Sukses

ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Teror London

Dua serangan teror melanda Kota London pada Sabtu malam waktu setempat. Peristiwa itu mengakibatkan tujuh nyawa melayang.

Liputan6.com, London - Kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kota London, Inggris, yang menewaskan tujuh orang pada Sabtu malam waktu setempat.

Seperti dilansir Abc News, Senin (5/6/2017) menurut kelompok intelijen SITE, kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, Amaq, mengunggah sebuah pesan di Telegram pada hari Minggu yang mengklaim serangan tersebut dilakukan oleh pengikut mereka.

Sementara itu, sumber kontraterorisme mengatakan kepada Abc News, ada bukti yang menunjukkan bahwa ketiga pelaku serangan kemungkinan telah menunggu untuk menjalankan aksinya selama beberapa bulan.

Pemicu serangan sendiri diyakini berasal dari pesan ISIS. Kelompok itu menyerukan para pengikutnya untuk memanfaatkan kendaraan, senjata api, dan pisau demi membunuh warga sipil selama bulan suci Ramadan.

"Mereka biasanya menggunakan pesan untuk menginspirasi orang melakukan serangan kapan pun ada kesempatan. Jadi, tujuan pesan tersebut adalah untuk memotivasi sebanyak mungkin orang melakukan serangan, seperti yang satu ini misalnya," terang Matt Olsen, mantan direktur pusat penanggulangan teroris nasional.

Melansir New York Post, ISIS dikabarkan sangat senang dengan hasil dari serangan London.

"Warga #Inggris sekarang hidup dalam teror dan ketakutan! Di mana kerajaan agung yang Anda miliki sekarang? #LondonBridge," demikian posting-an ISIS yang dikutip oleh Direktur SITE Rita Katz.

Katz juga mengutip pernyataan lain ISIS yang menyebutkan bahwa serangan berikutnya terhadap Barat dan sekutunya akan jauh lebih parah.

Ketiga pelaku serangan London yang identitasnya belum dirilis ditembak mati di lokasi kejadian.

Sebelumnya, ISIS juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan di konser penyanyi Ariana Grande di Manchester beberapa waktu lalu. Para analis telah memperingatkan, saat ini ISIS yang terus kehilangan kendali atas sejumlah wilayah di Irak dan Suriah akan semakin intens melakukan serangan teror internasional sebagai cara untuk mempertahankan momentum.

ISIS saat ini telah kehilangan sebagian besar kontrol atas Mosul, pusat kekhalifahan yang diumumkan sejak kelompok teroris merebut kota itu pada 2014. Butuh waktu setidaknya sekitar tujuh bulan bagi pasukan keamanan Irak untuk mengambil alih kembali Kota Mosul.

Pada pertengahan 2016, Kota Falujjah juga berhasil dibebaskan dari cengkeraman ISIS. Tak lama lagi, perang untuk merebut benteng terbesar ISIS yang masih tersisa, Raqqa, akan dilancarkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini