Sukses

Ini 5 Ular Berbisa Paling Mematikan di Dunia

Berikut 5 ular yang bisanya paling mematikan di dunia. Bahkan, dua di antaranya dapat ditemukan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pada pekan lalu dunia sempat dihebohkan dengan penemuan jasad seorang pria di perut ular piton. Sebelumnya, petani asal Sulawesi Barat bernama Akbar itu dilaporkan hilang.

Meski bukan tergolong ular berbisa, namun piton dikenal dengan lilitan mematikan untuk membunuh mangsa. Semakin panjang ukurannya, maka akan semakin kuat daya lilitan piton terhadap mangsanya.

Tak hanya dengan lilitan, untuk membunuh mangsa atau mempertahankan diri, sejumlah ular mengandalkan bisanya. Bahkan beberapa di antaranya memiliki racun yang sangat mematikan.

Ular paling berbisa di dunia, bahkan mampu membunuh 1.000 manusia hanya dengan beberapa miligram bisanya. Dikutip dari Listverse, Minggu (2/3/2017), berikut 5 ular paling berbisa, beberapa di antaranya dapat ditemui di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Ular Taipan

Ular Taipan Pesisir (Wikipedia/AllenMcC)

Bisa ular asal Australia tersebut mampu membunuh hingga 12.000 ekor guinea pigs. Racunnya mampu membekukan darah korban dan menghambat pembuluh arteri dan vena.

Hingga kini belum ada orang yang dikabarkan selamat setelah digigit oleh Taipan. Kematian akibat gigitan ular tersebut dapat terjadi dalam kurun satu jam. Bahkan setelah korban ditolong menggunakan antivenin, sebagian besar dari mereka harus menjalani perawatan intensif dalam waktu lama.

3 dari 6 halaman

2. Ular Ari atau Blue Krait

Ular Blue Krait (Wikipedia/Jayendra Chiplunkar)

Ular mematikan dengan nama ilmiah Bungarus caeruleus dapat ditemukan di seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sebanyak 50 persen gigitan Blue Krait mematikan. Ular tersebut bahkan memangsa sesamanya.

Binatang melata yang aktif pada saat malam hari tersebut, bisanya 16 kali lebih mematikan dibanding Kobra. Ular tersebut dengan cepat menyebabkan kelumpuhan otot dan menghambat kinerja saraf.

Tingkat kematian akibat gigitan Blue Krait mencapai 85 persen. Kematian biasanya terjadi dalam jangka 6 hingga 12 jam setelah korban mendapat gigitan.

4 dari 6 halaman

3. Ular Cokelat Timur atau Eastern Brown Snake

Eastern Brown Snake (Wikipedia/Poyt448)

Hanya dengan 0,007 gram bisa ular dengan nama ilmiah Pseudonaja textilis tersebut, dapat membunuh seorang manusia dewasa. Ular Australia itu dapat bergerak dengan cepat dan merupakan penyerang agresif dalam kondisi tertentu.

Bahkan, eastern brown snake yang masih remaja dapat membunuh manusia. Racunnya mengandung neurotoksin dan koagulan darah.

Untungnya, kurang dari setengah gigitannya yang mengandung racun dan mereka lebih memilih untuk tak menggigit jika tak terancam. Saat Anda bertemu dengan ular itu lebih baik diam, karena ia hanya bereaksi jika terdapat gerakan.

5 dari 6 halaman

4. Ular Taipan Pedalaman atau Inland Taipan

Ular Taipan Pedalaman (Wikipedia/XLerate)

Ular dengan nama ilmiah Oxyuranus microlepidotus merupakan ular paling berbisa yang ada di daratan. Satu gigitan yang mengandung bisa sebanyak 110 mg dapat membunuh sekitar 100 orang atau 250.000 tikus.

Bisa ular Taipan 50 kali lebih beracun dari Kobra pada umumnya. Namun, hewan tersebut bukan merupakan jenis yang agresif dan jarang ditemui oleh manusia di alam liar.

Hingga kini tidak ada laporan adanya korban serangan ular taipan pedalaman. Meski seseorang yang terkena gigitan hewan itu dapat meninggal dalam 45 menit.

6 dari 6 halaman

5. Ular Laut Belcher

Ular Laut Belcher (Global Biodiversity Information Facility)

Hewan dengan nama ilmiah Hydrophis belcheri merupakan ular paling berbisa di dunia. Hanya beberapa miligram bisa, mampu mampu membunuh hingga 1.000 orang.

Untungnya, kurang dari satu per empat gigitannya mengandung racun dan mereka relatif jinak.

Nelayan biasanya menjadi korban gigitan ular tersebut dan sering terjadi ketika mereka menarik jaring dari laut. Hewan melata itu dapat ditemukan di seluruh perairan Asia Tenggara dan Australia Utara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini