Sukses

Diprotes Trump, Kebijakan Pengungsi AS-Australia Tetap Berlaku

Pada masa Pemerintahan Barack Obama, AS-Australia sempat menyetujui perjanjian menampung ribuan pencari suaka dari Negeri Kanguru.

Liputan6.com, Sydney - Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence memastikan akan menghormati perjanjian pengungsi yang telah disepakati dengan Australia. Kebijakan ini sempat disebut sebagai dumb policy oleh Donald Trump.

Perjanjian yang disepakati pada masa pemerintahan Barack Obama itu menyebut AS akan menerima 1.250 pencari suaka untuk ditampung Australia.

Kepastian tersebut disampaikan Pence usai bertemu Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull. Menurutnya, upaya penghormatan itu akan dilakukan dengan cara mengevaluasi apa yang sudah disepakati.

"Menghormati tidak dapat diartikan kita memuji dan mengagumi perjanjian tersebut," sebut Pence seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (22/4/2017).

"Kami akan menghormati perjanjian sama seperti kami menghormati sekutu penting kami," sambung Pence.

Perjanjian ini disepakati Obama pada akhir tahun 2016 lalu. Saat itu disebutkan bahwa pengungsi yang diterima AS adalah pencari suaka di Pulau Manus dan Nauru.

Kedua tempat tersebut dipakai Australia untuk menampung pencari suaka yang tidak diizinkan masuk ke Negeri Kanguru.

Dalam perjanjian itu, AS diberi izin mengirimkan pengungsi dan pencari suaka asal El Salvador, Guatemala dan Honduras ke Australia.

Sebelum Pence datang, perdebatan soal perjanjian ini terus menyeruak. Gedung Putih dalam pernyataan resminya menegaskan perjanjian harus direvisi.

Pihak penggiat HAM belakangan ini mendorong AS mematuhi perjanjian. Sebab, tempat Australia menampung pengungsi di Pulau Manus dan Nauru sangat buruk dan tidak sesuai standar Hak Asasi Manusia (HAM).

Akibat AS ogah-ogahan menaati perjanjian itu, hubungan Canberra-Washington sempat menegang. Hubungan pun terus memburuk setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial langkah itu sebagai dumb policy.

AS Hormati Perjanjian Pengungsi dengan Australia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini