Sukses

26-5-1991: Pesawat Lauda Air Jatuh di Thailand, 223 Orang Tewas

Liputan6.com, Bangkok - Tepat 26 tahun lalu, yakni pada 26 Mei 1991, sebuah pesawat tipe Boeing 767 mengalami kecelakaan dan menewaskan sekitar 223 jiwa. Pesawat asal Austria bernama Lauda Air itu jatuh di sebuah hutan di utara Bangkok, Thailand.

Penerbangan itu berangkat dari Hong Kong menuju Wina dan melakukan pemberhentian singkat di Bangkok, Thailand. Namun nahas, setelah beberapa menit lepas landas pesawat itu mengalami gangguan teknis dan mengakibatkan kecelakaan maut.

Hanya enam belas menit setelah lepas landas, pesawat jatuh ke hutan, tepatnya di Phu Toei National Park, Suphanburi, Thailand. Hutan tersebut berada 160 km di sebelah utara kota Bangkok.

Sebanyak 203 penumpang dan 20 awak pesawat seluruhnya tewas akibat benturan dahsyat. Kotak hitam pesawat pun hancur, sehingga membuat penyebab kecelakaan sulit ditentukan.

Niki Lauda yang merupakan mantan pembalap dunia sekaligus pemilik Lauda Air, segera mendatangi tempat kejadian dan terjun langsung dalam pencarian barang bukti. Berdasarkan bukti mekanis dan rekaman suara menunjukkan adanya masalah serius dengan mesin pesawat.

Selain berita tentang jatuhnya pesawat Lauda Air, pada tanggal 26 Mei 2012 masyarakat dunia dihebohkan dengan pemberitaan kanibalisme yang terjadi di Miami Amerika Serikat.

Seorang lelaki bernama Rudy Eugene tertangkap tangan tengah mengunyah wajah seorang pria. Polisi pun lantas melepaskan tembakan ke arahnya, yang tak kunjung melepaskan si korban, Ronald Edward Poppo.

Berkali-kali, Eugene diperingatkan polisi, namun tetap tak menghiraukan dan malah asyik mengunyah wajah Poppo. Pria yang dijuluki sebagai 'Zombie Miami' itu lantas ditembak mati oleh polisi.

Dalam rekaman video CCTV di dekat MacArthur Causeway, seperti diberitakan CBS News, Eugene memukul Poppo sebelum akhirnya berbaring di atas tubuhnya.

Selain itu di tanggal yang sama pada 1981, Perdana Menteri Italia Arnaldo Forlani dan kabinet koalisi nya mengundurkan diri karena krisis ekonomi di Italia dan skandal Masonik.

Beberapa pihak menuntut Perdana Menteri dan kabinetnya untuk mundur karena mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini