Sukses

Pemerintahannya Terancam 'Shutdown', Ini Sikap Donald Trump

Liputan6.com, Washington - Baru 100 hari Presiden Donald Trump memegang kendali kekuasaan Amerika Serikat, namun ancaman kelumpuhan pemerintahan atau shutdown membayangi. 

Gara-garanya, Kongres AS dikhawatirkan tak bisa mengesahkan RUU anggaran --yang memastikan kegiatan pemerintahan tetap berjalan dan gaji-gaji para pegawai bisa dibayarkan -- secara tepat waktu. 

Padahal, tenggat waktu bagi Kongres untuk menyetujui RUU tersebut akan jatuh pada Sabtu dini hari, 29 April 2017 pukul 00.01 waktu setempat.

"Kita akan lihat apa yang terjadi," kata Presiden AS Donald Trump dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari ABC News, Jumat (28/4/2017). "Jika shutdown harus terjadi, maka terjadilah."

Miliarder nyentrik itu menyalahkan kubu lawan jika kelumpuhan terjadi. "Itu salah Demokrat, bukan kesalahan kami." 

Trump juga menyerang kubu Demokrat lewat akun Twitternya. "Saat keluarga di AS mempersiapkan liburan musim panas di Taman Nasional (National Parks)-- Demokrat mengancam untuk menutupnya dan melumpuhkan pemerintahan. Mengerikan!," tulis dia.

Meski demikian, Trump yakin, pemerintahannya akan baik-baik saja. Komentar tersebut diamini Gedung Putih. Juru Bicara, Sean Spicer menyebut, tak perlu panik menyikapi situasi ini.

"Saat kita mendekati tenggat waktu, perundingan masih dilangsungkan di antara para pemimpin Senat dan DPR," kata juru bicara Sean Spicer.

Di sisi lain, kubu Demokrat menolak dipersalahkan. "Kami tak pernah bermaksud untuk melumpuhkan pemerintah. Faktanya, kami tak punya kekuatan untuk melakukannya," kata Nancy Pelosi, memimpin House Minority Leader.

"Mereka adalah pemilik mayoritas," kata dia soal Partai Republik yang mendukung Donald Trump. "Mereka punya presiden, menguasai Senat dan Parlemen...bola ada di tangan mereka."

Sementara itu, sejumlah anggota Kongres berupaya untuk memundurkan tenggat waktu, hingga 5 Mei 2017, dalam rangka mencapai kesepakatan soal pendanaan kegiatan pemerintahan hingga tahun fiskal berakhir pada September 2017. Agar pemerintahan tak sampai shutdown.

Perdebatan akan dilakukan di House of Representatives pada Jumat waktu setempat, hanya beberapa jam sebelum tenggat waktu berakhir.

Jika perpanjangan gagal disepakati, atau Kongres tak berhasil mengesahkan RUU hingga batas waktu, maka lembaga-lembaga federal akan kehabisan anggaran pada Jumat 28 April 2017 tengah malam.

Efeknya, kemungkinan memicu PHK tiba-tiba dari ratusan ribu pekerja pemerintah federal, sampai dana tersebut dilanjutkan kembali.

"Saya optimistis paket pendanaan final akan segera dirampungkan," kata politisi Republik sekaligus Ketua House Appropriations Committee, Rodney Frelinghuysen.

Sementara itu, seorang anggota Kongres yang namanya disamarkan mengatakan, dalam sisa tahun fiskal ini, anggaran belanja pemerintah AS berjumlah sebesar US$ 1 triliun -- nilai pertaruhan yang besar.

'Hantu' Shutdown Pemerintahan Obama

Aksi yang bisa dilakukan dalam protes jalanan kini berlangsung di Kongres AS (Twitter)

Apa yang membuat RUU anggaran pemerintah AS tak kunjung disahkan? Faktor utamanya adalah ketidaksetujuan kubu Demokrat.

Demokrat menuntut agar anggaran pemerintah tak termasuk pendanaan untuk membangun tembok -- yang sesuai janji kampanye Donald Trump -- akan didirikan di perbatasan AS-Meksiko.

Donald Trump juga harus setuju untuk terus mendanai komponen utama dari Affordable Care Act, yang biasa dikenal dengan Obamacare -- walaupun ia bersumpah untuk mengakhirinya.

Dan, masih belum jelas apakah Partai Republik akan memenangkan upaya untuk meningkatkan belanja pertahanan tanpa menimbulkan kenaikan serupa dalam program domestik lainnya.

Trump mengusulkan kenaikan anggaran US$ 30 miliar untuk Pentagon sepanjang sisa tahun fiskal ini.

Ketidaksepakatan lain juga harus diwujudkan terkait program perawatan kesehatan bagi penambang batubara dan terkait program asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin Puerto Riko, Medicaid.

Meskipun Partai Republik mengendalikan kedua majelis Kongres, mereka hanya memiliki 52 kursi di Senat dan akan membutuhkan dukungan dari beberapa politisi Demokrat untuk memenangkan 60 suara yang dibutuhkan untuk mengesahkan RUU anggaran.

Tak hanya saat ini, perselisihan terkait pendanaan juga berpotensi muncul kembali pada tahun fiskal berikutnya yang dimulai pada bulan Oktober 2017.

Hantu Shutdown 2013

Mantan Presiden AS Barack Obama berbicara di sebuah forum yang membahas pengorganisasian masyarakat di University of Chicago di Chicago (24/4). Forum itu diikuti oleh pelajar dan mahasiswa peminat politik dari wilayah Chicago. (AFP Photo/ Jim Young)

Meski terdengar mengerikan, shutdown pernah terjadi pada pemerintahan Presiden Barack Obama.

Kelumpuhan tersebut berlangsung selama 2 pekan pada Oktober 2013.

Shutdown diputuskan setelah pihak Republik menolak pengajuan Demokrat soal kebijakan Obamacare dalam anggaran pemerintahan. Shutdown berakhir setelah kesepakatan sementara dicapai Republik dan Demokrat.

Usai kesepakatan terjadi dewan parlemen AS memutuskan mengabulkan anggaran pengeluaran nasional senilai US$ 1,1 triliun.

RUU ini untuk sementara mengakhiri kebuntuan yang sempat mengancam ekonomi AS ke status gagal bayar.

Pembicaraan persetujuan anggaran pemerintah, merupakan hal penting bagi pemerintahan Presiden Donald Trump saat ini. Jika gagal, reputasi Trump bakal buruk.

Donald Trump akan menjadi presiden pertama Negeri Paman Sam yang operasional pemerintahannya dihentikan dalam 100 hari kekuasaanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.