Sukses

Dubes Rusia: Suriah Serang Markas Teroris Berisi Bom Beracun

Adanya bom beracun disebabkan serangan militer Suriah di sebuah gedung milik teroris yang menyimpan bom beracun.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin membantah keterlibatan negaranya dalam serangan udara yang diduga menembakan gas beracun ke wilayah Suriah. Kejadian itu menewaskan 70 orang.

Sebelumnya, Rusia dituduh ikut serta karena Negeri Beruang Merah merupakan sekutu utama Presiden Bashar Al-Assad. Diduga serangan udara ini dilakukan pasukan Pemerintah Suriah.

"Angkatan Udara Rusia tidak melakukan serangan di Suriah," ucap Galuzin di kediamannya pada Rabu 5 April 2017.

Terkait adanya gas beracun, mengutip dari keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, Galuzin mengatakan, hal itu terjadi akibat serangan udara Militer Suriah berhasil membombardir markas terorisme.

"Serangan udara Militer Suriah menghantam markas teroris di kota Khan Sheikhun. Di tempat tersebut menyimpan dan membuat bom yang mengandung gas beracun," sebut dia.

Didasari fakta tersebut, ia menegaskan, yang mempunyai senjata kimia adalah kelompok teroris. Bukan Pemerintah Suriah dibawah Al-Assad.

"Angkatan Udara Suriah tidak gunakan senjata kimia," kata dia.

Menurut kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk HAM yang mengutip sumber-sumber medis gas beracun ini  memicu banyak orang tersedak atau pingsan bahkan beberapa mengeluarkan busa dari mulut.

Namun kelompok tersebut tidak dapat mengonfirmasi jenis zat yang digunakan. Sementara itu, Damaskus telah berulang kali membantah menggunakan senjata berupa gas beracun.

Serangan senjata kimia tersebut terjadi pada Selasa, 4 April 2017, pagi hari waktu setempat.

Kantor berita Barat menduga serangan itu didalangi oleh militer Suriah serta Rusia sebagai koalisi Presiden Bashar al-Assad.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, justru menyalahkan rezim Barack Obama yang dianggap lemah dan tidak mampu memberikan resolusi konflik di Suriah.

"Serangan yang menimbulkan korban tidak bersalah ini sangat mengguncang dunia...Obama sempat mengatakan akan menghapuskan penggunaan senjata kimia dalam konflik di Suriah. Namun, lihat, ia tak melakukan apa-apa," ujar Donald Trump.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson juga ikut mengomentari serangan ini.

"Jika terbukti rezim al-Assad sebagai dalang serangan, sungguh, mereka telah melakukan sebuah kejahatan perang," kata Johnson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.