikatakan upayanya masih lemah.

Kebanyakan dari mereka akan berbalik dan lari jika menghadapi musuh, tanpa melakukan perlawanan. Hal tersebut jelas merugikan karena senjata dan kendaraan yang disediakan AS akan tertinggal begitu saja.

"Namun situasi kini berbeda. Mereka menakjubkan. Bahkan pihak ISIS terkejut melihat perkembangan dan pergerakan cepat yang dilancarkan oleh tentara Irak," ujar perwira senior AS tersebut.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.