Sukses

Polisi Kuak Identitas Pelaku Teror London, Serdadu ISIS?

Sehari setelah insiden teror London pada Rabu 22 Maret 2017, Kepolisian Inggris mengumumkan identitas pelaku.

Liputan6.com, London - Sehari setelah insiden teror London pada Rabu 22 Maret 2017, Kepolisian mengumumkan identitas pelaku serangan di Westminster Bridge dan Gedung Parlemen Inggris. Ia adalah Khalid Masood.

Pria kelahiran Kent itu ditembak mati usai menikam seorang anggota polisi menggunakan pisau panjang.

Pria 52 tahun tersebut diyakini tinggal di daerah West Mindlands.

Sebelumnya, ISIS mengaku bertanggung jawab atas kejadian yang merenggut tiga korban -- petugas polisi bernama Keith Palmer, Aysha Frade, dan turis asal AS Kurt Cochran. Kelompok teror itu mengklaim, pelaku adalah 'serdadunya'.

Meski pelaku tak bisa lagi diinterogasi, polisi telah menangkap delapan orang, tiga perempuan dan lima pria, di London dan Birmingham. Mereka diduga merencanakan aksi terorisme pascainsiden di area Westminster.

Diduga Pelaku Teror London (Stefan Rousseau/PA via AP)

Kepolisian Inggris atau Metropolitan Police mengatakan, para detektifnya terus menelusuri beberapa alamat di Carmarthenshire, Birmingham, London timur, Brighton, dan London tenggara.

Masood mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, menabrak sejumlah pejalan kaki di Jembatan Westminster sebelum kendaraannya itu menabrak pagar.

Tim paramedis menangani korban serangan teror di dekat gedung Parlemen Inggris, London, Rabu (22/3). Setelah menabrak pejalan kaki, pelaku melaju ke depan gedung parlemen, kemudian keluar dan menikam salah satu polisi yang berjaga. (ITN via AP)

Ia kemudian keluar dari mobil, berlari ke arah halaman gedung parlemen, dengan bersenjatakan pisau. Pria itu menikam Palmer sebelum ditembak mati polisi lainnya.

Kepolisian London mengaku, tak ada data intelijen yang bisa menjelaskan niat Masood melakukan serangan teror.

Meski namanya tak ada dalam daftar penyelidikan aparat belakangan ini, ia punya rekam jejak pelanggaran hukum pada masa lalu, termasuk menyebabkan luka berat, kepemilikan senjata yang ofensif, dan pelanggaran ketertiban umum.

Ia tercatat kali pertama berurusan dengan hukum pada November 1983 terkait kasus pengrusakan. Sementara, kasus terakhirnya tercatat pada Desember 2003 terkait kepemilikan senjata tajam.

Masood belum dan tak akan pernah dihukum untuk kejahatan terorisme. Ia keburu tewas.

Perusahaan penyewaan mobil Enterprise mengatakan, kendaraan yang digunakan tersangka melakukan tindakan kejinya disewa dari depot di Spring Hill, Birmingham.

Berdasarkan informasi yang didapatkan BBC, ia menyewa Hyunday SUV secara pribadi. Masood mengaku berprofesi sebagai guru.

Hingga berita ini diturunkan belum jelas apakah pelaku teror London ada kaitannya dengan ISIS.

Identitas 3 Korban Tewas

Menteri Dalam Negeri Amber Rudd menyampaikan pesan pada mereka yang berkumpul dalam acara penyalaan lilin, sebagai bentuk penghormatan pada korban, di alun-alun di pusat kota London.

Isi pesannya: "Teroris tak akan menang."

"Kita semua saling terhubung. Dan hari ini kita menunjukkan bahwa dengan kebersamaan, dengan tetap pergi bekerja, menjalankan kehidupan sehari-hari -- teroris tak akan mengalahkan kita. Kita yang akan mengalahkan mereka," kata dia.

Sementara, dalam pertemuan di parlemen sehari setelah penyerangan, PM Inggris Theresa May memberikan penghormatan pada mendiang polisi yang gugur saat bertugas.

"Dia adalah seorang pahlawan dan jasanya tak akan pernah terlupakan."

Keith Palmer, polisi berpangkat Police Constable  yang meninggal dunia di halaman gedung parlemen adalah seorang ayah berusia 48 tahun.

Saat kejadian, anggota pasukan pelindung keparlemenan dan diplomatik itu dalam kondisi tak bersenjata. Sudah 15 5ahun Palmer mengabdi sebagai polisi.

Pihak keluarga dalam pernyataannya menyebut, korban selamanya akan dikenang sebagai 'ayah dan suami yang luar biasa.

"Dia akan sangat dirindukan. Kami mencintainya," demikian pernyataan pihak keluarga. "Keluarga dan sahabat sangat terguncang dan berduka. Mereka meminta diberikan kesempatan untuk mengatasi rasa duka dengan tenang."

Sebagai bentuk penghormatan, nomor yang melekat di bahu korban, 4157U tak akan diberikan lagi pada petugas lainnya.

Korban akibat ditabrak mobil dalam teror Inggris di Jembatan Westminster, London. (The Sun)

Sementara Aysha Frade bekerja di sebuah kampus di London. Sedangkan Kurt Cochran (54) yang berasal dari Utah, Amerika Serikat saat kejadian sedang mengunjungi London bersama sang istri Melissa -- yang kini dirawat di rumah sakit akibat luka serius.

Menurut pihak keluarga, pasangan Cochran sedang merayakan ulang tahun perkawinan ke-25 tahun dan berniat kembali ke AS pada Kamis.

Baik Frade dan Cochran meninggal dunia di Westminster Bridge.

Menurut data polisi, lima orang masih dalam kondisi krisis di rumah sakit, dua di antaranya mengalami cedera yang bisa mengancam jiwa.

Total ada 40 orang yang dirawat di tiga rumah sakit berbeda.

Di antara mereka yang terluka ada pasangan dari Rumania, Andrei Burnaz dan Andreea Cristea.

Kedutaan Rumania telah mengonfirmasi bahwa Cristea adalah perempuan yang dilaporkan jatuh dari Westminster Bridge selama serangan teror London.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.