Sukses

Makan Malam KTT G20, Melania Trump Duduk di Samping Putin

Istri Donald Trump, Melania Trump, duduk di samping Vladimir Putin dalam acara makan malam KTT G20.

Liputan6.com, Hamburg - Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu untuk pertama kalinya pada 7 Juli 2017 waktu setempat di tengah KTT G20 yang diselenggarakan di Hamburg, Jerman.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu, keduanya membahas berbagai isu, termasuk dugaan peretasan Rusia dalam Pilpres AS 2016.

Selain membahas soal dugaan peretasan Pilpres AS, Trump dan Putin juga membicarakan beberapa hal lain, termasuk perang di Suriah, terorisme, dan keamanan dunia maya.

Pada malam harinya, Putin duduk di samping istri pemimpin AS itu, Melania Trump, dalam acara makan malam yang bersama dengan para pemimpin dan pasangan negara anggota G20.

Dikutip dari Daily Mail, Sabtu (8/7/2017), Melania merupakan Ibu Negara AS yang besar di Slovenia. Ia bisa beberapa bahasa, termasuk bahasa Jerman, di mana Putin juga bisa berbahasa itu.

Namun, tak jelas apa yang dibicarakan Putin dan Melania.

Dalam acara tersebut, para pemimpin dan pasangannya dipisahkan tempat duduknya. Sementara Melania bersanding dengan Putin, Trump duduk di samping istri Presiden Argentina, Juliana Awada.

Dalam acara makan malam KTT G20 2017 di Hamburg, Jerman, para pemimpin dan pasangannya dipisahkan tempat duduknya. (AFP)

Sebelum menghadiri makan malam, para tamu Kanselir Jerman Angela Merkel itu disuguhi dengan 9th Symphony karya Ludwig van Beethoven, dengan harapan bisa menyebarkan visinya dengan himne untuk kemanusiaan, perdamaian, dan pemahaman internasional.

Menurut CNN, Merkel memilih sendiri simfoni yang digubah pada 1824 itu -- yang merupakan bagian penting dari budaya Jerman.

Suguhan terakhir adalah lagu "Ode to Joy" yang dibawakan paduan suara, di mana liriknya ditulis oleh penyair Friedrich Schiller. Lagu tersebut telah lama dipandang sebagai seruan untuk persatuan dan keadilan.

Namun, menjelang pembukaan KTT yang membahas persoalan ekonomi dan isu-isu strategis itu, demonstrasi ricuh terjadi.

Polisi dilaporkan terpaksa menggunakan gas air mata dan semprotan merica untuk membubarkan massa yang menggelar aksi di dekat lokasi pertemuan KTT G20 pada 6 Juli malam waktu setempat.

Sebelumnya, para demonstran menyerang polisi dengan melemparkan botol dan batu bata. Menurut laporan Independent, jumlah anggota polisi yang terluka akibat peristiwa itu mencapai 76 orang.

Ribuan pemrotes datang dari seluruh wilayah Eropa. Mereka berpendapat, KTT G20 gagal menyelesaikan sejumlah masalah yang mengancam perdamaian dunia.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.