Sukses

Pecat Bos FBI, Donald Trump Terancam Impeachment?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump diprediksi bisa saja mengakhiri masa jabatannya lebih cepat akibat memecat Direktur FBI.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump diprediksi bisa saja mengakhiri masa jabatannya lebih cepat. Kemungkinan tersebut santer beredar belakangan ini.

Upaya penggulingan Trump mencuat setelah ia memecat Direktur FBI James Comey.

Dipecat dari jabatannya, Comey melawan. Ia membeberkan pembicaraan rahasianya dengan politikus Partai Republik itu.

Comey mengklaim, Trump menekannya mengakhiri pemeriksasan Penasihat Keamanan Nasional AS saat itu, Michael Flynn. Pemberhentian penyidikan atas kerterkaitan Kremlin dengan kampanye Trump juga diperintahkan untuk disetop.

"Pada 30 Maret pagi hari Presiden memanggil saya di (kantor) FBI," sebut Comey seperti dikutip dari 9news, Sabtu (10/6/2017).

"Dia mendeskripsikan, penyidikan kasus Rusia bagaikan 'awan', yang menghalangi kemampuannya bertindak atas nama negara. Dia menyebut tidak mempunyai keterikatan apapun dengan Rusia," paparnya.

"Jadi dia meminta saya untuk mengenyahkan 'awan' tersebut," tutur dia.

Bukan cuma pertemuan 30 Maret. Trump pernah memanggilnya Comey pada 14 Febuari lalu, di Oval Office untuk membicarakan masalah Flynn.

"Presiden saat itu kembali mengangkat topik mengenai Mike Flynn, dia berkata, Flynn orang baik dan melakukan banyak hal," jelas Comey.

"Dia mengulangi lagi, Flynn tidak melakukan sesuatu kesalahan saat ia berkomunikasi dengan Rusia, cuma hal itu disalahartikan Wapres. Presiden berharap saya bisa membiarkan dia, Trump kembali menyebut dia (Flynn) orang baik," katanya.

Apa yang dilakukan Trump kepada Comey, menurut Analisis Hukum CNN dan mantan Pengacara di Departemen Hukum AS Jeffrey Toobin, seharusnya tidak boleh dilakukan.

Sebab, Trump terlihat menekan Comey dan mempertanyakan loyalitasnya, hingga berujung pemecatan. Toobin menegaskan, tindakan itu sangat berbahaya. Karenanya, Trump berpotensi besar digulingkan secara legal.

"Jika ini bukan suatu halangan penegakan keadilan, saya sudah tidak mengerti tindakan macam apa itu," kata Toobin.

Pendapat Toobin, diamini oleh pengacara pertahanan, Gerald Lefcourt. Dalam pandangannya, Trump sudah menyalahi aturan.

"Sangat jelas ia mencoba sekuat tenaga dengan kekuasaan yang dipunya untuk menghentikan investigasi FBI," kata Lefcourt.

"Bukti-bukti sudah kuat dan cukup untuk membawa dia dalam proses impeachment," jelas Lefcourt.

Menanggapi pernyataan Comey, Donald Trumo mengatakan, pernyataan mantan Direktur FBI itu tak tepat.

Bahkan, ia menyebut mantan anak buahnya itu sebagai pembohong.

"Kami sangat senang dan terus terang, James Comey mengkonfirmasi banyak hal mengenai apa yang sudah saya bicarakan dan beberapa komentar yang ia keluarkan tidak benar," ucap Donald Trump. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proses Penggulingan Trump

Donald Trump harus siap menghadapi konsekuensi pemecatan Comey. Termasuk yang paling terburuk impeachement atau penggulingan kekuasaan.

Comey tidak main-main dengan niatnya. Setelah berbicara dengan pengacaranya, mantan pentolan FBI mempertimbangkan untuk membawa setiap percakapan dalam pertemuannya ke meja hijau.

Jika benar demikian, upaya Trump mempertahankan posisinya mesti dilakukan seribu kali lebih keras dari biasanya. Dia bahkan tidak berharap sepenuhnya bergantung pada juri dalam pengadilan.

Proses hukum bukan cuma dilakukan di pengadilan. Kongres AS juga berhak diberi kewenangan 'mengadili' Trump.

Director FBI Jamer Comey (Sumber: Ubergizmo).

Tapi menurut beberapa pengamat politik AS, sidang yang dilakukan di Kongres sebenarnya adalah tumpuan harapan Trump paling besar.

Trump bisa berharap banyak, sebab, Partai Republik yang mendukungnya kini mengendalikan Kongres, satu suara dalam masalah ini, yaitu enggan menggulingkan sang presiden dari kursi kekuasaan.

Kendati punya harapan, Trump harus melihat upaya penggulingan mulai dilakukan. Dua orang anggota Kongres Partai Demokrat Al Green dan Brad Sherman nyatanya telah menyusun rancangan undang-undang penggulingan Presiden.

"Kita hidup di negara di mana, tidak ada senator, anggota kongres dan presiden yang posisinya di atas hukum yang berlaku," tegas Green.

 

Saksikan video menarik berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.