Sukses

Pegawai Deplu AS Diduga Miliki Kontak Rahasia dengan Intel China

Menurut tuntutan federal pegawai Deplu AS itu menerima transfer uang sebesar puluhan ribu dolar ke rekeningnya dan hadiah.

Liputan6.com, Washington, DC - Seorang pekerja veteran di Departemen Luar Negeri AS yang memiliki akses ke informasi sensitif dituduh telah memiliki hubungan khusus dengan intelijen China.

Tudingan itu diungkapkan oleh Depertemen Kehakiman AS. Dalam surat dakwaan, diplomat Candace Marie Clairborne menerima puluhan ribu dolar sebagai hadiah.

Pegawai Deplu AS itu dituduh menghalangi sebuah penyelidikan resmi dan membuat pernyataan palsu kepada FBI.

Dikutip dari BBC, Kamis (30/3/2017), pegawai berusia 60 tahun itu ditangkap pada Selasa 28 Maret 2017. Dan di depan pengadilan Clairborne mengaku tak bersalah.

Clairborne memulai kariernya di deplu AS pada 1999. Ia bekerja di sejumlah misi asing termasuk Irak, Sudan dan China.

Ia memiliki akses ke keamanan rahasia tingkat tinggi dan wajib melaporkan tiap ada kontak jika menemukan seseorang berhubungan dengan pihak intelijen asing.

"Clairborne dianggap tidak melaporkan kontak yang berulang oleh dua agen intelijen dari People's Republic of China (PRC) padahal dua agen itu menyediakan puluhan ribu dolar dalam bentuk hadiah dan keuntungan kepada Clairborne dan keluarganya selama lima tahun," kata pernyataan Departeman Kehakiman Amerika Serikat.

Menurut tuntutan federal antara Oktober 2014 dan Agustus 2016 Clairborne menerima transfer uang sebesar puluhan ribu dolar ke rekeningnya dan sejumlah hadiah seperti elektronik, uang perjalanan gratis untuk belajar di sekolah fesyen di China untuk perannya memberikan "data sensitif diplomatik", termasuk analisis AS untuk Tiongkok.

"Candace Claiborne dituduh melanggar sumpah jabatan sebagai pegawai Departemen Luar Negeri, yang dipercayakan kepadanya untuk memegang informasi Top Secret," kata Andrew W. Vale, asisten direktur FBI di Washington, menurut siaran pers yang didapat oleh reporter Evan Rosenfeld dari NBC.

Claiborne tampil perdana di pengadilan distrik AS untuk Distrik Columbia, pada Rabu. Sebuah sidang pendahuluan ditetapkan pada 18 April.

Hukuman penjara maksimum yang ia hadapi adalah bui 25 tahun.

Deplu AS belum mengomentari kasus ini. Kasus ini muncul menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada pekan mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini