Sukses

Tragedi Mantan Suster Kanada Pencabut Nyawa 8 Pasien

Kejadian pembunuhan oleh mantan suster disebut sebagai seri pembunuhan terburuk dalam sejarah Kanada.

Liputan6.com, Ontario - Seorang mantan suster dituntut dalam kasus pembunuhan delapan orang pasiennya di Ontario, Kanada. Kejadian ini disebut sebagai seri pembunuhan terburuk dalam sejarah negara tersebut.

Pelaku teridentifikasi sebagai Elizabeth Tracey Mae Wettlaufer. Perempuan 49 tahun ini mengakui telah menyuntikan insulin kepada 14 orang tanpa alasan medis jelas.

Tindakan tersebut dilakukan dari 2007 dari 2014. Selain delapan orang tewas, enam lainnya menderita cedera serius.

Delapan korban tewas, rentan usianya dari 75 sampai 96 tahun. Tujuh di antaranya merupakan penghuni panti jompo di Woodstock, Kanada.

Sementara satu korban lain, dibunuh Wettlaufer di rumahnya di London, Ontario. Korban mempekerjakan Wettlaufer sebagai suster pribadinya.

Kepolisian Ontario mengungkapkan korban Wettlaufer adalah James Silcox (84), Maurice Granat (84), Gladys Millard (87), Helen Matheson (95), Mary Zurawinski, (96), Helen Young (90), Maureen Pickering (79) dan Arpad Horvath (75).

Saat memberi kesaksian di pengadilan, Wettlaufer mengaku marah dan frustasi dengan karir dan tanggungjawab hidupnya.

"Kemarahan tersebut menggiring dia pada perasaan untuk segera membunuh," sebut salah seorang jaksa, seperti dikutip dari NY Times, Jumat (2/6/2017).

Di pengadilan, Wettlaufer mengakui semua tindakannya tersebut.

Meski demikian, saat melakukan eksekusi, dirinya sama sekali tidak di bawah pengaruh narkotika atau alkohol. Ia sepenuhnya dalam kondisi sadar.

Wettlaufer belajar menjadi suster di Conestoga College, Ontario. Dia memulai pekerjaan tersebut sejak 1995.

Selain menjadi suster, Wettlaufer merupakan konselor kerohanian di Sekolah Alkitab London Baptist.

Sempat menikah, Wettlaufer dan suaminya memillih untuk berpisah. Setelah perpisahan tersebut perempuan itu bermasalah dengan alkohol.

Ibu Wettlaufer, Hazel Parker, mengatakan sang anak menderita kelainan bipolar. Sampai sekarang sang putri terus menerima tindakan medis demi menyembuhkan gangguan tersebut.

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.