Sukses

Pasukan Koalisi AS Rebut Bandara Tabqa di Suriah dari ISIS

Liputan6.com, Tabqa - Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces-SDF) yang didukung AS, merebut bandara militer Tabqa di kota Raqqa, Suriah, dari ISIS. Lokasi bandar udara tersebut dekat dengan bendungan air terbesar Suriah yang rentan ambruk.

Pertempuran itu merupakan kemenangan pertama kelompok itu sejak minggu lalu ketika AS membantu menerjunkan pasukan militer di belakang garis pertahanan ISIS.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin etnis Kurdi mengumumkan pada Minggu 26 Maret 2017 waktu setempat, mereka telah merebut Bandara Tabqa, 4,5 Km dari barat Kota Raqqa, ibukota de facto ISIS di Suriah.

Bandara Tabqa sempat direbut dan dikuasasi oleh ISIS sejak Agustus 2014 lalu. Bandara itu terkenal dengan peristiwa pembantaian 200 tentara pemerintah Suriah yang dilakukan, direkam dengan video, dan disebarluaskan melalui media sosial oleh ISIS.

Pasukan SDF juga bertempur untuk merebut bendungan air di Tabqa dari ISIS, yang sejak Minggu lalu tak beroperasi sejak sumber tenaga bendungan rusak.

Awal minggu ini, militer AS juga menerjunkan pasukan SDF di belakang garis pertahanan pasukan ISIS untuk melancarkan serangan di Tabqa. Operasi tersebut berhasil menempatkan pasukan SDF di salah satu gerbang masuk bendungan air di Tabqa.

Sebelum serangan dilancarkan, kota Raqqa dikepung pasukan SDF yang diterjunkan sekitar 10 Km dari utara kota.

Syrian Observatory for Human Rights (SOHR)--organisasi HAM pemerhati Suriah asal Inggris--turut melaporkan serangan yang dilancarkan SDF.

Sementara itu, sempat ada laporan simpang siur mengenai warga sipil yang mulai melakukan evakuasi keluar dari Raqqa sejak serangan tersebut terjadi.

Pasukan ISIS mengungkapkan, serangan udara pasukan koalisi AS merusak gerbang bendungan yang menyebabkan air dibaliknya meninggi. Sementara itu, Kelompok aktivis Raqqa is Being Slaugtered Silently (RBSS) melaporkan bahwa ISIS memerintahkan penduduk Raqqa untuk melakukan evakuasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bendungan Dikhawatirkan Ambruk

Direktur General Authority of Euphrates Dam dari pemerintah Suriah--yang sebelumnya menangani proyek pembangunan bendungan di Tabqa--menyalahkan serangan pihak koalisi AS yang menyebabkan kerusakan sistem kontrol internal bendungan dan membuatnya tak dapat beroperasi. Ia juga menghimbau adanya peningkatan risiko ambruk dan banjir di kemudian hari.

"Dua hari lalu, sebelum diserang oleh koalisi AS, bendungan tersebut bekerja baik. Sekarang (sejak serangan) ada kemungkinan bendungan tersebut akan ambruk dan menyebabkan banjir bandang", ujar Nejm Saleh seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (27/3/17).

Juru bicara SDF membantah bahwa serangan pasukan koalisi mengenai struktur bangunan bendungan. Ia mengatakan, serangan udara tersebut justru mencegah kerusakan pada bendungan dan ditargetkan kepada pasukan ISIS agar menghambat upaya mereka untuk merebut bendungan.

"Perebutan bendungan dilakukan secara perlahan dan hati-hati, sehingga prosesnya membutuhkan waktu," ujar Talal Silo seperti yang dikutip Al Jazeera.

Ia juga menambahkan bahwa pasukan ISIS memanfaatkan struktur bangunan bendungan untuk bersembunyi, yang mengetahui bahwa pasukan koalisi tidak akan menyerangnya karena khawatir dapat merusaknya.

Kelompok SOHR mengatakan bahwa mereka turut mengonfirmasi bahwa bendungan air telah berhenti berfungsi. Namun pasukan ISIS tetap berada di sana dan mengoperasikan sistem fungsi bangunan dan turbin bendungan.

Bendungan Tabqa. (Wikipedia/Mohamed7799)

Sementara itu, pasukan koalisi AS mengontrol saluran utara bendungan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi tekanan bendungan, ujar salah satu juru bicara SDF kepada Associated Press seperti yang dikutip Al Jazeera.

Juru bicara SDF juga menegaskan bahwa menurut sepengetahuannya, struktur bangunan bendungan belum rusak. Ia juga menegaskan bahwa serangan udara tidak ditargetkan pada bendungan.

Berbeda dengan keterangan yang diberikan kelompok aktivis dan media lokal Raqqa 24, kelompok SOHR mengungkapkan bahwa belum ada penduduk kota Raqqa yang melakukan evakuasi.

Raqqa 24 mengatakan, teknisi yang direkrut oleh ISIS telah memulihkan sumber tenaga dan gerbang bendungan. Raqqa 24 mengatakan bahwa bendungan telah kembali beroperasi.

Laporan mengenai peristiwa tersebut muncul ketika pimpinan kelompok oposisi Suriah menghubungi pasukan koalisi AS untuk menghentikan serangan yang ditargetkan pada wilayah pemukiman dan sekitar Raqqa.

Koalisi Nasional Suriah (Syrian National Coalition-SNC) menyatakan, mereka semakin khawatir dengan timbulnya korban sipil pada situasi tersebut. Saat ini, SNC turut terlibat dalam proses mediasi yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss.

Pihak SNC mengatakan, mereka yakin serangan udara pihak koalisi AS sebagai dalang tewasnya 30 warga sipil yang mengungsi di sebuah sekolah di pinggiran kota Raqqa pada 21 Maret 2017 lalu.

Pihak koalisi AS menyatakan masih menyelidiki laporan tersebut.

Kelompok SOHR mengatakan bahwa serangan udara pihak koalisi AS telah menewaskan 89 warga sipil selama seminggu terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini