Sukses

Pakaian 'Menggoda', Murid 12 Tahun Tak Boleh Ikut Lomba Catur

Pakaian bocah peserta catur itu berada di atas lutut dan dinilai terlalu menggoda. Benarkah demikian?

Liputan6.com, Putra Jaya - Politikus di Malaysia mendesak penyelenggara turnamen catur, untuk mengklarifikasi larangan yang menggagalkan bocah berusia 12 tahun ikut kompetisi tersebut.

Anak perempuan itu kabarnya tak diperbolehkan mengikuti turnamen karena pakaian yang dikenakannya dianggap tak sesuai.

Pelatih gadis itu mengatakan, pihak berwenang memanggilnya gara-gara pakaian anak didiknya di atas lutut dan dinilai terlalu menggoda.

Sebuah unggahan Facebook yang merinci kejadian tersebut kemudian beredar luas dan memicu kemarahan. Federasi Catur Malaysia kemudian merespons, dengan mengatakan kepada media setempat bahwa tuduhan tersebut sedang diselidiki.

Gadis itu berpartisipasi dalam National Scholastic Chess Championship pada April lalu di Putrajaya, tepat di sebelah selatan Kuala Lumpur. Setelah itu, pelatihnya, Kaushal Khandhar, menulis sebuah berita di Facebook berisi info bahwa seorang juri menyela permainan untuk memberitahu bahwa bocah itu melanggar aturan berpakaian dalam kompetisi.

"Direktur turnamen menganggap pakaian muridku menggoda. Sebuah godaan dari sudut tertentu dari jarak jauh, jauh sekali," kata Khandhar seperti dikutip dari BBC, Selasa (2/5/2017).

Khandhar berbicara dengan surat terbuka bernada marah kepada komunitas catur Malaysia, dan ungkapan itu segera menyebar ke seluruh negeri dan seluruh dunia.

Menurut surat kabar Malaysia The Star, insiden itu menuai kritik dari seorang anggota parlemen untuk Partai Keadilan Nasional Zuraida Kamaruddin. Ia mengatakan penyelenggara tak membuat pernyataan yang tepat sebagai tanggapan.

"Saya sangat gelisah terkait masalah ini, saya menganggapnya seperti anak perempuan sendiri," kata Kandhar.

Khandhar kemudian juga mengunggah foto pakaian tersebut, tanpa menunjukkan wajah gadis itu yang menurutnya merasa malu dan sangat terganggu.

Dia mengatakan diberi kesempatan untuk membeli celana untuk terus mengikuti perlombaan keesokan harinya. Namun saat itu toko-toko tutup sehingga ia terpaksa menarik diri dari acara tersebut

Penasihat Department of National Unity and National Integration, Datuk Heng Seai Kie, mengatakan kepada The Star bahwa panitia seharusnya tidak bertindak sebagai "polisi moral" dengan memberi tahu anak perempuan apa yang akan dikenakannya.

"Bermain catur tidak ada hubungannya dengan berpakaian, karena ini adalah aktivitas yang sehat. Dari foto itu, dia terlihat berpakaian sopan," kata Heng Seai Kie.

Pedoman Federasi Catur Dunia kemudian mengatakan bahwa peserta harus mematuhi "kode berpakaian" itu.

Khandhar kemudian memberikan waktu untuk direktur turnamen tersebut sampai Selasa waktu setempat, untuk meminta maaf secara publik atas larangan itu. Jika tidak, tindakan hukum akan diarahkan kepadanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini