Sukses

Kisah Dramatis Pelaut Pengirim Sinyal SOS Saat Titanic Tenggelam

Harold Bride, pelaut pengirim pesan SOS, dikenang sebagai sosok pemberani. Tanpanya, seluruh penumpang di kapal itu tak ada yang selamat.

Liputan6.com, London - Ini adalah sebuah kisah dramatis seorang pelaut pemberani di Titanic. Ia adalah orang yang mengirim sinyal SOS agar para penumpang dapat diselamatkan dari kapal pesiar yang mewah itu.

Harold Bride, sang pelaut pengirim pesan darurat, dikenang sebagai sosok pemberani. Tanpanya, mungkin seluruh  penumpang di kapal itu tak ada yang bisa diselamatkan.

Bride begitu berani. Dua tahun setelah jadi kru Titanic, ia menjadi prajurit Perang Dunia Pertama yang berperang melawan kapal selam Jerman.

Dikutip dari Daily Mail pada Minggu (2/6/2017) Bride adalah operator kawat di kapal mewah itu. Ia adalah sosok yang tak kenal menyerah mengirimkan sinyal darurat SOS setelah kapal pesiar itu menabrak gunung es yang membuatnya tenggelam.

Setelah Titanic menabrak gunung es di samudera Atlantik, kapten Edward Smith, memasuki ruangan kawat dan memerintahkan Bride dan koleganya Jack Phillips untuk mengirim pesan SOS.

Keduanya bekerja dengan keras bahkan ketika air masuk ke kabin mereka. Saat itulah, sang kapten memerintahkan keduanya untuk menyelamatkan diri.

Bride kala itu masih berusia 22 tahun. Ia harus berjuang mengatasi air yang masuk ke kabin komunikasi yang telah sampai ke lehernya. Kemudian, ia tersapu ke lautan Atlantik yang dingin ketika Titanic perlahan-lahan tenggelam. Namun, ia berhasil selamat menuju sekoci yang terapung dan kemudian berhasil diselamatkan.

Dalam pernyataannya kepada penyidik Titanic, Bride berkisah bagaimana ia selamat dari insiden itu.

Dia berkata, "samar-samar di belakang saya terdengar lagu-lagu dari band. Itu adalah lagu ragtime --irama jazz yang terkenal di masa itu -- , saya tidak tahu apa."

"Saya keluar dari ruangan dan pergi ke dek, dan saya terkejut melihat perahu berisi orang-orang yang mencoba untuk menyelamatkan diri. Saya menghampiri mereka untuk membantu mendorong sekoci itu, bertepatan dengan gelombang besar menghantam dek tempat saya berdiri."

"Saya harus berpegangan di oarlock (gagang tempat dayung di kapal) dan sekoci itu terbalik, " lanjut Bride.

Dia menggambarkan bagaimana dia mendapati dirinya terjebak di bawah air di bawah perahu yang terbalik itu.

Dia menambahkan: "Bagaimana saya keluar dari bawah kapal itu, saya tidak tahu."

"Saya merasa harus lari dari kapal Titanic,"

Bride menyaksikan detik-detik tenggelamnya Titanic, yang saat itu ia gambarkan begitu indah namun mematikan.

Asap dan percikan api keluar dari corongnya. Kapal itu berangsur-angsur menukik, seperti seekor bebek yang turun untuk menyelam.

"Itu adalah pemandangan mengerikan di sekitar saya - pria berenang dan tenggelam. Yang lainnya mendekat. Tidak ada yang memberi mereka pertolongan. Perahu kami yang terbalik itu sudah dipenuhi oleh banyak yang mencoba selamat, jika menyelamatkan satu orang lagi, kami semua mati," kenangnya.

Juga di atas perahu terbalik ada perwira ke 2 Charles Lightoller - perwira berpangkat paling senior yang selamat dalam insiden itu - dan berkat peluitnya, dua sekoci lainnya menyelamatkan mereka dalam keadaan  yang menyedihkan.

Bride berhasil diselamatkan oleh RMS Carpathia, kapal yang ia kirim sinyal SOS sebelumnya.

Ia mengalami frostbite di kakinya, namun masih bekerja membantu kru Carpathia mengirim pesan korban yang selamat kepada pihak berwenang di daratan dan juga keluarga.

Setelah dirawat di rumah sakit di New York, Bride kembali ke Inggris dan melaut dua tahun kemudian.

Bersama SS Mona's Isle, kapalnya ditorpedo kapal seram Jerman dan tenggelam. Lagi-lagi Bride selamat.

Bride mendapat dua medali atas keberaniannya. Tapi, medali itu rencananya akan dijual dengan harga 8.000 pound sterling di rumah lelang Dix Noonan Webb, London.

Menurut juru bicara rumah lelang Dix Noonan and Webb, testimoni tenggelamnya Titanic dari Bride adalah kesaksian paling dramatis dari para korban selamat bencana maritim paling terkenal seantero jagad itu.

"Dia dan koleganya, Jack Phillips begitu tenang di pos mereka mengirim pesan darurat hingga titik penghabisan," kata juru bicara.

"Selamat dari kapal tenggelam adalah kombinasi keberuntungan dan keberanian. Apalagi kemudian ia kembali ke laut. Hanya segelintir pemberani yang melakukan hal itu," lanjut juru bicara rumah lelang di London.

Bride berasal dari Nunhead, London selatan. Setelah perang ia menikah dengan Lucie Downi pada 1919 dan pindah ke Glasgow di mana ia menjadi seorang salesman. Pasangan itu memiliki tiga anak.

Bride meninggal di usia 67 pada tahun 1956. Rumah lelang itu akan menjual medalinya pada 19 Juli mendatang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.