Sukses

Remix Azan Jadi House Music, Kelab Malam Tunisia Ditutup

Dalam rekaman video yang beredar, terdengar lantunan azan bercampur irama beat cepat lainnya di kelab malam itu.

Liputan6.com, Tunis - Pemerintah Tunisia menutup sebuah kelab malam dan memulai investigasi ke tempat hiburan itu. Tindakan diambil setelah sebuah video viral memperlihatkan disc jockey (DJ) memainkan lagu berupa remix azan yang dijadikan house music.

Rekaman video itu diunggah pada Minggu lalu oleh Orbit Festival yang menyelenggarakan sebuah pesta di kelab malam yang terletak di timur kota Nabeul. Akibatnya, media sosial di Tunisia heboh. 

Orbit Festival adalah event organizer yang membuat pesta di kelab malam itu dengan membawa dua DJ dari Eropa.

Gubernur Nabeul, Mnaouar Ouertani, mengatakan, "Kelab malam itu ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut." Demikian seperti diilansir dari BBC, Selasa (4/4/2017).

Rekaman memperlihatkan para tamu yang hadir dalam sebuah pesta pada Jumat malam. Dua DJ asal Eropa memandu lagu house music malam itu.

Dalam rekaman video terdengar lantunan azan bercampur dengan irama beat cepat lainnya.

"Setelah melihat video itu, kami memutuskan untuk menutup kelab malam tersebut," kata Gubernur Ouertani. Ia mengatakan manajer kelab telah ditahan karena melanggar peraturan moral dan umum.

"Kami tidak memperbolehkan siapa pun menghujat ajaran agama yang disucikan," lanjut Ouertani.

Terkait insiden itu, pada Senin, 3 April 2017, Orbit Festival meminta maaf karena telah mengunggah video pesta tersebut dalam laman Facebooknya. Namun, mereka menolak bertanggung jawab karena telah memainkan musik yang dinilai ofensif.

"DJ kami tidak sadar musik remix tersebut akan menyerang para pendengar di negara Muslim seperti kami," tulis pernyataan mereka dalam Facebooknya.

Dax J, DJ yang memainkan musik bercampur lantunan azan belakangan meminta maaf.

"Dengan penuh rendah hati, saya minta maaf bagi siapa pun yang tersinggung dengan musik yang saya mainkan di Orbit Festival di Tunisia pada Jumat lalu," kata Dax J.

"Hal itu bukanlah maksud saya untuk menghina atau membuat marah orang lain," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini