Sukses

Ayah dan Adik Pelaku Bom Manchester Ditangkap di Libya

Intelijen Libya menangkap adik dan ayah bomber bunuh diri dalam aksi teror di Manchester Arena.

Liputan6.com, Tripoli - Dua hari yang lalu, kepolisian Manchester mengungkapkan bahwa Salman Ramadan Abedi (22) merupakan bomber bunuh diri di Manchester Arena. Aksi teror yang dilakukannya pada 22 Mei 2017 lalu menewaskan 22 orang dan menimbulkan 64 korban luka.

Dan kini, sebagai bagian operasi pengungkapan jaringan sang bomber bunuh diri, intelijen Libya menangkap Hashem Abedi, adik Salman Abedi, seperti yang diwartakan oleh Al Araby, Rabu, (24/5/2017).

Hashem Abedi lahir di Inggris pada tahun 1997. Ia ditangkap pada Selasa 23 Mei 2017, di Ayn Zara, Tripoli, Libya. Belum jelas apakah Hashem akan diekstradisi ke Inggris oleh intelijen Libya.

Kabar lain menyebutkan bahwa Ramadan Abedi -- ayah Salman -- turut ditangkap di lokasi yang sama. 

Hashem Abedi, adik pelaku bom bunuh diri Manchester Arena, Salman Abedi (Facebook/Yousef Hannaa)

Hashem merupakan salah satu dari enam individu yang telah diringkus oleh aparat penegak hukum. Sehari setelah Hashem ditangkap, pada 24 Mei 2017, kepolisian Inggris menangkap seorang pria berusia 23 tahun yang diduga memiliki kaitan dengan ledakan di Manchester Arena.

"Kami telah melakukan penangkapan terhadap seorang pria di dekat Manchester yang diduga memiliki keterkaitan dengan ledakan di Manchester Arena," kata keterangan kepolisian seperti yang dikutip Al Araby.

Penangkapan pria 23 tahun itu merupakan hasil pengembangan bukti pasca-penyerbuan polisi ke rumah Abedi dan kediaman Ismail Abedi -- kakak Salman -- di Manchester selatan pada 23 Mei 2017.

Pada hari yang sama, penegak hukum juga meringkus tiga individu yang diduga kuat memiliki kaitan dengan serangan teror Manchester. Penangkapan itu dilakukan di utara Manchester, demikian seperti yang diwartakan oleh Fox News.

Sementara itu, dalam laporannya CNN menyebutkan, seorang perempuan yang memiliki relasi dengan Abedi, ditangkap di Blackheath, Manchester.

Aparat penegak hukum belum merilis informasi mengenai kapasitas relasi keenam orang terkait aksi teror yang dilakukan oleh Abedi.

Pada Rabu 24 Mei, The Guardian melansir, 3.800 personel militer  diterjunkan di sejumlah titik rawan di Britania Raya.

Mereka dikerahkan untuk menjaga sejumlah titik lokasi yang semula dikawal polisi bersenjata. Sementara itu, para polisi bersenjata tersebut akan ditempatkan di titik lokasi lain yang sebelumnya luput dari pengawasan aparat penegak hukum.

London juga dilaporkan tengah dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan angkatan bersenjata. Sejumlah lokasi rawan yang menjadi tempat berkumpul orang banyak akan dikawal ketat oleh aparat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini