Sukses

AS Perpanjang Pembebasan Sanksi Nuklir Iran

AS melanjutkan pembebasan sanksi ekonomi atas program nuklir Iran. Namun, mereka menerapkan sanksi baru terkait program rudal balistik Iran.

Liputan6.com, Washington DC - Amerika Serikat akan terus melanjutkan pembebasan sejumlah sanksi ekonomi atas program nuklir Iran. Namun dalam waktu yang bersamaan, mereka menerapkan sanksi baru terkait program rudal balistik Iran. Demikian disampaikan Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada 17 Mei 2017.

Pengumuman tersebut secara langsung melanjutkan partisipasi AS dalam kesepakatan nuklir Iran yang secara resmi dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) untuk sementara waktu. Di bawah kesepakatan itu, AS dan lima negara lainnya setuju untuk mencabut sanksi karena negara itu telah membatasi program nuklirnya.

Kesepakatan yang dibuat pada masa pemerintahan Obama itu tetap diperpanjang secara periodik, selama Iran tetap mematuhi kesepakatan.

Dalam sebuah pernyataan kepada wartawan pada bulan lalu, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengakui bahwa Iran mematuhi kesepakatan itu. Namun ia mengecam pemerintah Iran atas catatan hak asasi manusia, program misilnya, dan dukungannya terhadap rezim Assad di Suriah.

"Ketika kami terus mencermati secara saksama komitmen Iran terhadap JCPOA dan mengembangkan kebijakan Iran yang komprehensif, kami akan terus meminta pertanggungjawaban Iran atas pelanggaran hak asasi manusia dengan tindakan baru," ujar Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Timur Tengah, Stuart Jones, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN, Rabu (18/5/2017).

Presiden AS Donald Trump mengkritik JCPOA yang dia sebut "salah satu transaksi terburuk yang pernah dilakukan oleh negara mana pun dalam sejarah". Ia juga mengancam akan "membongkar" JCPOA.

Namun sejauh ini, pemerintahnya belum mengambil langkah untuk keluar dari kesepakatan itu -- langkah yang akan mengganggu sekutu penting Eropa.

Meski demikian, keputusan AS untuk menerapkan sanksi baru terkait program rudal balistik Iran menunjukkan bahwa pemerintah sangat ingin mengambil sikap lebih keras terhadap negara tersebut.

"Departemen Keuangan menerapkan sanksi baru terhadap pejabat pertahanan Iran, entitas Iran, dan jaringan berbasis China yang memasok barang-barang yang dapat diimplementasikan ke rudal ke entitas pertahanan utama Iran," ujar Jones dalam pernyataan.

Tindakan AS terhadap nuklir Iran itu dilaksanakan dua hari sebelum Iran menggelar pemilihan presiden, di mana Hassan Rouhani yang pemerintahannya menegosiasikan JCPOA, melawan kelompok garis keras yang menentang hubungan terbuka dengan pihak barat.

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.