Sukses

Malaysia Dibantu Jepang dalam Selidiki Pembunuhan Kim Jong-nam?

Sejumlah negara seperti Jepang, AS dan beberapa lainnya dikabarkan ambil bagian dalam penyelidikan kematian Kim Jong-nam.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Jepang dikabarkan telah memberikan sidik jari dan informasi lainnya terkait dengan Kim Jong-nam demi membantu otoritas Malaysia menyelidiki pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un itu.

Sidik jari Jong-nam diperoleh ketika petugas imigrasi Jepang menahan putra sulung Kim Jong-il tersebut pada tahun 2001 di Bandara Internasional Narita. Saat itu Jong-nam berusaha memasuki Negeri Sakura dengan paspor palsu. Demikian seperti Liputan6.com kutip dari The Star yang melansir dari Kyodo, Senin, (13/3/2017).

Saat ditahan, Kim Jong-nam mengaku ia ingin mengunjungi Disneyland Tokyo. Tidak hanya sidik jari, namun pemerintah Jepang juga menawarkan data karakteristik fisik Jong-nam termasuk mugshots-- foto yang diambil oleh tim kepolisian pada seseorang yang ditangkap.

Informasi-informasi tersebutlah yang diyakini telah membantu penyidik Malaysia mengonfirmasi identitas korban. Meski kasus pembunuhan kakak tiri Jong-un terjadi pada 13 Februari lalu, namun otoritas Negeri Jiran baru saja mengumumkan secara resmi bahwa pria tambun yang tewas di Bandara Internasional Kuala Lumpur itu adalah mantan "pewaris takhta" Korut.

Hingga saat ini pihak keluarga Jong-nam belum muncul di Malaysia untuk memberikan sampel DNA sebagai rangkaian dari proses identifikasi. Kyodo menyatakan bahwa konfirmasi Malaysia itu menandai bantuan Jepang dalam mengungkap misteri kematian Jong-nam.

Amerika Serikat dan sejumlah negara lain diyakini juga terlibat dalam penyelidikan atau membantu melindungi anggota keluarga Kim Jong-nam di tengah kekhawatiran mungkin saja mereka menjadi sasaran berikutnya. Namun Malaysia belum buka suara terkait hal ini.

Sejauh ini, Negeri Paman Sam dan sekutunya Korea Selatan konsisten menuding Korut mendalangi peracunan Jong-nam yang selama ini hidup di pengasingannya di Macau. Namun Pyongyang membantah tuduhan ini. Rezim Jong-un bersikeras bahwa korban tewas adalah Kim Chol--sesuai dengan identitas pada paspor--dan yang bersangkutan meninggal akibat serangan jantung.

Penyelidikan Malaysia mengungkap, Kim Jong-nam tewas akibat terpapar racun syaraf VX. Oleh PBB, racun ini digolongkan sebagai senjata pemusnah massal. Kesimpulan autopsi Kuala Lumpur ini disebut Pyongyang konspirasi menentang Korut dan ketegangan antara kedua negara ini mengarah pada pertikaian diplomatik yang terus menerus memburuk seiring dengan pengusiran dubes masing-masing hingga "penyanderaan" warga negara satu sama lain.

Kuala Lumpur saat ini tengah mengupayakan pembebasan sembilan warga Malaysia di Pyongyang. Mereka terdiri dari tiga diplomat dan enam anggota keluarganya. Sementara itu, PM Najib Razak menyerukan persatuan selama krisis ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.