Sukses

Eks Staf Trump Mau Bersaksi soal Dugaan Intervensi Rusia, Asal...

Flynn merupakan mantan penasihat keamanan nasional Trump. Ia dipecat pada Februari lalu setelah dianggap membohongi Gedung Putih.

Liputan6.com, Washington, DC - Michael Flynn, mantan penasihat keamanan nasional Donald Trump, bersedia bersaksi di sidang dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika Serikat (AS). Sebagai imbalannya, ia meminta imunitas dari semua dakwaan yang mungkin akan menjeratnya di kemudian hari.

Pengacara Flynn menyatakan, kliennya "punya keterangan untuk diungkapkan". Namun pihaknya perlu berjaga-jaga atas "penuntutan yang tidak adil".

Flynn dipecat pada Februari lalu setelah dituduh memberikan informasi menyesatkan kepada Gedung Putih terkait dengan percakapannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak. Perbincangan keduanya terjadi sebelum Trump resmi dilantik.

Keterlibatan Rusia dalam pilpres AS saat ini tengah diselidiki oleh FBI, DPR, dan Komite Intelijen Senat.

"Jenderal Flynn punya cerita untuk diutarakan dan dia sangat ingin mengungkapkannya. Namun keadaannya harus memungkinkan," ujar kuasa hukum Flynn, Robert Kelner, seperti dilansir BBC, Jumat, (31/3/2017).

Namun Kelner tidak mengomentari diskusinya dengan panel Kongres terkait penyelidikan atas klaim, Moskow berusaha membantu kemenangan Trump dalam pilpres.

Menurutnya, media sudah dibanjiri dengan "tuduhan tak berdasar, klaim pengkhianatan yang keterlaluan, dan sindiran setan".

Dalam sidang Komite Intelijen Senat pada Kamis waktu Washington, seorang politikus Demokrat Mark Warner mengatakan, Rusia mungkin telah menggunakan teknologi untuk menyebarkan informasi yang salah, termasuk berita palsu bagi pemilih di sejumlah negara kunci, seperti Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania.

Namun Ketua Panel Richard Burr yang berasal dari Partai Republik mengatakan, "Kita semua adalah target dari musuh yang canggih dan memiliki kemampuan".

Dalam kesempatan yang sama, Burr mengonfirmasi kemungkinan untuk menginterogasi Flynn. Meski demikian ia tidak menyebut kapan persisnya.

Trump, hingga saat ini belum mampu lepas dari tuduhan bahwa anggota tim kampanyenya berkolusi dengan pejabat Rusia selama masa pemilu. Ia konsisten menyebut isu tersebut sebagai 'berita palsu'.

Moskow juga berulang kali membantah kabar itu. Teranyar, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis kemarin menyebut, tuduhan intervensi atas pilpres AS sebagai "omong kosong" dan "tidak bertanggung jawab".

Flynn sendiri awalnya membantah telah membahas sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Rusia dengan Dubes Kislyak. Namun ia mundur dibawah tekanan setelah muncul bukti berupa percakapannya via telepon dan laporan Departemen Kehakiman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini