Sukses

Badan Intelijen Asing Jerman Memata-matai Gedung Putih?

Sebuah laporan menyebut, selama beberapa tahun Jerman memata-matai sejumlah perusahaan dan badan Pemerintah AS.

Liputan6.com, Berlin - Sebuah laporan menyebutkan, selama beberapa tahun Jerman memata-matai Amerika Serikat. Menurut laporan yang diterima surat kabar Jerman Der Spiegel, pelaku spionase adalah badan intelijen asing Jerman, sementara targetnya, sejumlah perusahaan dan badan Pemerintah AS.

Seperti dilansir Independent, Jumat (23/6/2017), antara tahun 1998 dan 2006, sejumlah e-mail, telepon, dan fax di Gedung Putih kabarnya dilacak dengan menggunakan 4.000 kata kunci.

Sejumlah badan lainnya dipantau selama akhir pemerintahan Bill Clinton dan nyaris keseluruhan pada masa kepresidenan George W. Bush. Otoritas terkait yang kabarnya dimata-matai Jerman adalah Kementerian Keuangan, NASA, Angkatan Udara AS, Korps Marinir, dan sejumlah instansi terkait pertahanan lainnya.

Tak hanya instansi milik Pemerintah AS, menurut laporan tersebut lembaga dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) terindikasi juga masuk target mata-mata. Demikian pula halnya dengan kontraktor pertahanan besar Lockheed Martin, 100 kedutaan di Washington, hingga lembaga pemerhati HAM Human Right Watch.

Hubungan Jerman-AS diketahui membaik saat Presiden Barack Obama menjabat. Obama dan Kanselir Angela Merkel diketahui memiliki relasi baik, bahkan keduanya terlihat akrab dalam sejumlah pertemuan.

Namun pada 2013, mantan kontraktor teknik dan karyawan CIA Edward Snowden membocorkan dokumen rahasia yang menyebut publik AS menjadi target mata-mata. Dokumen yang sama juga menyatakan, Badan Keamanan Nasional AS memata-matai ponsel Kanselir Merkel.

Sang kanselir pun buka suara. Ia berkomentar, "Memata-matai teman, itu tidak seharusnya dilakukan."

Skandal spionase ini belum berhenti. Pada 2016, sebuah laporan mengungkapkan badan intelijen Jerman juga memantau sekutu NATO dan negara-negara Uni Eropa lainnya secara rahasia. Tindakan memata-matai kepala negara dan pemerintah, menteri, staf mereka, dan lembaga militer berlangsung hingga 2013.

Merkel telah menolak tudingan bahwa ia mengetahui aktivitas badan intelijen Jerman, tetapi majelis rendah parlemen telah menyetujui sebuah langkah penyelidikan.

Laporan terbaru tentang tindakan spionase Jerman atas AS terjadi di tengah ketegangan kedua negara, menyusul hubungan tak harmonis Merkel dan Trump. Hal tersebut tecermin dalam kunjungan Merkel ke White House pada Maret 2017.

Trump dan Merkel berselisih pendapat soal kebijakan pengungsi dan perubahan iklim. Merkel pendukung kebijakan pintu terbuka bagi imigran, dan kanselir wanita pertama Jerman itu juga mendukung Kesepakatan Paris mengenai perubahan iklim.

Di lain sisi, AS mengkritik Jerman karena tidak mengeluarkan banyak dana untuk meningkatkan kapasitas pertahanan mereka sebagai sekutu NATO.

 

Simak video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.