Sukses

Rusia Siap Hukum Pelaku Teror St Petersburg Tanpa Pandang Bulu

Dubes Rusia untuk Indonesia memastikan para pelaku teror akan menerima ganjaran.

Liputan6.com, Jakarta Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menunjukan kesedihannya atas insiden yang terjadi di St Petersburg. Aksi bom bunuh diri di kota tersebut menewaskan belasan orang warga sipil.

Galuzin menyatakan mengecam insiden ini. Meski demikian, kejadian tersebut tidak akan membuat takut masyarakat negaranya takut.

"Masyarakat Rusia mereka bersatu dibalik ide besar bahwa kita bisa bahu membahu untuk melawan teroris," ucap Galuzin di kediamannya, Rabu 5 April 2017. 

Dia memastikan, siapa pun pelaku harus berhadapan dengan hukum. Pasalnya, insiden ini telah menyebabkan nyawa warga sipil melayang.

"Kita berkomitmen otak pelaku harus diadili tanpa panda bulu latar belakangnya apa," papar dia.

Selain itu, Galuzin memuji sikap para pemimpin dunia atas serangan ini. Dirinya menjabarkan, sesaat setelah kejadian Presiden Vladimir Putin banyak menerima pesan dan ungkapan bela sungkawa.

Ucapan tersebut datang dari pemimpin-pemimpin seperti Presiden AS Donald Trump, Presiden Prancis Francois Hollande, Kanselir Jerman Angela Merkel, Persiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan banyak lagi.

Menurutnya, hal-hal tersebut telah menunjukan kekuatan dunia yang sebenarnya. Bahwa teroris harus dibasmi bersama-sama bukan sendirian.

"Ini menunjukan niat negara-negara dunia punya komitmen untuk memerangi terorisme," papar dia.

Tersangka pengeboman stasiun kereta bawah tanah di Saint Petersburg, Rusia, telah teridentifikasi.

Menurut pejabat senior intelijen Kyrgyztan, Rahat Sulaimanov, tersangka bernama Akbarjon Djalilov. Ia adalah pemuda kelahiran Kyrgyztan berkewarganegaraan Rusia berusia 20-an tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.