Sukses

Cegah Jamuran pada Makanan, Ilmuwan Gunakan Arus Listrik

Liputan6.com, Perth - Ilmuwan Australia ini menemukan cara untuk menghentikan pertumbuhan jamur pada bahan makanan. Jadi, Anda tak perlu membuang makanan lagi karena sudah jamuran.

Adalah Dr Kirsty Bayliss dari Murdoch University di Perth, yang menggunakan plasma dan arus listrik untuk menghentikan jamur pada makanan segar, roti, daging, biji-bijian, dan bahkan produk seperti susu dan keju.

Teknologi -- yang sudah banyak digunakan dalam pengobatan dan kedokteran gigi -- bekerja dengan memproduksi plasma yang dihasilkan oleh muatan listrik, dialirkan melalui dua elektroda menggunakan udara di sekitar kita.

Hal ini kemudian menghasilkan api plasma yang dikenakan pada makanan.

"Plasma tersebut mengenai permukaan makanan, dan apa yang Anda lakukan dengan memperlakukan demikian adalah membunuh spora jamur di permukaan sehingga mereka tidak dapat menginfeksi buah," kata Dr Bayliss kepada ABC yang dikutip Sabtu (24/3/2017).

"Tampaknya seperti merangsang respon resistensi dalam buah, sehingga benar-benar membela diri terhadap infeksi. Sangat cerdik dan bebas bahan kimia," jelasnya.

Dr Bayliss mengatakan teknologi tersebut dapat mengurangi limbah makanan. Saat ini lebih dari 30 persen bahan makanan yang dibeli di Australia berakhir di tempat sampah.

"Kami telah mengujinya pada alpukat. Semua orang tahu seperti apa itu membeli alpukat, berubah coklat dan berakhir di tempat sampah karena terlihat sudah tidak baik lagi," katanya.

"Itu pemborosan makanan, orang tidak menyukainya. Beberapa jamur menghasilkan senyawa beracun yang buruk bagi kesehatan kita," jelasnya.

"Pemborosan makanan berkontribusi pada kerawanan pangan. Negara maju seperti Amerika Serikat atau Eropa membuang sekitar 100 kilogram makanan per orang setiap tahun," jelas Dr Bayliss.

"Jika kita bisa mengurangi seperempat saja pemborosan makanan, maka kita bisa memberi makan bagi 870 juta orang," tambahnya.

Teknologi ini cukup murah untuk dibuat.

"Banyak orang bahkan membuat perangkatnya sendiri. Namun ada berbagai jenis plasma dan kami telah berhasil menemukan plasma yang terbaik," tuturnya.

Para peneliti ini membawa penelitian mereka ke San Francisco untuk menawarkannya ke industri dan pilantropis, untuk meningkatkan kesehatan global. Temuan ini bahkan menarik minat dari NASA dalam membantu eksplorasi ruang angkasa mereka.

Dr Bayliss mengatakan teknologi itu juga membunuh bakteri yang terkait dengan penyakit yang disebabkan makanan, seperti salmonella dan listeria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.