Sukses

Ucapan Terima Kasih Perempuan untuk Pria yang Tewas Melindunginya

Seorang remaja yang menjadi target serangan kebencian di Portland, berterima kasih kepada pria yang kehilangan nyawa saat melindunginya.

Liputan6.com, Portland - Destinee Mangum, salah satu dari dua remaja yang menjadi target serangan kebencian di Portland, Oregon, Amerika Serikat, mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pria yang tewas saat melindunginya.

Saat kejadian, Mangum (16) sedang naik kereta MAX dengan temannya yang berusia 17 tahun dan mengenakan hijab. Pelaku yang bernama Jeremy Joseph Christian (35), diduga mencaci kedua perempuan muda tersebut.

Dua pria, Ricky John Best (53) dan Taliesin Myrddin-Meche (23), tewas ditikam Christian saat mencoba melindungi dua remaja itu. Pria ketiga, Micah David-Cole Fletcher (21), selamat dalam penyerangan, tapi menderita luka berat.

Sambil menangis, Mangum mengungkapkan rasa terima kasihnya. "Aku ingin berterima kasih kepada mereka yang mengorbankan hidupnya untukku, bahkan mereka tidak mengenalku," ujar Mangum kepada KPTV.

"Mereka kehilangan nyawanya karena aku dan temanku dan penampilan kami."

"Aku hanya ingin berterima kasih kepada mereka dan keluarganya, dan aku menghargainya, karena tanpa mereka mungkin sekarang aku telah tiada," kata Mangum.

Best dan Namkai-Meche menerima banyak penghormatan dari teman, keluarga, dan orang-orang. Kedua pria pemberani itu dianggap layak disebut pahlawan atas aksi tanpa pamrih itu.

"Mereka diserang karena mereka melakukan hal benar," ujar Wali Kota Portland, Ted Wheeler, seperti dikutip dari Huffington Post, Selasa (30/5/2017).

"Mereka melakukan tindakan yang berani dan tanpa pamrih, serta harus dijadikan contoh dan inspirasi bagi kita semua," imbuh Wheeler.

Taliesin Myrddin Namkai-Meche tewas saat melindungi dua remaja berhijab yang mendapat serangan kebencian oleh seorang pria di Oregon (Facebook)

Berdasarkan laporan Portland Mercury, pelaku Christian dikenal oleh pihak berwenang sebagai orang yang menganggap bahwa ras kulit putih lebih superior atau disebut dengan white supremacist.

Seorang saksi mengatakan kepada KATU-TV bahwa Christian mengatakan kepada kedua remaja, "Turun dari bus, pergi dari negara ini karena kamu tak membayar pajak."

Mangum juga melaporkan hal serupa kepada KPTV, dengan berkata bahwa pelaku telah menyuruh mereka untuk meninggalkan AS dan pulang ke Arab Saudi.

"Ia mengatakan kepada kami bahwa kami bukanlah apa-apa dan kami harus bunuh diri," ujar Mangum.

Warga muslim yang tinggal di Portland menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka yang telah menolong umat Islam.

Seorang Imam di Pusat Komunitas Islam Portland mengaku bersyukur memiliki warga yang saling membantu.

"Saya sangat bersyukur sebagai seorang muslim, saya memiliki warga Portland yang bersedia berdiri bersama sebagai satu kesatuan," ujar Muhammad A Najieb.

Hingga saat ini lebih dari 4 ribu orang telah memberikan sumbangan kepada para keluarga korban penusukan Portland. Dalam beberapa jam, sumbangan yang awalnya ditargetkan US$ 50 ribu melonjak nilainya menjadi U$ 200 ribu.

Kampanye yang dipimpin oleh Muslim Educational Trust and Celebrate Mercy, mengumpulkan U$ 1.000 setiap lima menit dan total telah mengumpulkan $ 165 ribu hingga Minggu pagi.

"Kami ingin merespons kebencian dengan cinta, kejahatan dengan kebaikan, seperti yang diajarkan oleh iman kita, dan mengirim pesan belas kasih yang kuat melalui tindakan," tulis halaman penggalangan tersebut seperti dikutip dari Independent.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini