Sukses

Pasca Teror Van London, KBRI Imbau Agar WNI Waspada

KBRI London pantau peristiwa insiden teror van London dan imbau agar WNI tetap waspada.

Liputan6.com, London - Lagi dan lagi. London kembali ditimpa musibah. Kali ini insiden teror terjadi di dekat Masjid Finsbury Park di Seven Sisters Road. Sebuah van menabrak kerumunan pejalan kaki di dekat Masjid Finsbury Park di Seven Sisters Road, London utara.

Menurut Muslim Council of Britain (MCB) mobil tersebut sengaja menabrak para jemaah. Banyak dari korban diyakini usai melaksanakan salat setelah berbuka puasa di sebuah kafe di sebelah masjid.

Seperti diberitakan Standard.co.uk, Senin (19/6/2017), sekitar 10 pejalan kaki terluka akibat sebuah van berbelok ke trotoar di Seven Sisters Road pada Minggu tengah malam.

Peristiwa itu turut dipantau oleh kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di London, mengingat ada sejumlah WNI yang menetap maupun beraktivitas di Ibu Kota Inggris tersebut.

"Kami mengetahui adanya kejadian penabrakan pukul 00.20 di Seven Sister Road, daerah Finsbury Park. Dikabarkan saat kejadian, pelaku ditangkap massa dan langsung diserahkan kepada pihak kepolisian yang tiba beberapa menit setelah itu. Para korban merupakan jamaah yang baru saja keluar setelah selesai melaksanakan sholat tharawih," ujar Dethi Silvidah Gani dari Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI London kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Senin (19/6/2017).

Terkait ada - tidaknya korban WNI, pihak KBRI menyatakan tengah mendalami hal tersebut kepada kepolisian Inggris. Sementara itu, pihak Pensosbud telah memberikan imbauan agar WNI tetap waspada dan segera melapor ke KBRI jika ada yang menjadi korban.

"Seperti kejadian sebelumnya, KBRI segera menghubungi pihak kepolisian yang masih belum bisa memberikan informasi kewarganegaraan korban. Kita masih terus pantau perkembangan khususnya kesaksian para saksi mata yang ditayangkan di media sosial untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. KBRI juga telah memberikan imbauan untuk waspada dan segera melaporkan jika ada korban WNI," jelas pihak Pensosbud KBRI London.

Akan tetapi, menurut perkiraan KBRI, karena WNI banyak yang bermukim di barat laut London --sementara TKP berlokasi di London utara--, kecil kemungkinan adanya korban berkewarganegaraan Indonesia.

Pihak KBRI juga menyatakan bahwa insiden tersebut secara resmi dinyatakan sebagai sebuah peristiwa teror oleh Kepolisian London. Dan saat ini, menurut Dethi, peristiwa tersebut memicu sentimen di media sosial Inggris.

"Pihak kepolisian telah menyatakan kejadian ini sebagai aksi teror dan akan diinvestigasi lebih lanjut. Sentimen di media sosial Inggris terhadap insiden ini adalah ada nya diskriminasi penanganan dan pemberitaan media setempat, mengingat korbannya adalah muslim dan pelakunya non-muslim," kata Dethi.

Sebelumnya, menurut laporan The Press Association yang dikutip dari CNN, Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut insiden tabrakan van itu berpotensi sebagai serangan teroris.

Wali Kota London Sadiq Khan kemudian mengutuk serangan mengerikan yang disebutnya dilakukan oleh teroris. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Facebook, ia menyebutkan bahwa serangan itu "disengaja dan menargetkan warga London tak bersalah, banyak dari mereka usai beribadah di bulan suci Ramadan".

"Sementara ini tampaknya merupakan serangan terhadap komunitas tertentu. Seperti teror mengerikan di Manchester, London dan Westminster Bridge juga merupakan serangan terhadap semua nilai-nilai toleransi, kebebasan dan rasa hormat kami," papar Sadiq Khan.

Saat ini seorang pria yang merupakan sopir van berusia 48 tahun sudah ditahan oleh polisi. Menurut polisi Metropolitan London, ia dicurigai terlibat dalam penyerangan tersebut.

"Tidak peduli apa motivasi untuk serangan ini, kami membuka pikiran. Insiden ini diperlakukan sebagai serangan teroris dan Counter-Terrorism Command atau unit kontra-terorisme tengah menyelidiki," kata koordinator senior untuk unit terorisme, Neil Basu seperti dikutip dari CNN.

 

Saksikan juga video berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.