Sukses

Asosiasi Rumah Sakit AS Tolak RUU Kesehatan Donald Trump

Partai Republik yang menguasai Senat dan Parlemen membuat RUU Kesehatan sesuai dengan janji Donald Trump.

Liputan6.com, Washington, DC - Saat masa kampanye pemilihan Presiden, Donald Trump berjanji akan mengganti Affordable Care Act 2010, atau yang lebih dikenal dengan Obamacare. Dan, benar. Dalam hitungan jam setelah dilantik jadi Orang Nomor Satu AS, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menyingkirkan kebijakan pendahulunya itu.

Obamacare dihadirkan Obama untuk memastikan agar jutaan warga AS mendapat layanan kesehatan yang layak dan terjangkau. Program ini diutamakan bagi mereka yang tidak dilindungi asuransi umum atau asuransi ketenagakerjaan. Sejauh ini, Obamacare telah memberikan asuransi kesehatan bagi 20 juta warga AS.

Kebijakan Obamacare dinilai berhasil menurunkan angka warga Negeri Paman Sam yang tidak memiliki asuransi dari 16 persen menjadi 8,9 persen pada 2010.

Obama mengklaim Obamacare sebagai prestasi terbesar sepanjang 8 tahun pemerintahannya. Namun bagi Partai Republik, Obamacare merupakan beban ekonomi. Mereka beranggapan pemerintah terlalu banyak menghabiskan anggaran.

Menyingkirkan Obamacare menjadi prioritas utama Partai Republik yang kini berkuasa baik di Senat maupun di DPR.

Setelah akhirnya merampungkan rancangan undang-undang kesehatan, Partai Republik menyebutnya American Health Care Act.

RUU itu kelar dirumuskan setelah Presiden Trump bertemu para anggota parlemen pada Rabu 8 Maret. Miliarder nyentrik itu mendukung tiap poin dalam rancangan uu tersebut. 

Namun, American Hospital Association (AHA) mengungkapkan ketakutan merekat tentang RUU itu, mengatakan orang miskin AS akan kehilangan asuransi.

"RUU kali membuat kelompok masyarakat yang paling rentan bakal kehilangan asuransi yang sudah mereka miliki," ujar asosiasi itu seperti dikutip dari BBC, Kamis (9/3/2017).

Presiden AHA, yang mewakili 5.000 rumah sakit dan jaringan kesehatan memberikan surat kepada Kongres bawah RUU tidak memberikan dana yang jelas yang membuat asosiasi khawatir kelompok masyarakat miskin rentan tak mendapat layanan kesehatan.

"Terutama masalah pengurangan dana Medicaid yang akan membuat kelompok masyarakat lemah akan semakin terpuruk karena tak mendapat layanan kesehatan," kata Presiden AHA, Rick Pollack dalam suratnya kepada Kongres.

Di surat terpisah, kelompok asosiasi dokter, atau American Medical Association juga meminta pihak Kongres memikirkan kembali rencana untuk mengurangi asuransi bagi warga miskin.

Sementara itu, AARP, asosiasi yang menangani lansia  juga menolak RUU itu. Di bawah skema RUU kesehatan ala Donald Trump program asuransi manula akan dihentikan.

Sementara, Ketua Parlemen AS, Paul Ryan memuji RUU sebagai 'keinginan para konservatif yang monumental'.

"Ini adalah mimpi kami," kata Ryan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini