Sukses

RI Sesalkan Peluncuran Misil Antar-Benua Korut

Pemerintah Indonesia menyatakan, peluncuran misil Korut menyalahi resolusi Dewan Keamanan PBB.

Liputan6.com, Jakarta - Uji coba terbaru rudal balistik antar-benua (ICBM) yang dilakukan Korea Utara mengundang keprihatinan dunia. Pemerintah Indonesia menyayangkan tindakan tersebut.

Melalui Kementerian Luar Negeri, pemerintah menyatakan, seharusnya Korut tidak melakukan aksi tersebut dan lebih menahan diri untuk bertindak.

"Indonesia sangat menyesalkan uji coba peluncuran rudal yang dilakukan oleh Korea Utara pada tanggal 4 Juli 2017 yang tidak sejalan dengan semangat untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia," sebut keterangan pers Kemlu, Rabu (5/7/2017).

Kemlu menyatakan, uji coba itu telah menyalahi resolusi DK PBB. Khususnya resolusi 2270 (2016), 2321 (2016) dan 2356 (2017).

"Indonesia mendesak Korea Utara agar sepenuhnya memenuhi kewajiban internasionalnya, termasuk melaksanakan sepenuhnya resolusi-resolusi DK PBB dan mengimbau semua pihak untuk menahan diri guna menghindari munculnya ketegangan di kawasan," papar keterangan resmi tersebut.

Indonesia menegaskan, stabilitas di semenanjung Korea sangat penting artinya. Oleh sebab itu, pemerintah mengajak semua negara untuk berkontribusi terhadap penciptaan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.

Pyongyang, yang kembali jadi sorotan global, mengonfirmasi kesuksesan peluncuran misil ICBM.

Pemimpin tertinggi Kim Jong-un, menyebut peluncuran tersebut merupakan "hadiah" bagi Amerika Serikat (AS).

"AS telah berupaya menguji niat kami dan mengacuhkan peringatan dari kami," sebut Jong-un, kepada kantor berita Korut, KCNA seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (5/7/2017).

"Si kurang ajar AS tidak akan senang dengan hadiah yang kami kirimkan pada perayaan 4 Juli (Hari Kemerdekaan AS)," jelas Jong-un.

Uji coba misil baru Korut ini mendapat kecaman AS. Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan, situasi keamanan dunia tidak akan kondusif jika Korut terus melakukan provokasi seperti ini.

"Tindakan ini menandai eskalasi ancaman baru bagi dunia," sebut Tillerson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini