Sukses

Astronom Ini Menduga Planet Mars Pernah Dihuni Peradaban Canggih

Percival Lowell dikenal akan teorinya yang menyebut kanal-kanal di Mars dibangun oleh peradaban canggih.

Liputan6.com, Flagstaff - Saat ini kita tinggal pada era ketika misteri astronomi terus diungkap. Setiap hari, penemuan-penemuan baru membawa kita lebih dekat dengan rahasia alam semesta, termasuk keberadaan makhluk di luar Bumi atau alien. 

Namun, teori tentang keberadaan makhluk hidup di luar Bumi bukan merupakan hal baru. Orang-orang selalu mengeksplorasi ide tersebut, terutama pada Era Victoria -- masa ketika Ratu Victoria memimpin Britania Raya yang berlangsung dari tahun 1837 hingga 1901.

Planet Mars selalu menjadi pusat perhatian tentang subyek tersebut. Bahkan saat ini, ilmuwan berpikir bahwa Planet Merah merupakan tempat yang dapat mendukung adanya kehidupan pada masa lalu.

Salah satu ilmuwan Era Victoria yang memiliki gagasan serupa adalah Percival Lowell. Lahir dari keluarga kaya dan berpengaruh di Boston, ia merupakan saudara laki-laki Abbot Lawrence (Presiden Harvard University pada 1909-1933) dan Amy Lowell (penyair Amerika).

Setelah lulus dari Harvard University dengan tanda kehormatan pada bidang matematika, Percival menyampaikan pidato mengenai hipotesis nebula. Ia menyebut Tata Surya terbentuk dari materi nebula.

Subyek tersebut merupakan hal yang dianggap sangat maju kala itu. Selama hidupnya, Lowell selalu tertarik pada ilmu alam, khususnya bidang astronomi.

Pada 1892, Lowell terpilih sebagai anggota American Academy of Arts and Sciences. Sejak 1893, ia benar-benar mengabdikan hidupnya untuk astronomi.

Percival Lowell mengamati Venus dari Lowell Observatory pada 1914 (Wikipedia)

Dengan kekayaannya, ia membangun Lowell Observatory di Flagstaff, Arizona, di ketinggian lebih dari 2.100 meter yang jauh dari polusi cahaya kota. Itu merupakan observatorium pertama yang sengaja ditempatkan di lokasi terpencil. Di sana, Lowell menghabiskan 23 tahun terakhir hidupnya untuk bekerja.

Dalam pengamatannya, Lowell memusatkan perhatiannya pada Mars. Obsesinya dengan Mars lahir setelah ia membaca buku "La planète Mars" karya Camille Flammarion.

Dikutip dati Vintage News, Selasa (21/3/2017), Lowell sangat tertarik dengan kanal-kanal di Mars ketika ia melihatnya dalam sebuah gambar yang dibuat oleh astronom Italia dan Direktur Milan Observatory, Giovanni Schiaparelli.

Lowell mempelajari Mars selama 15 tahun dan dalam prosesnya, ia membuat gambar rinci permukaan Mars sesuai dengan anggapannya. Lowell mengumpulkan penelitian dalam tiga buku, yakni Mars (1895), Mars and It's Canals (1906), dan Mars as the Abode of Life (1908).

Meski ilmuwan lain yang mengatakan bahwa tanda di Mars mengonfirmasi teori bahwa di Planet Merah dulunya pernah menjadi tempat kehidupan cerdas, Lowell merupakan orang pertama yang mempopulerkan gagasan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peradaban Canggih di Mars

Dalam analisisnya mengenai permukaan Mars, Lowell berbicara tentang fitur non-alami, di antaranya adalah kanal yang ia bagi menjadi tunggal dan ganda.

Lowell berteori, semua kanal di Mars merupakan karya peradaban maju pada saat putus asa. Ia berpikir, mereka membangun kanal untuk menekan kutub planet, sumber air terakhir, dan menyimpannya karena Mars saat itu mengalami kekeringan.

Ide tersebut sangat populer di kalangan masyarakat, tapi komunitas ilmiah tak begitu yakin dengan teori Lowell. Mereka yang melihat adanya kanal di Mars, tak meyakini bahwa jaringan kanal begitu besar.

Karya Lowell dan teori Marsnya menerima banyak kritik dari komunitas ilmiah. Untuk menyangkal klaim Lowell, pada 1909 teleskop di Obervatori Mount Wilson di California Selatan digunakan untuk mengamati fitur yang Lowell bicarakan.

Kemampuan teleskop yang lebih kuat dibanding dengan yang dimiliki Lowell, mengungkap bahwa beberapa fitur geologi termasuk kanal kemungkinan terbentuk karena erosi alam.

Pada akhirnya keyakinan Lowell atas adanya fitur buatan di Mars menghancurkan karirnya. Hal tersebut dan meletusnya Perang Dunia I memperburuk kesehatannya.

Sebagai seseorang yang cinta damai, ia merasa hancur oleh perang dan ketidakmampuannya untuk membuktikan teorinya. Meski demikian, Lowell disebut sebagai salah satu ilmuwan berpengaruh sebelum Carl Sagan.

Tak lama kemudian, Lowell menderita stroke fatal dan meninggal pada 12 November 1916 di usinya yang ke-61 tahun. Ia dimakamkan di dekat Observatoriumnya di sebuah tempat yang bernama Mars Hill.

"Fitur non-alami" Mars yang diklaim Lowell, dibantah misi Mariner milik NASA yang menangkap gambar permukaan Planet Merah dengan lebih baik pada 1960. Mariner mengungkap, kanal di Mars hanyalah ilusi optik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.