Sukses

25-4-1983: Balasan Surat Presiden Uni Soviet kepada Bocah di AS

Liputan6.com, Moskow - Seperti jutaan anak-anak Amerika Serikat lainnya di masa Perang Dingin, Samantha Smith bocah 10 tahun dari Manchester, Maine ketakutan menjdi sasaran target rudal Uni Soviet.

Laporan berita dan TV kerap memuat tentang bom nuklir dan sistem pertahanan nuklir. Mendengar itu, Samantha makin lama makin tahun.

Frustrasi dan takut, Samantha meminta ibunya menulis surat kepada Presiden Uni Soviet untuk bertanya "siapa sesungguhnya yang memulai ini semua". Namun, sang ibu menyuruhnya ia menulis surat sendiri.

Jadi, ia pun melakukannya. Pada Novemver 1982, Samantha menulis surat kepada Sekertaris Jenderal Partai Komunis Yuri Andropov, pemimpin Uni Soviet. Berikut kurang lebih bunyinya:

Dear Tuan Andropov,

Nama Saya Samanta Smith, saya berusia 10 tahun. Selamat atas pekerjaan baru Amda. Saya selama ini takut Rusia dan AS perang nuklir. Apakah Anda akan memilih perang atau tidak. Jika tidak, bisakah Anda membantu agar tak jadi perang. Pertanyaan ini tak harus dijawab, tapi saya tahu, kenapa Anda ingin menguasai dunia.

Tuhan menciptakan dunia agar kita bisa hidup bersama dalam kedamaian dan tanpa pertengakaran.

Hormat saya,

Samantha Smith.

Berbulan-bulan ia menanti jawaban, sampai akhirnya surat itu dirilis di koran Soviet, Pravda sebagai propaganda agar internasional memaklumi. Namun, bukan itu yang ia mau. Ia ingin mendapat jawaban. Jadi, dia menulis surat lainnya. Kali ini ia mengirim ke kedutaan besar Soviet di Washington.

Pada Maret 1983, kedutaan menelponnya dan surat dari Andropov akan segera dikirim kepadanya. Demikian seperti melansir Today I Found Out.

Sebulan kemudian, tepatnya pada hari ini 24 April di tahun 1983, surat itu tiba. Dubes Soviet yang ingin mendapat kesan positif dari media juga memberikan salinan surat itu. Wartawan pun menyerbu rumah Samantha.

Dalam surat itu, Andropov mengatakan rakyat Soviet menginginkan hidup yang damai.

"Berdagang dan bekerja sama dengan seluruh tetangga kami di seluru dunia. Tak masalah jauh atau dekatnya mereka berada, dan tentunya dengan negara besar seperti Amerika Serikat," balas Andropov.

"Ya, Samantha, kami di Uni Soviet juga berharap tak ada perang antar dua negara. Tak ada perang di dunia," lanjut balasan Andropov.

Dalam surat itu, Andropov memuji keberanian Samantha. Ia juga mengundang Samantha ke Soviet bersama orangtuanya.

Pada 7 Juli 1983, ia dan orangtuanya terbang ke Moskow. Ia pun menjadi selebritas baik di Soviet maupun di AS.

Satu-satunya yang Samantha sesali adalah dia tak pernah bertemu secara pribadi dengan Yuri Andropov. Asistennya mengatakan kepada gadis cilik itu sang presiden terlalu sibuk. Padahal, ia terlalu sakit akibat ginjalnya dan tengah sekarat. Namun, keduanya telah berbincang-bincang lewat telepon selama Samantha berada di Moskow. Andropov meninggal dunia di awal 1984.

Tragedi...

Samantha menjadi duta besar tidak resmi, yang menganjurkan kekuatan persahabatan internasional dan pelucutan senjata nuklir. Dia menerbitkan sebuah buku berjudul Journey to the Soviet Union, muncul di TV, dan memberikan ceramah untuk mempromosikan kedamaian di seluruh dunia.

Samantha juga diundang ke Simposium Internasional Anak-anak di Jepang, dia bahkan meminta "pertukaran cucu perempuan," di mana para pemimpin Soviet dan AS harus mengirim anak cucu mereka untuk tinggal bersama satu sama lain selama dua minggu setiap tahun, mencerminkan perjalanannya. "Presiden tidak ingin mengirim bom ke negara yang didatangi cucunya."

25-4-1983: Balasan Surat Presiden Uni Soviet kepada Bocah di AS (centralmaine.com)

Dia menjadi sangat terkenal sehingga dia mulai mendapatkan penawaran dari dunia hiburan. Pada tahun 1984 dia menjadi tuan rumah dan pemilihan khusus untuk anak-anak di Disney Channel yang disebut Samantha Smith Goes ke Washington di mana dia mewawancarai George McGovern dan calon presiden Jesse Jackson.

Pada tahun 1985 dia jadi bintang film di Lime Street, sebuah drama ABC yang dibintangi Robert Wagner sebagai penyelidik penipuan asuransi internasional; Samantha memainkan anak perempuannya.

Pada bulan Agustus 1985, tepat setelah syuting episode kelima dari serial itu, Samantha dan ayahnya naik pesawat enam penumpang yang terbang ke Bandara Auburn-Lewiston, dekat rumah mereka di Maine. Cuaca buruk, kesalahan pilot, dan arah yang salah dari menara kontrol lalu lintas udara menyebabkan pesawat jatuh ke lapangan. Tidak ada yang selamat. Samantha masih berusia 13 tahun.

Belasungkawa berdatangan baik dari pemerintah AS hingga Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev. Mereka mengirim surat pribadi kepada ibu Samantha, Jane Smith. Demikian juga Presiden Ronald Reagan. "Jutaan orang Amerika, memang jutaan orang, berbagi beban kesedihan Anda," tulisnya. "Mereka juga akan menghargai dan mengingat Samantha, senyumnya, idealisme dan semangat manisnya."

Warisan Samantha

Orang-orang Rusia mengabadikan Samantha dengan berbagai cara: Sebuah prangko dikirim untuk menghormatinya dan berlian besar yang ditemukan di Siberia dinamai menurut namanya, seperti juga jenis bunga baru, sebuah asteroid yang ditemukan oleh seorang astronom Rusia (3147 Samantha) , Dan Young Pioneer Camp yang pernah ia kunjungi di tahun 1983.

Di Amerika Serikat, sekolah dasar di Sammamish, Washington, dan Jamaika, New York, dinamai untuknya. Dengan keputusan dewan legislatif negara bagian Maine, Senin pertama bulan Juni di Maine adalah Hari Samantha Smith.

Patung perunggu Samantha yang memegang burung merpati, dengan anak beruang di kakinya yang memegang bendera Amerika, sekarang berdiri di perpustakaan negara bagian Maine. Beruang itu adalah simbol bagi Rusia; Burung merpati adalah simbol untuk perdamaian.

Pada tahun 1986 Jane Smith memulai Yayasan Samantha Smith. Misinya adalah untuk mengirim anak-anak Amerika dalam perjalanan pertukaran pelajar ke Rusia. Lebih dari 1.000 anak-anak pergi sebelum Smith menutup organisasi tersebut pada tahun 1995. Setelah reformasi kebebasan Glasnost Gorbachev pada akhir 1980an, diikuti oleh runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, direktur yayasan tersebut, Donna Brustad, mengatakan kepada seorang reporter, "Menurut saya, niat dari yayasan ini akhirnya terwujud. Kerja kami sudah usai."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.