Sukses

Jepang Sukses Lakukan Cangkok Sel Antar-Manusia

Seorang pria Jepang berusia 60 tahun jadi manusia pertama yang menerima cangkok sel terprogram dari manusia lain.

Liputan6.com, Tokyo - Seorang pria asal Jepang berusia 60 tahun menjadi manusia pertama yang menerima transplantasi sel menggunakan program 'sel induk pluripoten diinduksi' atau Induced Pluriprotein Stem Cells (iPS) yang didonorkan oleh manusia dewasa lain.

Keberhasilan proses transplantasi ini membuka peluang baru dalam perkembangan metode cangkok sel dalam bidang pengobatan, seperti yang dilaporkan International Business Times pada 4 Februari 2017. 

Metode iPS dikembangkan dengan memindahkan dan memprogram ulang sel matang milik pendonor menjadi kondisi embrio, dikalibrasi ulang, dan menempatkannya ke dalam tubuh manusia penerima donor. 

Pada prosedur yang dilakukan Februari 2017 lalu itu, sel kulit pendonor yang sehat dikalibrasi ulang menjadi tipe sel retina yang kemudian ditransplantasi ke retina penerima donor yang mengalami degenerasi akibat pertambahan usia. Melalui proses transplantasi itu, sel baru milik pendonor yang telah diprogram ulang menggunakan metode iPS diharapkan mampu menghambat atau bahkan menghentikan proses degenerasi sel milik penerima donor.

Percobaan dengan metode iPS serupa juga pernah dilakukan pada tahun 2014. Seorang perempuan Jepang menerima cangkok sel kulit untuk retina matanya menggunakan metode iPS.

Namun, yang membedakan percobaan tahun 2014 dengan tahun 2017 ini adalah, si perempuan Jepang pada percobaan tahun 2014 itu menerima cangkok dari sel kultinya sendiri. Berbeda dengan pria Jepang pada percobaan tahun 2017 yang menerima cangkok sel dari individu lain.

Keberhasilan percobaan tahun 2017 ini bukan tanpa akibat. Menurut ilmuwan, percobaan tahun 2017 itu meningkatkan rosiko kegagalan dan penolakan genetik saat sel induk menerima sel milik individu lain. Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Jepang masih terus mendukung sepenuhnya program ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.