Sukses

Ilmuwan Temukan Spesies Ular yang Memangsa Secara Berkelompok

Liputan6.com, Knoxville - Seorang ilmuwan dari University of Tennessee, Knoxville, baru-baru ini menemukan bahwa ular boa Kuba tak hanya berburu sendiri. Spesies tersebut bekerja bersama untuk meningkatkan peluang menangkap mangsa.

Ini merupakan pertama kalinya reptil tersebut terlibat dalam 'perburuan terkoordinasi'.

Penulis studi tersebut, Vladimir Dinets, mengamati ular yang memburu kelelawar buah di Kuba. Mengambil posisi di mulut gua saat fajar dan senja, secara individu ular-ular di sana memosisikan dirinya sedemikian rupa agar gerombolan mereka memiliki kemungkinan memangsa lebih baik.

"Ular yang datang ke wilayah perburuan akan cenderung memosisikan diri mereka di dekat ular lain, membentuk 'pagar' di sepanjang lorong dan dengan demikian lebih efektif menghalangi jalur penerbangan mangsa, sehingga meningkatkan perburuan secara signifikan," jelas penelitian tersebut.

Dikutip dari CNN, Minggu (28/5/2017), ular-ular sepanjang satu sampai dua meter itu bergelantung terbalik di atap gua sehingga membentuk formasi seperti tirai. Hal tersebut membuat mereka dengan mudah menangkap kelelawar yang melintasi gua.

Dinets yang merupakan profesor asisten riset di Departemen Psikologi, mengamati posisi yang ditempati ular setiap pagi dan petang ketika tiba di lokasi berburu.

Berdasarkan pengamatannya, Dinets menemukan bahwa ular-ular tersebut memilih tempat yang bisa membantu menghalangi jalan keluar masuk kelelawar dari gua, sehingga meningkatkan keefektifan perburuan.

Dinets mengatakan bahwa perilaku tersebut merupakan kecanggihan yang sebelumnya tidak diperhatikan dalam dunia reptil.

"Perburuan yang terkoordinasi membutuhkan kompleksitas perilaku yang lebih tinggi karena setiap hewan harus mempertimbangkan tindakan pemburu lainnya," kata Dinets.

Dia mengatakan, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perburuan kooperatif tidak serta merta meningkatkan asupan makanan berupa mangsa, namun justru memiliki fungsi sosial.

Dengan demikian, penelitian Dinets adalah yang pertama kali mencatat fenomena tersebut secara ilmiah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini