Sukses

Demo Tuntut Pemakzulan Donald Trump Akan Digelar Juli 2017

Sejumlah masyarakat AS akan menyelenggarakan demonstrasi untuk mendukung upaya pemakzulan Presiden Donald Trump.

Liputan6.com, Washington, DC - Isu pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kian menghangat. Setidaknya, telah ada dua pihak yang dianggap mengupayakan pelengseran presiden ke-45 AS tersebut.

Pihak pertama adalah mantan direktur FBI James Comey. Ia akan menyampaikan testimoni dalam sebuah sidang dengar pendapat di hadapan Senat Komite Intelijen.

Meski tidak eksplisit, Comey akan menyampaikan pesan kepada dewan senat komite bahwa Presiden Trump melakukan sebuah tindakan kriminal berupa 'menghalang-halangi proses penegakan hukum' (obstruction of justice).

Tindakan kriminal itu dilakukan oleh Presiden Trump saat berupaya untuk menghentikan penyelidikan FBI terhadap mantan Penasihat Keamanan Nasional AS Michael Flynn.

Biro Investigasi Federal yang dipimpin oleh Comey pada waktu itu tengah menyelidiki dugaan keterlibatan Flynn dengan Rusia serta campur tangan Negeri Beruang Merah untuk memenangi Presiden Trump dalam Pilpres AS 2016.

Sementara itu, kelompok kedua adalah sejumlah anggota Kongres AS dari Partai Demokrat. Mereka adalah perwakilan dari California Brad Sherman dan Maxine Waters serta perwakilan Texas Al Green.

Sherman dan Al Green mengajukan sebuah artikel resmi pengusulan pemakzulan Presiden Trump kepada Kongres AS pada 13 Juni 2017.

Sedangkan, sejumlah nama lain seperti Anggota Kongres perwakilan California Maxine Waters dan mantan Jaksa Federal AS Preet Bhahara nampak mendukung upaya pelengseran presiden ke-45 AS tersebut. Bahkan Bhahara menyebut bahwa 'pasti ada sejumlah bukti' yang mampu dijadikan pemicu untuk memulai investigasi guna memakzulkan Trump.

Kini, sejumlah masyarakat Negeri Paman Sam dilaporkan tengah menggiatkan demonstrasi untuk mendukung upaya pemakzulan terhadap suami Melania Trump itu.

Para calon peserta aksi protes tengah merencanakan demonstrasi untuk mendukung pelengseran presiden ke-45 AS di Philadelphia pada Juli mendatang, demikian seperti yang diwartakan dari Fox News, Selasa (13/6/2017).

Rencana itu dijadwalkan secara daring melalui media sosial Facebook event dengan tajuk 'Impeachment March - Philadelphia' yang jatuh pada tanggal 2 Juli 2017. Hingga pantauan pada Selasa 13 Juni 2017, setidaknya ada 156 akun Facebook yang menyatakan akan pergi berdemonstrasi, sementara 850 akun Facebook lainnya mengaku tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Demonstrasi yang mendukung pemakzulan Presiden AS Donald Trump sempat dilakukan pada 3 Juni 2017 (pada gambar di atas). Demo tersebut dilaksanakan di National Mall, Washington, DC. (Alex Brandon/AP)

Pada laman 'Impeachment March - Philadelphia' tersebut, pengorganisir gerakan demonstrasi menjelaskan bahwa 'kami tidak merasa bahwa negara kami aman atau berada di tangan yang layak'.

Secara tersirat laman daring tersebut juga menjelaskan bahwa Presiden Trump telah melakukan sebuah tindakan kriminal berupa 'menghalang-halangi proses penegakan hukum', dengan memecat direktur FBI James Comey yang tengah menyelidiki 'aktivitas ilegal' yang diduga dilakukan oleh lingkaran dekat sang presiden ke-45 AS.

Pada laman Facebook tersebut juga tertulis sebuah alamat situs daring induk bernama impeachment.org.

Pada situs daring tersebut, tertulis sejumlah alasan yang melatarbelakangi demonstrasi pemakzulan Presiden Trump di Philadelphia, mulai dari isu pemecatan James Comey hingga isu aliran dana asing --diduga dari Rusia-- yang diterima tim kampanye sang presiden saat Pilpres AS 2016.

Situs tersebut juga menyebutkan sekitar 33 kota di AS yang akan menyelenggarakan demonstrasi di tanggal yang sama. Lokasi persis demonstrasi tersebut belum tertera atau disebutkan, baik dalam laman daring 'Impeachment March - Philadelphia' di Facebook maupun situs impeachment.org.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hangatnya Isu Pemakzulan Presiden Trump

Dalam testimoni pada Kamis 15 Juni 2017 nanti, James Comey akan menyampaikan kesaksian yang diduga kuat akan membuka peluang penyelidikan terhadap Presiden Trump atas dugaan kasus 'Obstruction of Justice'.

Dugaan itu muncul setelah sang presiden meminta penghentian penyelidikan FBI terhadap mantan Penasihat Keamanan Nasional AS Michael Flynn.

Meski Comey tidak menyimpulkan bahwa tindakan Presiden Trump merupakan sebuah tindakan kriminal, namun mantan direktur FBI itu yakin bahwa dewan Senat Komite Intelijen akan menyelidiki dugaan tersebut setelah ia menyampaikan testimoninya.

Penyelidikan dugaan kasus 'Obstruction of Justice' yang diduga dilakukan Presiden Trump dianggap cukup untuk memicu pemakzulan dirinya.

Sejumlah dukungan terhadap testimoni Comey yang akan dilakukan pada Kamis 15 Juni nanti mulai bermunculan.

Organisasi gerakan masyarakat sipil MoveOn.org Civic Action mendukung pernyataan mantan direktur FBI tersebut dan meminta agar Kongres AS mulai memproses pemakzulan Presiden Trump.

"Di Amerika Serikat, tidak ada orang yang berada di atas hukum. Testimoni yang akan disampaikan oleh James Comey nanti diharapkan mampu memperjelas Kongres bahwa proses pemakzulan harus segera dilakukan. Organisasi kami tidak akan menganggap enteng hal ini," jelas sebuah pernyataan tertulis direktur eksekutif MoveOn.org Civic Action Anna Galland.

Gerakan masyarakat sipil progresif di AS turut menyampaikan hal serupa. Mereka menilai bahwa testimoni Comey --meski tidak eksplisit-- secara jelas telah menggambarkan bahwa presiden ke-45 AS itu melakukan pelanggaran.

"Testimoni Comey mengonfirmasi bahwa Donald Trump mencoba menghalang-halangi proses penegakan hukum. Dan tuduhan itu dapat memicu pemakzulan. Meski prosesnya cukup memakan waktu, pemakzulan harus dilakukan mulai dari sekarang. Saatnya melakukan sidang dengar pendapat tentang pemakzulan," kata sebuah pernyataan tertulis yang disampaikan oleh Indivisble Guide Movement, sebuah gerakan masyarakat sipil progresif AS.

Sedangkan tiga anggota Kongres AS, Sherman, Al Green, dan Waters, saat ini memimpin Partai Demokrat dalam upaya pemakzulan sang presiden ke-45 AS.

"Aku percaya bahwa Trump menggunakan ancaman untuk menghalang-halangi sebuah penyelidikan kasus pidana tentang Michael Flynn yang tengah berlangsung. Tindakan itu jelas melanggar hukum AS seperti yang diatur dalam UU. Pelanggaran terhadap hal itu adalah sebuah kejahatan," kata anggota Kongres Sherman dalam artikel resmi pengusulan pemakzulan Presiden Trump kepada Kongres AS pada 13 Juni 2017 seperti yang dikutip dari Huffington Post.

"Upaya Trump untuk menghalangi penyelidikan dugaan tentang hubungan Rusia dengan tim kampanyenya pada pilpres 2016 lalu juga merupakan pelanggaran yang sama," tambahnya.

Meski begitu, Kongres AS yang didominasi oleh Partai Republik diyakini akan menghambat upaya ketiganya untuk melengserkan suami Melania Trump itu dari kursi kepresidenan. Dan di saat yang sama, Partai Demokrat nampak berhati-hati untuk mengambil sikap maupun mendukung Kongres Sherman cs untuk memakzulkan Presiden Trump.

 

Saksikan juga video berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.