Sukses

Ilmuwan Temukan Tata Surya yang Mirip Tempat Tinggal Manusia

Sebuah sistem tata surya yang berjarak 10,5 tahun cahaya, memiliki struktur yang sangat mirip dengan tata surya kita.

Liputan6.com, Santa Clara - Sebuah sistem tata surya yang berjarak 10,5 tahun cahaya, memiliki struktur yang sangat mirip dengan tata surya kita.

Keberadaan tersebut diketahui oleh para ilmuwan dengan menggunakan Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) yang dilengkapi dengan teleskop 2,5 meter.

Di tata surya tersebut, terdapat sistem planet yang mengelilingi bintang muda mirip Matahari bernama Epsilon Eridani.

Sistem tersebut memiliki cincin asteroid yang terdiri dari puing-puing, sama seperti sistem tata surya Bumi.

"Sistem Eridiani disebut sebagai lokasi utama untuk meneliti bagaimana planet tersebut terbentuk di sekitar bintang seperti Matahari," ujar pernyataan dari SOFIA Science Center seperti dikutip dari Space.com, Sabtu (5/5/2017).

Dalam pengamatan sebelumnya tentang sistem Epsilon Erdiani, para ilmuwan mendeteksi puing-puing yang terdiri dari sisa gas dan debu bersama dengan sebuah planet besar bernama Epsilon Erdiani b.

Raksasa yang terdiri dari gas tersebut mengorbit di tepi luar sistem, pada jarak yang sebanding dengan jarak antara Yupiter dan Matahari.

Ilustrasi perbedaan sistem Epsilon Eridani dengan Tata Surya kita. (NASA)

Studi baru-baru ini, yang dipimpin oleh astronom Kate Su dari University of Arizona, membenarkan bahwa puing-puing materi yang mengelilingi Epsilon Eridani terkonsentrasi pada setidaknya satu cincin yang mirip dengan sabuk asteroid. Menurut peneliti, hal tersebut sangat mirip dengan struktur tata surya Bumi.

Dengan menggunakan Faint Object Infrared Camera (FORCAST), peneliti mempelajari emisi inframerah yang berasal dari puing-puing. Hal tersebut memungkinkan mereka untuk memahami struktur Epsilon Eridani.

"Resolusi spasial SOFIA yang tinggi dikombinasikan dengan cakupan gelombang unik dan rentang dinamis yang mengesankan dari kamera FORCAST, memungkinkan kami memecahkan soal emisi hangat di sekitar Eps Eri," ujar Su dalam pernyataan.

"Lebih jauh lagi, massa planet tersebut dibutuhkan untuk menghentikan lapisan debu dari zona luar, mirip dengan peran Neptunus di tata surya kita."

"Sungguh mengesankan bagaimana Eps Eri, versi tata surya kita yang jauh lebih muda, memiliki struktur yang sama seperti kita," imbuh Su.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.