Sukses

Dokter Palsu hingga Telan Berlian, Kejahatan Aneh yang Pernah Ada

Liputan6.com, Jakarta - Ketamakan mendorong orang melakukan beragam tindak pidana dengan cara aneh dan tak masuk akal. Semua demi mendapatkan untung secara curang.

Contohnya seperti melakukan kecurangan untuk merampas benda-benda berukuran kecil, maupun yang khusus menangani barang besar seukuran Patung Liberty. Di mana para pelakunya didapati menggunakan kostum mencolok yang menjadi pusat perhatian anak-anak, misalnya penggunaan kostum Santa Claus -- untuk merampok bank.

Berikut ini sejumlah kisah kejahatan dengan cara aneh tapi ada di dunia nyata, dikutip dari wonderslist.com pada Rabu (28/6/2017): 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

1. Dokter Palsu

Ilustrasi bokong manusia. (Sumber Pixabay)

Seorang wanita transgender bernama Oneal Ron Morris didakwa menyuntikkan injeksi yang berpotensi mematikan, kepada seorang korban bernama Nathalie Johnson dari Miami, Florida.

Nathalie, si penari muda itu mengeluh tak puas dengan penampilannya sehingga memutuskan melakukan pembedahan untuk memperbesar bokong. Alih-alih mendapatkan yang sesuai impian, ia malah menjadi korban si dokter palsu.

Tak lama setelah pembedahan dengan biaya US$ 700 itu, si pasien mengalami efek samping membahayakan, termasuk nyeri di sekujur tubuhnya.

Setelah tiba di rumah sakit, diketahui bahwa ia mendapat suntikan implan yang mengandung semen, minyak mineral, dan zat pengisi ban kendaraan.

Morris si dokter palsu pun menjadi buron setelah dilaporkan Nathalie ke kepolisian. Ia kemudian diringkus pada Maret 2011, dan didakwa dengan praktik kedokteran tanpa izin.

3 dari 10 halaman

2. Pembunuhan Demi Asuransi

Ilustrasi ular beludak. (Sumber Pixabay)

Pembunuhan pasangan demi mendapatkan pertanggungan asuransi merupakan strategi yang sudah dikenal.

Biasanya, pasangan yang tetap hidup menjadi tersangka utamanya dan dengan mudah dibekuk petugas. Tapi, seorang pria bernama Robert S. James berhasil lolos dari tuduhan itu dan melakukan kejahatan curang itu lebih dari satu kali.

Pria itu adalah seorang juru pangkas rambut di Los Angeles pada 1930-an. Pada masa itu ia menikah dengan Mary Busch. Karena istrinya hamil tanpa diinginkan, mereka berencana melakukan pengguguran kehamilan tersebut.

Robert membujuk seorang teman agar menyamar menjadi seorang dokter dan keduanya bersiasat meminta si istri memasukkan dua kaki ke dalam kotak berisi 2 ekor ular beludak. Mereka menyebut cara itu sebagai suatu cara pengguguran kehamilan tanpa sakit.

Tapi wanita itu tidak meninggal sehingga Robert kemudian menenggelamkannya dalam bak mandi, lalu menyeret wanita itu ke danau dengan wajah yang dihadapkan ke dalam air. Jasad wanita itu ditemukan keesokan harinya.

Dua pria itu kemudian berbagi uang senilai US$ 14 ribu dari pertanggungan asuransi. Polisi sempat menduga kematian Mary sebagai suatu kecelakaan hingga akhirnya Robert ditangkap karena melakukan kejahatan lain.

Setelah diinvestigasi, polisi mengungkapkan bahwa pria itu melakukan kejahatan serupa. Dua korban lainnya adalah istri pertamanya dan keponakannya sendiri.

Robert James kemudian dihukum mati dengan cara digantung. Perlu waktu sekitar 10 menit hingga ia benar-benar meninggal.

4 dari 10 halaman

3. Pendeta Gadungan

Imperial Crown. (Sumber Wikimedia Commons)

Pria Irlandia bernama Thomas Blood ini berpangkat kolonel ketika memulai kejahatannya. Ia memutuskan untuk mencuri Crown Jewels yang disimpan dalam Tower of London, Inggris kala itu.

Saat beraksi, petugas jaga -- dikenal sebagai The Keeper of the Jewels -- adalah Talbot Edwards.

Suatu hari, Blood menyamar menjadi seorang pendeta dan pergi melihat Crown Jewels. Ia pun menjalin pertemanan dengan Edwards. Ia bahkan meyakinkan Edwards agar anggota keluarganya diijinkan melihat Crown Jewels.

Ternyata, yang diakui sebagai anggota keluarga adalah rekan persekongkolan Blood. Setelah membuat Edwards tak sadarkan diri dengan memukulnya menggunakan palu dan menusuknya menggunakan pedang, mereka pun beraksi menggondol barang berhatga tersebut.

Tak lama kemudian, mereka tertangkap dan diusir dari Irlandia.

5 dari 10 halaman

4. Kejahatan Berantai

Hildebrando. (Sumber Wikimedia Commons)

Hidebrando Pascoal, seorang mantan kolonel polisi militer dan politisi di Acre, Brasil, didakwa pada 2006 atas kasus peredaran narkoba, memimpin pasukan pembunuh bayaran, penculikan, penyiksaan, percobaan pembunuhan dan korupsi elektoral.

