Sukses

Sempat Dinyatakan Hilang, 2 Staf PBB Ditemukan Tak Bernyawa

Sharp dan Catalan merupakan anggota kelompok ahli PBB di Kongo yang bertugas menyelidiki pelanggaran HAM skala besar di negara itu.

Liputan6.com, Kinshasa - Dua staf PBB yang dikabarkan hilang di Republik Demokratik Kongo pada awal Maret ini ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, pasukan perdamaian PBB menemukan jasad, Michael Sharp yang merupakan seorang warga negara Amerika Serikat dan Zaida Catalan asal Swedia di luar kota Kananga. Demikian seperti dilansir CNN, Rabu, (29/3/2017).

Sharp dan Catalan merupakan anggota kelompok ahli PBB di Kongo yang tengah menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia skala besar di negara tersebut.

Menurut kelompok Human Right Watch (HRW), terdapat empat warga Kongo yang yang juga dinyatakan hilang bersamaan dengan Sharp dan Catalan. Di antaranya, penerjemah Betu Tshintela, sopir Isaac Kabuayi dan dua pengendara sepeda motor yang belum teridentifikasi.

Pada 13 Maret, pemerintah Kongo mengumumkan bahwa staf PBB tersebut "telah jatuh ke tangan kelompok tak dikenal", namun tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait hal tersebut.

Sementara itu, ayah Sharp mengekspresikan kesedihannya melalui Facebook usai mendengar kabar bahwa putranya yang dinyatakan hilang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

"Malam ini tak ada yang bisa saya ucapkan selain terima kasih atas seluruh dukungan dan doa Anda. Mungkin ungkapan lainnya akan disampaikan nanti...," tulis pria bernama John Sharp tersebut.

Sehari sebelumnya, John memosting bahwa ia telah diberitahu terkait penemuan dua jasad tersebut.

Dalam pernyataanya, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan, "Sharp dan Catalan kehilangan nyawa dalam upaya untuk memahami penyebab konflik dan ketidakamanan di Kongo demi membantu menghadirkan perdamaian bagi negara dan rakyat di sana,".

PBB akan meluncurkan investigasi atas penyebab kematian dua stafnya tersebut, dan mendesak pemerintah Kongo untuk melakukan hal serupa.

"Upaya untuk menemukan empat warga Kongo yang hilang juga harus dilanjutkan," sebut Sekjen PBB.

Terkait penemuan jasad Sharp dan Catalan ini, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengucapkan belasungkawa kepada pihak keluarga.

"Selalu sulit kehilangan warga Amerika pemberani yang berdedikasi atas pekerjaannya. Sharp bekerja di garis depan pekerjaannya setiap hari: menemukan persoalan dan menyelesaikannya," ujar Haley.

Ida Sawyer, Direktur Afrika Tengah di HRW mengatakan, hilangnya staf PBB tersebut mencerminkan gambaran yang lebih besar atas kekerasan yang terjadi di wilayah Kasai di Kongo.

"Dewan HAM harus membentuk komisi penyelidikan terkait pelanggaran di wilayah tersebut sesegera mungkin. Upaya terpadu sangat dibutuhkan untuk mengatasi situasi yang semakin mengkhawatirkan," tegas Sawyer.

Sebelumnya, 17 orang dilaporkan tewas akibat ketegangan pemilu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.