Sukses

AS Pertimbangkan Sanksi untuk Sekutu Bisnis 'Ilegal' Korea Utara

Menlu AS menyebut Gedung Putih akan segera memutuskan penjatuhan sanksi kepada negara-negara yang berbisnis ilegal dengan Korea Utara.

Liputan6.com, Washington DC - Amerika Serikat mempertimbangkan dijatuhkannya sanksi terhadap negara-negara yang melakukan bisnis ilegal dengan Korea Utara. Peringatan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, dalam persidangan di Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS pada 13 Juni waktu setempat.

Dikutip dari BBC, Rabu (14/6/2017), Tillerson mengatakan bahwa Gedung Putih akan segera memutuskan apakah akan menjatuhkan "sanksi sekunder" kepada negara-negara tersebut. Namun, ia tak menyebutkan nama negara yang akan menerima hukuman itu. 

Selama ini, pemerintahan Donald Trump berusaha meningkatkan tekanan pada Korea Utara atas aktivitas nuklir dan misil yang dilakukan rezim Kim Jong-un itu.

Uji coba rudal yang dilakukan Korut baru-baru ini telah memicu kegeraman internasional. Negeri di Semenanjung Korea itu juga diyakini akan membuat kemajuan dalam mengembangkan rudal balistik yang mampu mencapai AS.

Dalam kesempatan itu, Tillerson mengatakan bahwa isu Korea Utara akan didiskusikan dengan China, sekutu utama Pyongyang, dalam sebuah perundingan tingkat tinggi yang diadakan pekan depan.

Ketika ditanya apakah China telah memenuhi janjinya untuk lebih menekan Korea Utara, Tillerson mengatakan: "Mereka telah mengambil sejumlah langkah, langkah nyata yang bisa kami konfirmasikan."

Selain membahas soal sanksi terkait Korea Utara, Tillerson juga mengatakan bahwa Trump diperkirakan akan mengumumkan peraturan ketat mengenai perdagangan dan perjalanan ke Kuba pada 23 Juni.

Menurutnya, kebijakan keterbukaan ekonomi AS memberi dukungan finansial kepada rezim 'yang sangat menindas' di sana.

Tak hanya itu, Tillerson juga mengatakan bahwa hubungan AS dengan Rusia berada pada "titik terendah sepanjang masa" atas adanya konflik di Suriah dan Ukraina, serta mengenai dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.