Sukses

Perangi Militan, Australia Beri Pesawat Pengintai ke Filipina

Liputan6.com, Marawi - Pemerintah Australia menawarkan bantuan kepada Angkatan Bersenjata Filipina dalam upaya memerangi kelompok militan Abu Sayyaf dan Maute. Bantuan tersebut berupa dua pesawat pengintai sebagai upaya merebut kembali kota Marawi bagian Selatan.

Dikutip dari laman New York Times, Sabtu (24/6/2017) kelompok ekstremis Abu Sayyaf dan Maute berhasil merebut kota Marawi bulan lalu. Aksi kelompok teror itu memicu kekerasan dan pengusiran puluhan ribu penduduk.

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengatakan, dua pesawat pengintai akan diberikan kepada Angkatan Bersenjata Filipina sebagai bentuk dukungan pengawasan terhadap kelompok militan.

"Ancaman regional dari kelompok teroris khususnya dari kelompok Abu Sayyaf dan Maute merupakan ancaman langsung bagi Australia," ujar Payne.

"Australia akan terus bekerja sama dan membantu mitra kami khususnya negara yang berada di kawasan Asia Tenggara," tambahnya.

Filipina akan menerima bantuan berupa dua pesawat pengintai tipe AP-3C Orion yang berfungsi mencari lokasi keberadaan para pelaku teror.

"Pesawat ini telah dikonfigurasi untuk mencari target di lapangan. Sehingga dapat mempermudah kinerja pemerintah Filipina untuk memerangi kelompok teror," ujar Peter Jennings selaku Direktur Eksekutif Institut Kebijakan Strategis Australia.

"Biasanya pesawat tipe AP-3C Orion digunakan untuk keperluan maritim. Tetapi kami merasa bahwa bantuan ini dapat bekerja secara efektif untuk melakukan pengintaian para pemberontak," tambah Peter.

Sebelum pesawat pengintai, pemerintah Australia pernah memberikan bantuan lain. Pada awal tahun 2000, Australia menyediakan perahu sungai kepada Filipina untuk melawan pemberontak di bagian selatan negara tersebut.

Tak hanya Filipina, negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia juga pernah menerima bantuan pelatihan pasukan militer. Angkatan Bersenjata Thailand juga pernah menerima bantuan pakaian anti peluru.

Bantuan yang diberikan oleh pemerintah Australia datang di saat ketakutan yang kian berkembang di kalangan masyarakat. Kelompok militan Maute beserta jaringan lainnya telah merancang aksi lebih besar guna melumpuhkan pemerintah.

Untuk menahan penyebaran aksi teror, pemerintah Filipina, Malaysia dan Indonesia sepakat untuk berkoordinasi dalam memerangi aksi terorisme. Ada kekhawatiran bahwa kelompok ISIS akan membangun pangkalan regional di Marawi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.