Sukses

Partai Republik Embuskan Isu Pemecatan Donald Trump

Setidaknya, dua Republikan mencuatkan isu pemakzulan atas Trump. Ia diduga mengintervensi penyelidikan terhadap Michael Flynn.

Liputan6.com, Washington, DC - Partai Republik kini mulai bergulat dengan kemungkinan pemakzulan Donald Trump. Hal tersebut dipicu laporan yang menyebutkan, Trump meminta James Comey -- mantan direktur FBI yang dipecatnya -- untuk membatalkan penyelidikan terhadap eks penasihat keamanan nasional, Michael Flynn.

Flynn diberhentikan setelah kedapatan membohongi Wakil Presiden Mike Pence dan sejumlah pejabat Gedung Putih lainnya soal percakapannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak tahun 2016. Perbincangan Flynn dan Kislyak diduga merupakan indikasi kuat, ia berkolusi dengan Moskow untuk "mengganggu" Pilpres AS 2016.

Republikan yang juga anggota Kongres Justin Amash mengatakan kepada The Hill seperti yang dilansir Independen, Kamis (18/5/2017), jika laporan tentang intervensi Trump kepada Comey itu benar, pemecatan terhadap Trump sebagai presiden patut dilakukan.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan CNN, perwakilan Partai Republik Carlos Curbelo membandingkan intervensi Trump terhadap Comey dengan langkah serupa yang menyebabkan upaya pemakzulan terhadap mantan presiden Richard Nixon dan Bill Clinton.

"Obstruksi keadilan dalam kasus Nixon, dan kasus Clinton pada akhir 90-an telah dianggap sebagai pelanggaran yang tidak dapat dipertahankan," kata Curbelo.

Kedua anggota Kongres tersebut telah mengkritik Trump dan tidak mendukungnya dalam pilpres.

Fakta bahwa kalangan Republikan kini mulai meniupkan isu pemakzulan menunjukkan efek nyaring dari skandal terbaru Trump. Ayah lima anak itu belum lama ini juga terlibat skandal intelijen di mana ia diduga membagi informasi rahasia dengan Rusia.

Menurut the New York Times, melalui sebuah memo Comey menuliskan omongan Trump kepadanya: "Saya harap Anda dapat jalan Anda dengan jelas untuk membiarkan ini berlalu, membiarkan Flynn pergi."

Keberadaan memo tersebut menunjukkan bahwa Trump berusaha untuk mempengaruhi penyelidikan terhadap rekan-rekannya dan Rusia. Diketahui ada penyelidikan yang lebih luas mengenai dugaan kolusi antara Moskow dan tim kampanye Trump, serta penyelidikan terpisah yang dilakukan terhadap Flynn.

The Times melaporkan, Comey menulis memo tersebut segera setelah pertemuan keduanya yang berlangsung satu hari pasca-pengunduran diri Flynn. Gedung Putih menilai, memo Comey tersebut bukan gambaran yang akurat tentang percakapan Trump dan Comey.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini