Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Dewa Kesuburan hingga Kelamin Terbang, Ini 8 Legenda Paling Aneh

Ketika orang menceritakan hikayat rakyat, mereka sebenarnya sedang mencoba mencerna kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitar mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Leluhur manusia memiliki legenda, hikayat dan dongeng yang 'jauh lebih hebat' daripada yang kita ceritakan sekarang kepada anak-anak.

pada masa kini, kita menjaga cerita anak agar tetap santun, menghindari seks, menghindari hal menjijikan, dan menghindari hal nyeleneh.

Tapi, waktu orang mulai menceritakan hikayat rakyat, mereka sebenarnya sedang mencoba mencerna kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitar mereka. Hal-hal menjijikan dan nyeleneh pun menjadi bagian dari kehidupan.

Cukup sering kita mendengara hikayat-hikayat konyol bangsa Romawi Kuno maupun Mesir Kuno, tapi kisah-kisah menjijikan sebenarnya merupakan bagian dari setiap budaya.

Disarikan dari Listverse.com pada Senin (10/4/2017), berikut ini adalah sejumlah legenda dan hikayat mencengangkan, bahkan mengacu kepada kelamin pria maupun wanita:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

1. Vagina Terbang Dewi Kapo

(Sumber Mithology Wikia/Foreverwitchy)

Warga pribumi Hawii menceritakan tentang sesosok dewi yang dikenal dengan "Kohe-kohe-lele," yang secara bebas diterjemahkan sebagai "Kapo dengan Vagina Berkeliaran."

Vagina berkeliaran milik Kapo menjadi kekuatannya dan kekuatan itu dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa-nyawa. Suatu hikayat rakyat menceritakan bahwa saudara perempuan dewi itu diserang oleh Kamapua'a, mahluk setengah manusia dan setengah babi hutan.

Kapo bergegas menolong dengan caranya, "Kapo menyingkap rok Hula dengan satu tangan dan merenggut kelaminnya menggunakan tangan yang lain hingga vaginanya lepas."

Vagina bersayap itu kemudian terbang melintasi Kamapua'a yang menjadi sangat tertarik dan mulai mengejarnya hingga ke pelosok negeri dan mendarat di kawah Kohelepelepe yang dipercaya sebagai bentuk cetakan vagina terbang milik Kapo.

Anehnya, walau Kapo dinamai berkaitan dengan organ kelaminnya, ia sebenarnya membenci bagian tubuh itu.

Ketika seorang dukun wanita Hawaii mencoba menyalurkan arwah Kapo, dukun itu harus menggunakan daun ti sebagai perlindungan. Jika tidak, bagian kelaminnya akan direnggut oleh sang dewi.

3 dari 9 halaman

2. Kematian Maui

(Sumber Library of Congress)

Kisah Maui, pahlawan suku Maori, pernah diangkat menjadi latar belakang film Moana terbitan Disney. Tapi, ada alur cerita yang dibuat lebih sopan.

Misalnya, Disney tidak menceritakan ketika Maui mati terjepit dalam vagina seorang wanita, walaupun menurut hikayatnya disebutkan bahwa ia gigih mengejar kehidupan kekal bagi semua manusia.

Sebelum memulai perjuangannya, atahnya memperingatkan bahwa ia ditakdirkan mati dibunuh Hine-nui-te-po, sang dewi malam, sebelum mencapai tujuannya.

Dengan tekad menghentikan ramalan itu ia berusaha membunh Hine-nui-te-po dengan ditemani burung-burung kecil Tiwakawaka yang menggemaskan. Ketika menemukan dewi raksasa tersebut, Hine-nui-te-po sedang tertidur dengan selangkangan yang terbuka lebar.

Maui memanjat tubuh raksasa itu, mencoba membunuh dari bagian dalam tubuh. Burung-burung Tiwakawaka tertawa melihat pemandangan Maui memanjat suatu sosok wanita raksasa.

Dewi raksasa itu pun menutup erat pahanya dan Maui terbelah dua. Menurut legenda Maui, itulah kematian pertama di Bumi. Dengan demikian, manusia sekarang ini pastilah meninggal karena, sebelum Maui sempat menghadirkan kehidupan kekal ke dunia, ia sudah terjepit di antara dua paha.

4 dari 9 halaman

3. Menstruasi

(Sumber iStock via listverse.com)

Beberapa hikayat rakyat Inuit diceritakan turun-temurun dan ada beberapa yang dituliskan hanya untuk membuat orang menyeringai. Mereka mewariskan banyak sekali kisah wicara semisal "Pria yang Penisnya Memanjang Hingga Dengkul" ataupun "Arwah Timbunan Tinja."

Mungkin kisah yang paling menarik adalah "Saya Hanya Sekedar Tinja." Kisahnya dimulai dengan seorang wanita yang sedang mengalami menstruasi sehingga "tak seorangpun yang mau memberinya makan."

Nasibnya berubah ketika ia mengamati ada seekor paus di laut dan mencoba menangkapnya. "Ia melambaikan tangan dan berteriak, 'Saya hanya sekedar tinja! Saya hanya sekedar tinja!' Dan paus itu berenang mendekatinya."

"Hewan itu kemudian berenang keluar dari air ke daratan kering, ke sisi wanita tersebut. 'Saya hanya sekedar tinja,' katanya. Dan paus itu mati."

Tidak benar-benar jelas apa artinya cerita itu, entah sebagai lelucon atau untuk mengajarkan suatu nilai-nilai leluhur.

Kisahnya berakhir dengan pernyataan tentang kekuatan ketika menceritakan kepada yang lain bahwa seseorang hanyalah sekedar tinja.

5 dari 9 halaman

4. Cara Kokopelli Mendapatkan Istri

(Sumber Wikimedia/Jesse Walter Fewkes)

Kokopelli adalah dewa kesuburan pribumi Amerika. Ia disebut memiliki penis amat panjang yang bisa dicopot dan dikirim untuk menghamili seorang para wanita. Kisah paling terkenal tentang Kokopelli adalah cerita suku Hopi tentang cara dewa itu mendapatkan istrinya.

Kokopelli jatuh cinta pada seorang wanita muda yang rupawan. Ia menceritakan kepada neneknya yang malah langsung mentertawakan dan menghinanya sebagai dewa yang terlalu pendek dan jelek.

Kokopelli bersikeras bahwa ia tahu caranya memenangkan cinta dari gadis itu, yaitu dengan menguntit dan mengamatinya ketika ia sedang kencing.

Ia menguntit hingga ke semak-semak hingga mengetahui di mana wanita itu kencing. Ia kemudian menggali parit panjang hingga ke rumahnya, lalu menunggu hingga pujaan hatinya kencing lagi untuk mengirimkan penis gaibnya yang bisa dilepas.

Wanita itu pun kemudian hamil, tapi tidak mengetahui siapa ayah bagi anaknya. Warga pun memutuskan untuk menghadiahi bunga-bungaan dan menganggap bahwa bunga yang dipilih oleh si bayi menjadi penanda tentang ayahnya.

Tentu saja bayi itu mengambil bunga yang dikirimkan oleh Kokopelli dan wanita itu pun langsung menikahinya.

6 dari 9 halaman

5. Vagina Berkeliaran

(Sumber iStock via listverse.com)

Lagi-lagi, kisah tentang vagina yang bisa berkeliaran. Selain warga Hawaii yang percaya adanya sesosok dewi pemilik vagina yang bisa berkeliaran, suku Mehinaku di Brasil juga memiliki legenda yang lebih seru.

"Dahulu kala, vagina semua berkeliaran," demikian isi hikayat Mehinaku tersebut. Dan ada seorang wanita bernama Tukwi dengan vagina "yang sangat bodoh." Ketika wanita itu tidur, vaginanya merangkak di lantai rumah untuk mencari makanan.

Suatu hari, vagina itu mennceburkan diri ke dalam panci bubur dengan berisik sehingga membangunkan seorang pria. Ia ke luar rumah dengan memegang obor unutk mencari apa yang membuat keributan.

Ketika ia mengintip ke dalam panci bubur, ia membawa obor itu terlalu dekat sehingga tak sengaja menghanguskan vagina milik Tukwi yang kemudian terbirit-birit pulang ke rumah.

Keesokan harinya, Tukwi memanggil semua wanita di kota itu dan bercerita, "Kalian semua kaum wanita, jangan biarkan kelamin kalian berkeliaran. Jika berkeliaran, mereka bisa terbakar seperti milik saya."

Menurut cerita tersebut, itulah alasan mengapa sekarang ini kelamin wanita tidak lagi berkeliaran.

7 dari 9 halaman

6. Bulan Mengejar Matahari

(Sumber iStock via listverse.com)

Matahari dan Bulan, menurut hikayat bangsa Inuit di Tanah Hijau, adalah kakak-adik lelaki dan perempuan. Ketika masih kecil, mereka hidup dan bermain bersama dengan riang.

Tapi, saat memasuki pubertas, terjadi perubahan karena Bulan secara seksual menyerang Matahari. Matahari melarikan diri dari Bulan, lalu menuju angkasa.

Tapi Bulan mengejarnya terus hingga sekarang. Bulan bersikukuh mengejar hingga lupa makan. Ia sampai kelaparan dan menjadi lebih kurus, sehingga terciptalah fase-fase Bulan.

Dengan demikian, ketika kita melihat ke langit dan mengamati pergerakan Matahari dan Bulan, itu adalah korban yang sedang melarikan diri dari pemangsa seksual yang pantang menyerah.

Bukan hanya itu. Setiap kali ada gerhana, itu berarti Bulan berhasil menangkap saudara perempuannya dan melakukan tindakan seksual.

8 dari 9 halaman

7. Legenda Inuvayla'u

(Sumber iStock via listverse.com)

Suku Kwabulo di Papua Nugini menceritakan kisah tentang Inuvayla'u yang "memiliki penis sepanjang ular."

Lebih aneh lagi, ketika penduduk desanya sedang pergi mencari ikan, Inuvayla’u akan menyembulkan penis itu melalui lubang di rumahnya untuk mencari wanita-wanita. Hal itu dilakukan pada siapapun, baik istri-istri saudara lelakinya, istri-istri para keponakannya, dan siapapun yang berhasil ditemukannya.

Suatu saat, kaum pria di desanya menjadi curiga. Mereka kemudian bersembunyi di luar gubuk Inuvayla'u dan mengamatinya. Pria itu menyodorkan kelaminnya ke luar dan menyerang istri saudara lelakinya. Kaum pria malah menunggu sejenak untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Menurut hikayat, para pria itu perlahan-lahan menjadi marah setelah Inuvayla'u menyerang semua wanita di desa. Ketika sudah menjadi muak, mereka mencoba menenggelamkan Inuvayla'u ke sungai.

Inuvayla'u berhasil selamat, tapi, karena kecewa, ia memotong kelaminnya dengan kapak. Kejadian itu sepertinya justru diperingati. Menurut hikayat, "Di ngarai koral berwarna putih, ada sebuah sungai. Itu adalah pengingat yang menunjukkan tempat di mana Inuvayla'u memotong kelaminnya."

9 dari 9 halaman

8. Hujan adalah Sperma Dewa

(Sumber iStock via listverse.com)

Suku Bamana di Afrika Barat percaya bahwa Bumi adalah sesosok dewi bernama lennaya dan langit adalah suaminya.

Kedengarannya seperti kepercayaan yang biasa-biasa saja, tapi ada implikasi yang tidak biasa bagi orang di luar suku Bamana.

Karena percaya Bumi sebagai sesosok dewi, mereka sangat khawatir menyakitinya. Menggali lubang, pada hakekatnya, adalah mencabik-cabik wajah sang dewi.

Tiap kali mereka ingin menanam benih, mereka harus meminta izin kepada sang dewi dan meminta maaf karena telah menyakitinya. Menurut suku Bamana, hujan adalah sperma dari Dewa Langit yang sedang membuahi istrinya.

Setiap turun hujan, itu berarti pada dewa sedang melakukan hubungan seks hingga berlepotan di rumah-rumah mereka. Tapi hal itu tidak membuat warga mencoba menghentikannya.

Suku Bamana pun melakukan arak-arakan dengan hiasan kepala dan berdoa untuk hasil panenan yang baik. Karena panen yang baik memerlukan hujan yang cukup, mereka meminta Dewa Langit untuk terus membuahi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.