Sukses

Beredar Spekulasi MH370 Dibajak Kim Jong-un, Fakta atau Hoax?

Kim Jong-un disebut-sebut sebagai otak pembajakan MH370. Konon, ia membajak pesawat itu untuk digunakan sebagai bahan eksperimen.

Liputan6.com, Pyongyang - Tiga tahun sudah Malaysia Airlines MH370 tak diketahui keberadaannya. Pesawat yang hilang pada 8 Maret 2014 lalu bahkan disebut-sebut sebagai salah satu misteri terbesar dari Abad ke-21. 

Banyak teori konspirasi muncul mengenai penyebab celaka burung besi yang membawa 239 orang itu, juga soal siapa yang menjadi dalang nasib tragisnya. 

Wen Wanchang menangis saat tiba di stasiun kereta api di Beijing, China (18/1). Kelompok pendukung keluarga MH370, mengatakan pencarian harus terus dilakukan dan diperluas ke arah utara dari tempat pencarian saat ini. (AP Photo/Ng Han Guan)

Kini, ketika situasi di Semenanjung Korea memanas, sejumlah netizen mengait-ngaitkan MH370 dengan Korea Utara. Bahkan, ada juga yang menduga Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong-un sebagai dalangnya.

Jong-un diduga sebagai otak pembajakan. Ia konon membajak kapal terbang tersebut karena ingin menggunakannya sebagai bahan eksperimen.

Spekulasi tersebut ramai dibicarakan situs komunitas di Amerika Serikat Reddit.

Salah seorang pengguna Reddit menyebut, ia yakin bahwa bahan bakar MH370 cukup untuk terbang sampai Korut.

Seorang pekerja penerbangan AS yang namanya disamarkan mengaku mendapat bocoran kenapa Kim Jong-un sangat menginginkan MH370.

"Ya dia ingin pesawat yang sangat besar dalam rangka riset untuk memajukan teknologi kedirgantaraannya," sebut orang tersebut, seperti dikutip dari situs Inggris, Express.co.uk.

Akun yang diduga milik pramugari Koryo Air Korea Utara (Twitter/ @misskimpyongya1)

 

Pemimpin Redaksi media eTurbonews, Nelson Alcantara mengaku percaya dengan spekulasi ini. Pasalnya, Korut punya sejarah membajak pesawat komersial.

Pesawat maskapai Korean Airlines Penerbangan YS-11dibajak dan diterbangkan ke Korea Utara pada 1969.

Pada 31 Maret 1970, Japan Airlines Penerbangan 351 dibajak oleh sembilan anggota Liga Komunis Jepang-Faksi Tentara Merah dan dilarikan ke Korea Utara.

"Apakah sang pemimpin tertinggi bisa berlaku sejauh itu? Penculikan dan perdagangan manusia selalu masuk ke dalam agenda mengerikan Korut," sebut Alcantara.

Fakta atau Hoax?

Spekulasi hingga teori konspirasi ramai bermunculan setelah Malaysia Airlines MH370 hilang kontak pada Sabtu 8 Maret 2014 dini hari pukul 02.40 waktu negeri jiran.

Ada yang menduga MH370 celaka karena bunuh diri pilot, ledakan baterai lithium, ulah teroris, disembunyikan pihak tertentu, gagal mesin, jadi sasaran latihan tempur, hingga diduga ditembak jatuh saat mengarah ke pangkalan militer AS, Diego Garcia, di Samudera Hindia.

Amerika Serikat, Malaysia, China, hingga alien jadi 'tertuduh'. Tapi, tak ada sangkaan soal keterlibatan Korea Utara.  

Apalagi, tim pencari puing MH370 di Samudra Hindia menemukan sejumlah bagian pesawat yang diduga milik pesawat nahas itu. 

Puing-puing MH370 memberikan petunjuk soal pesawat yang berakhir nahas di Samudera Hindia (AFP)

Tiga di antaranya telah dikonfirmasi merupakan bagian dari pesawat milik negeri jiran, sementara lima benda lain -- yang sepertinya milik MH370 -- dianggap tak meyakinkan.

Puing yang diduga kuat bagian MH370 adalah wing flap yang ditemukan di Tanzania, tepatnya di perairan Pemba Island.

Yang kedua adalah fragmen sayap pesawat yang ditemukan di Mauritius.

Fragmen dari sayap pesawat ini telah dikonfirmasi sebagai bagian dari jet MH370 yang hilang. Tedapat deretan angka yang terdaftar dari unit kapal terbang itu.

Sementara, bagian ketiga adalah flaperon yang dijumpai di Pulau Reunion.

Foto ini diambil pada tanggal 29 Juli 2015, Polisi Perancis membawa potongan puing-puing dari pesawat yang diduga Malaysia Airlines MH370 di pantai Saint-Andre, Pulau Reunion. (AP Photo/Lucas Marie)

Para pejabat Australia mengatakan flaperon yang ditemukan tersebut dikonfirmasi berasal dari pesawat MH370. Benda ini merupakan yang paling pertama ditemukan sejak kapal terbang nahas itu menghilang 8 Maret 2014.

Para pejabat Prancis mengatakan, kode pada flaperon yang dicocokkan di perusahaan pembuatnya terdaftar sebagai bagian yang dipasang untuk MH370.

Pulau Renion, tempat temuan itu berada di Samudra Hindia antara Madagaskar dan Mauritius -- yang lokasinya jauh dari Korea Utara. 

Tim pencari internasional telah menghentikan pencarian MH370 pada Januari 2017 -- hingga bukti baru yang kuat ditemukan. Belum pernah ada pernyataan yang menyebut rezim Kim Jong-un sebagai target penyelidikan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.