Namun demikian, selama penyidikan berlangsung kebanyakan saksi persidangan tewas terbunuh, termasuk mantan rekan sekerjanya yang ditemukan dalam kondisi termutilasi dan 2 bola mata yang tercungkil.

Seorang saksi lain diculik bersama-sama dengan 2 putranya, lalu disiksa dan dibunuh. Beberapa saksi lain dibunuh dan dilarutkan dalam cairan asam.

Hukuman yang dijatuhkan kepada Pascoal adalah 18,5 tahun penjara. Tapi, dengan adanya beberapa kasus yang masih menggantung, ia bisa saja diganjar lebih dari 100 tahun.

6 dari 10 halaman

5. Menjual Milik Orang Lain

(Sumber Wikimedia Commons untuk ranah publik)

George C. Parker adalah seorang yang piawai berjualan. Ia bahkan menjual benda-benda yang bukan miliknya.

Pada 1920-an, ia menjual beberapa bangunan penting Amerika Serikat kepada para pembeli pribumi Suku Indian. Salah satu "produk" yang dijualnya adalah The Brooklyn Bridge di New York. Jembatan itu bahkan dijualnya berkali-kali.

Ia bahkan menjual Patung Liberty, Madison Square Garden, dan Metropolitan Museum of Art dengan seluruh karya seni di dalamnya.

Tak ada kejahatan yang sempurna di dunia, ia pun akhirnya ditangkap 3 kali karena penipuan. Salah satu kasus yang dituduhkan kepadanya adalah membuahkan vonis hukuman seumur hidup.

Ia pun akhirnya menghabiskan sisa hidupnya di penjara.

7 dari 10 halaman

6. Perampok Berkursi Roda

Ilustrasi kursi roda. (Sumber Pixabay)

Pada 2008, seorang pria California bernama Peter Barry Lawrence (71) merampok sebuah bank dan sukses kabur hanya dengan mengandalkan kursi roda. Hasil jarahan saat itu hanya US$ 2.000.

Pada 2010, ketika Peter ditangkap dan dijatuhi hukuman, ia menjelaskan bahwa dirinya melakukan kejahatan agar dikembalikan ke penjara supaya mendapatkan perawatan medis yang diperlukannya.

Pria renta itu didakwa hukuman penjara selama 35 tahun. Ia pun mengakui 2 kejahatan lainnya yakni perampokan bank pada akhir 1990-an, yang dilakukannya tanpa menggunakan kursi roda.

8 dari 10 halaman

7. Perampok Rambut Pirang

Ilustrasi wanita berambut pirang. (Sumber Pixabay)

Pada 2008, seorang pria dari Florida bernama Olmer Morales mengaku telah dirampok oleh beberapa wanita yang nyaris tanpa busana.

Pada saat kejadian, ia sedang mengendarai sepeda dan diberhentikan oleh 5 wanita berambut pirang yang mengenakan pakaian jenis overall tanpa kaus atau bra. Gerombolan itu kemudian merampas US$ 100 dari saku-saku celananya.

Tapi belum ada satupun yang diringkus karena polisi tidak berhasil menemukan siapapun yang cocok dengan penjelasan Morales.

9 dari 10 halaman

8. Perampokan oleh Santa Claus

(Sumber Slide Share)

Di suatu siang pada 1927, para nasabah dan pegawai First National Bank di Texas kedatangan Santa Claus bersama 3 rekannya. Dua di antara pria pelaku adalah penjahat 'kambuhan'.

Ternyata, Marshall Ratliff adalah seorang yang dikenal di sana, sehingga ia melakukan penyamaran ketika melakukan kejahatan. Masalahnya, kostum Santa Claus malah menarik perhatian anak-anak kecil yang membuntuti ia dan rekan-rekannya.

Di dalam bank, ia tidak menanggapi teguran yang ditujukan kepada Santa Claus sementara 3 rekannya menodongkan senjata. Ketika para rekannya menakuti nasabah dan pegawai bank, Ratliff merampas uang dari teller dan memaksa satu orang lagi untuk membuka ruang penyimpan (vault).

Polisi mendapat peringatan, tapi kelompok itu meloloskan diri walaupun ditangkap tidak lama kemudian.

Pada 1928, Ratliff dijatuhi hukuman. Ia dikenali oleh seorang saksi berusia 10 tahun, Emma May Robinson.

10 dari 10 halaman

9. Menelan Berlian

Ilustrasi cincin pertunangan. (Sumber Pixabay)

Pada 2006, sebelum mengajukan lamaran kepada pacarnya, seorang pria bernama Simon Hopper mampir ke suatu toko perhiasan mewah di Dorchester dan melihat cincin berlian senilai US$ 3.500.

Harga cincin itu jauh di atas anggarannya dan ia memutuskan melakukan cara nekat untuk memperolehnya.

Hopper meminta melihat beberapa cincin lain. Ketika pegawai bernama Fred Burgess itu membalikkan badan, calon pengantin itu menelan cincin yang diinginkannya.

Ketika Burgess menanyakan cincin tersebut, Hopper mengaku telah mengembalikannya. Burgess menjadi curiga dan menghubungi polisi, dan pria itu kemudian ditahan dengan sangkaan mencoba merampok.

Polisi menggunakan alat deteksi logam untuk mengetahui keberadaan cincin dalam tubuh pelaku, tapi baru berhasil mendapatkan kembali cincin itu secara alamiah setelah 3 hari kemudian.

Burgess dijatuhi hukuman 12 minggu dalam penjara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini