Sukses

Dibangun Budak hingga Nyaris Runtuh, 4 Fakta Unik Gedung Putih AS

Dibangun oleh budak hingga nyaris runtuh, berikut 4 fakta unik Gedung Putih Amerika Serikat

Liputan6.com, Jakarta - Gedung Putih, tempat tinggal dan kantor resmi Presiden Amerika Serikat, adalah salah satu bangunan yang cukup dikenal di seantero dunia. Tak hanya sebatas sebagai ruang administratif kepresidenan, Gedung Putih juga merupakan simbol demokrasi bagi Negeri Paman Sam.

Namun, di balik kepopulerannya di mata dunia, Gedung Putih ternyata menyimpan sejumlah rahasia dan fakta unik, mulai dari sejumlah ruangan yang nyaris runtuh hingga sejumlah teknologi yang ketinggalan zaman.

Berikut, 4 fakta unik Gedung Putih, seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari Grunge.com pada Selasa (6/6/2017).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Menggunakan Teknologi Usang

Gedung Putih (Wikimedia Commons)

Sebagai negara yang terkenal telah memproduksi sejumlah peralatan militer canggih, seperti pesawat nirawak hingga alat penyadap komunikasi super kecil ala NSA, Gedung Putih AS merupakan salah satu gedung pemerintahan yang cukup ketinggalan zaman.

Pada 2015, WiFi Gedung Putih dilaporkan tidak cukup cepat untuk melakukan streaming video di Internet. Selain itu, menurut artikel yang ditulis The New York Times pada April 2016, pegawai Gedung Putih baru mulai mengganti teknologi usang, seperti telepon genggam BlackBerry hingga disket dengan teknologi baru. Padahal kedua peralatan itu sudah lama ditinggalkan oleh warga sipil.

Menurut pengamat Gedung Putih, fenomena itu terjadi karena birokrasi rumit dan membuat sulit proses pengadaan serta penggantian peralatan kantor yang telah lama usang dengan teknologi baru. Karena setidaknya, ada empat Dewan dan Badan yang harus memberikan persetujuan untuk mengganti sebuah disket Gedung Putih.

Namun, dalam dua tahun terakhir, kantor administratif kepresidenan AS itu telah mulai aktif mengganti peralatan usang dengan teknologi baru. Sejak 2016, karyawan Gedung Putih telah mengganti BlackBerry dengan iPhone, disket dengan flashdisk, merasakan WiFi cepat, serta beberapa barang usang dengan teknologi baru lainnya

 

3 dari 5 halaman

2. Polisi Khusus

United States Secret Service Uniformed Division bersama Presiden Barack Obama (membelakangi kamera) (Wikimedia Commons)

Sebagian besar orang mungkin mengetahui Secret Service atau Paspampres versi Amerika Serikat. Namun, mungkin tak banyak orang yang mengetahui soal US Secret Service Uniformed Division (SSUD).

Sebagai divisi percabangan dari US Secret Service, SSUD merupakan satuan keamanan khusus yang sejak dibentuk pada 1970 bertanggung jawab atas keselamatan seluruh kompleks Gedung Putih dan wilayah di sekitarnya.

Dibalut kemeja putih dan celana hitam, ada lebih dari 1.300 karyawan yang bekerja untuk SSUD. Mereka ditugaskan untuk berpatroli di dalam dan di luar Gedung Putih, mengendalikan unit K-9 sebagai pengendus bom, menjaga seluk beluk setiap ruangan, dan sebagai tim respons gawat darurat.

 

4 dari 5 halaman

3. Budak Membangun Gedung Putih

Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki riwayat perbudakan, khususnya perbudakan Afrika-Amerika oleh Kaukakus-Amerika selama kurang lebih 72 tahun tahun sejak 1789 hingga 1861.

Dalam Konvensi National Partai Demokrat AS pada 2016, Michelle Obama memberikan komentar yang --meskipun didasari fakta-- menuai kontroversi. Pada waktu itu, sang ibu negara menyebut bahwa Gedung Putih dibangun oleh budak Afrika-Amerika.

Sebagian orang berkomentar bahwa pernyataan Michelle justru akan memperkeruh isu diskriminasi terhadap Afrika-Amerika serta membangkitkan memori pahit tentang perbudakan. Namun ternyata, apa yang dikatakan oleh Michelle merupakan fakta sejarah.

Menurut hasil penyelidikan Kongres AS pada 2005, sekitar 400 dari 600 buruh yang dipekerjakan untuk membangun Gedung Putih pada 1792 hingga 1800, adalah manusia berstatus budak. Dan para budak tersebut dilaporkan tidak menerima upah atas peluh keringat yang dikeluarkan untuk membangun gedung simbol negaranya tersebut.

Karena, sistem perbudakan di AS pada waktu itu hanya mewajibkan entitas penyewa untuk membayar upah kepada individu pengelola budak. Saat itu, setiap pengelola budak diupah US$ 60 untuk setiap budak yang disewakan. Akan tetapi, para budak diduga kuat tidak menerima upah.

 

5 dari 5 halaman

4. Nyaris Runtuh 1940

Presiden Harry S. Truman (tengah) bersama Perdana Menteri Inggris Clement Attlee (kiri) dan Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin saat Konferensi Potsdam 1945 (Wikimedia Commons)

Hampir sebagian besar presiden AS selalu meminta renovasi atau penambahan fitur baru di Gedung Putih, seperti renovasi ruang tidur, penambahan dinding ruang kerja baru, dan sebagainya.

Namun, pada sejumlah waktu, proses renovasi dan konstruksi tersebut dilakukan tergesa-gesa dalam kurun waktu cepat serta tidak memikirkan desain keseluruhan bangunan. Sehingga sejumlah ruangan di Gedung Putih pernah mengalami kerusakan akibat proses renovasi dan konstruksi yang terus-menerus dilakukan.

Suatu saat, presiden ke-33 AS Harry S. Truman pernah mengalami kejadian berbahaya yang disebabkan oleh kerusakan akibat proses renovasi dan konstruksi yang terus-menerus dilakukan di ruang pribadi kepresidenan.

Pada saat itu, istri Presiden Truman nyaris tertimpa lampu gantung raksasa dan langit-langit yang runtuh. Beruntung, ia mampu menghindar dari reruntuhan puing dan lampu gantung yang jatuh tersebut.

Atas kejadian itu, Presiden Truman meminta inspektor gedung untuk memeriksa kondisi konstruksi Gedung Putih. Dan para inspektor mengimbau kepada sang presiden bahwa sebagian besar titik dan ruangan di Gedung Putih mulai terancam runtuh jika tidak segera diperbaiki.

Staf sang presiden sempat menyarankan agar Gedung Putih direlokasi dan dibangun baru di tempat lain. Akan tetapi, Presiden Truman yang menghargai tradisi, menolak hal tersebut dan kini Gedung Putih tetap berada di tempatnya hingga sekarang.

Menurut Grunge, konstruksi Gedung Putih kini sudah tak lagi tersusun dari bahan bangunan yang asli sejak pertama kali didirikan pada 1792. Sejumlah fondasi dan komposisi bangunan tertua yang ada di Gedung Putih hanya seumur 67 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini