Sukses

Mulai Upaya Damai, Gedung Putih Utus Menantu Trump ke Israel

Jared Kushner merupakan suami dari Ivanka, putri kesayangan Trump. Ia merupakan seorang keturunan Yahudi.

Liputan6.com, Tel Aviv - Pemerintahan Donald Trump memulai upaya intensif menghadirkan perdamaian di Timur Tengah dengan mendatangkan dua utusan khusus, yakni Jason Greenblatt dan Jares Kushner. Nama terakhir yang disebutkan tentu tak asing mengingat ia adalah menantu Trump yang menjabat sebagai penasihat senior bagi sang mertua.

Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan akan ada banyak kunjungan demi mengejar "kesepakatan akhir" Trump terkait perdamaian Israel-Palestina.

Kushner dan Greenblatt yang merupakan penasihat Trump untuk urusan Israel tiba di Timur Tengah pada Senin lalu waktu setempat untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan sejumlah staf senior lainnya. Tujuan keduanya adalah Israel.

Tak dijelaskan, apakah mereka akan berkunjung ke wilayah Palestina atau hanya Israel.

Kunjungan keduanya menandai langkah pertama pemerintahan Trump memulai proses perdamaian yang terhenti selama 25 tahun. Gedung Putih mengakui proses perdamaian akan memakan waktu lama dan sulit.

"Penting untuk diingat bahwa menghasilkan perjanjian damai bersejarah akan memakan waktu dan hingga mencapai kemajuan akan ada banyak kunjungan yang dilakukan Tuan Kushner dan Tuan Greenblatt, kadang bersama kadang terpisah ke wilayah tersebut dan kemungkinan akan banyak kunjungan pula oleh negosiator Palestina dan Israel ke Washington atau tempat lainnya saat mereka hendak melakukan pembicaraan substantif," ungkap sebuah pernyataan Gedung Putih seperti dikutip dari Time pada Kamis (22/6/2017).

Bagi sebagian orang, kunjungan Kushner dan Greenblatt adalah harapan. Adapun Dan Shapiro, mantan duta besar AS di Tel Aviv di bawah pemerintahan Barack Obama mengatakan, pengiriman Kushner dan Greenblatt menunjukkan "tanda keseriusan Presiden Trump" untuk mendamaikan Israel-Palestina.

"Presiden telah menetapkan dasar yang baik atas upaya membangun kepercayaan dan interaksi positif yang ia miliki dengan PM Netanyahu dan Presiden Abbas," terang Shapiro.

Mantan diplomat itupun mendesak Trump untuk "bergerak cepat. "Saya rasa presiden pada batas maksimum sekarang. Sangat sulit bagi pihak manapun di kawasan ini, setelah interaksi awal dan positif, untuk mengatakan tidak kepadanya".

Baik Israel maupun Palestina dikabarkan saling berebut posisi di Gedung Putih. Namun hingga kini belum ada perubahan dramatis sejak Trump menjabat.

Ketika bertemu PM Netanyahu di Gedung Putih pada Februari lalu, Trump menyarankan agar Israel menunda proyek pemukimannya. Namun saran tersebut tak diindahkan.

Israel justru menyetujui pembangunan 8.000 unit rumah di Tepi Barat. Jumlah ini terbanyak dalam periode enam bulan sepanjang 25 tahun terakhir. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman mengatakan, persetujuan pemukiman tersebut dengan sepengetahuan Gedung Putih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini