Sukses

Stephen Hawking: Donald Trump Bisa 'Mengubah' Bumi Jadi Venus

Stephen Hawking menyebut bahwa keputusan Donald Trump untuk hengkang dari kesepakatan iklim Paris dapat mengancam Bumi

Liputan6.com, Cambridge - Ilmuwan terkemuka Stephen Hawking mengatakan bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk hengkang dari kesepakatan iklim Paris dapat menyebabkan situasi yang tak dapat diperbaiki.

Hawking mengatakan, tindakan tersebut dapat mengubah Bumi menjadi planet panas raksasa seperti Venus.

Profesor asal Inggris itu juga mengkhawatirkan adanya agresi antarmanusia, sebagai dampak perubahan iklim. Menurutnya, harapan terbaik untuk bertahan hidup adalah tinggal di planet lain.

Hal itu ia ungkapkan kepada BBC dalam wawancara yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-75.

Selama berpuluh-puluh tahun berkarya di bidang ilmu pengetahuan, Hawking telah menginspirasi generasi yang lebih muda untuk mempelajari sains.

Namun, dalam beberapa kesempatan wawancara akhir-akhir ini, ia kerap mengutarakan kekhawatirannya akan masa depan spesies manusia. Kekhawatiran itu khususnya diutarakan atas keputusan Presiden Trump untuk menarik diri dari kesepakatan Paris yang bertujuan untuk mengurangi tingkat CO2 dalam atmosfer.

"Kita telah mendekati titik kritis di mana pemanasan global menjadi tidak dapat diubah lagi. Tindakan Trump bisa mendorong Bumi berubah menjadi Venus, dengan suhu dua ratus lima puluh derajat, dan hujan asam sulfat," ujar Stephen Hawking seperti dikutip dari BBC, Senin (3/7/2017).

"Perubahan iklim adalah salah satu bahaya besar yang kita hadapi, dan ini adalah salah satu yang dapat kita hindari jika kita bertindak sekarang. Dengan menolak bukti perubahan iklim dan hengkang dari Perjanjian Iklim Paris, Donald Trump dapat menyebabkan kerusakan lingkungan terhadap planet kita, alam, diri sendiri, dan anak-anak kita," jelas dia.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, juga menyoroti potensi risiko jika batas atas kenaikan suhu telah dilewati.

"Tingkat perubahan iklim tertentu yang cukup memicu titik kritis (ambang perubahan mendadak dan tidak dapat diubah) hingga kini belum pasti, namun risiko yang terkait sistem Bumi atau keterkaitan sistem manusia dan alam, meningkat seiring dengan naiknya suhu," tulis IPCC dalam Laporan Penilaian Kelima.

Hawking mengaku pesimistis ketika ditanya apakah kita dapat menyelesaikan masalah lingkungan dan konflik antarmanusia.

"Saya khawatir evolusi telah menanamkan keserakahan dan agresi yang luar biasa terhadap genom manusia. Tidak ada tanda-tanda konflik berkurang, serta perkembangan teknologi dan senjata pemusnah massal bisa membuatnya menjadi bencana. Harapan terbaik untuk kelangsungan hidup umat manusia mungkin membuat koloni independen di angkasa luar," ujar Stephen Hawking.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.