Sukses

Aksi Pagar Betis Mahasiswa Inggris Lindungi Rekannya yang Salat

Mahasiswa University of East Anglia mengelilingi rekannya yang sedang ibadah sebagai protes atas ditutupnya tempat salat di universitas itu.

Liputan6.com, Norwich - Salah satu universitas terkemuka di Inggris, University of East Anglia (UEA), memicu protes mahasiswa setelah pihak kampus mengumumkan akan menutup ruang salat yang ada di sana.

Dilansir Independent, UEA mengumumkan kepada mahasiswa muslim bahwa ruangan yang digunakan untuk salat Jumat akan ditutup selama musim ujian karena kurangnya tempat. Selain itu, satu-satunya ruang salat yang ada di kampus akan ditutup secara permanen dan akan digantikan dengan koridor menuju perpustakaan.

Puluhan mahasiswa muslim memprotes keputusan itu dengan melaksanakan salat berjamaah di tengah gedung kampus pada 19 Mei 2017. Sementara itu, mahasiswa non-muslim lain mengelilingi rekannya yang sedang salat sambil memegang poster dengan tulisan beragam, seperti "Save our space" dan "We are just praying".

Mulai 22 Mei 2017, mahasiswa muslim akan menggunakan multi-faith centre --ruangan yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan staf dengan berbagai keyakinan. Namun, fasilitas itu dianggap kurang memadai.

Menurut pihak universitas, mereka juga akan memiliki akses ke ruang salat yang lain, tetapi hanya dibuka pada malam hari.

Organisasi mahasiswa Islam UEA mengaku terkejut atas pengumuman itu. Menanggapi hal tersebut, mereka membuat sebuah petisi yang dalam waktu dua hari telah ditandatangani lebih dari 4.000 orang.

"Mereka sepertinya tidak menyadari bahwa bukan hanya ruang ini tak cukup besar untuk menampung semua mahasiswa dari seluruh keyakinan dengan mahasiswa muslim yang salat lima kali sehari, tapi fasilitasnya sama sekali tidak memadai," tulis petisi itu merujuk pada pemindahan ruang salat ke multi-faith centre.

Petisi menanggapi ditutupnya tempat salat di University of East Anglia (UEA)

Anggota kesejahteraan, komunitas, dan keragaman mahasiswa UEA, Jo Swo, mengatakan bahwa mahasiswa muslim mengetahui keputusan itu hanya dari petugas kebersihan kampus.

"Universitas tidak melakukan konsultasi dengan siswa muslim dan bahkan tidak memberitahu mereka bahwa ruang salat mereka ditutup," kata Swo kepada Huffington Post Inggris.

"Mereka akan mengganti ruang salat dengan koridor ke perpustakaan, yang sama sekali tidak perlu," imbuh dia.

"Banyak dari para siswa ini sedang belajar untuk ujian. Sekarang mereka harus memperjuangkan hak mereka untuk beribadah dan ini sangat menyusahkan mereka."

Sementara itu, seorang juru bicara UEA mengatakan, pihaknya sedang melangsungkan diskusi dengan organisasi mahasiswa Islam dan tokoh agama untuk memastikan dapat menyediakan fasilitas yang sesuai.

"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada istirahat dalam menyediakan fasilitas bagi mahasiswa, termasuk selama bulan Ramadhan, selama masa ujian, dan selama pekerjaan pembangunan selama musim panas," ujar pihak kampus.

"Universitas sangat berterima kasih atas masukan semua pemangku kepentingan terhadap konsultasi yang sedang berlangsung mengenai hal ini."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini